Heroes Myspace Comments

Welcome to the Jungle

PRAPATAN SPS
Catatan Berkeliling Nusantara

Use of Claoxylon 0

adhyws | Minggu, Februari 09, 2020 | , , , , , , , , , , ,

Claoxylon has many uses in various sectors. As foods, Claoxylon leaves are edible. Martin and Ruberte (1979) noted that C. longifolium, C. oleraceum, and C. polot were edible. Claoxylon longifolium Miq. (Sundanese: ki lehat, Java: ketupuk, kuyam) is a shrub found in the western part of the Malay Archipelago, which its young stems can be burn as side dishes, steamed of Claoxylon leaves have a good taste (Haskarl 1845).  Young shoots of C. longifolium can be eaten raw and can be used as vegetables, known as ‘pucuk salak’ in Malaysia  (Ardiani 2012; Anuar 2013) and ‘Merutis’ in Sumbawa (Rahayu and Rustiami 2017). ‘Sepan’ young shoots of C. praetermissum in the Guhung village, Central Kalimantan were planted in the yard of the Dayak community to be served. ‘Sitampu’ (C. indicum) is widely planted in Malay because the leaves can be used to make vegetables (Heyne 1927), this information is confirmed by the same species of ‘Sitopu’ mention for Mandailing Natal people in South Tapanuli.  
Claoxylon indicum in the mountains of West Sumatra was used for feed fish in ponds (Heyne 1927). Both C. indicum and C. longifolium were used to feed Sumatran Elephants in Aceh (Zahrah 2016). Claoxylon kirkii leaves can be cooked as vegetables, ripe fruit is eaten raw and used as animal feed (Quatrochii 2012).
The inner bark and  leaves can be used in the health sector as a respiratory illness medicine. Sitampu (C. indicum) was used as a laxative by Malays (Heyne 1927). Traditionally in sub-ethnic Batak Simalungun, it  was used for supranatural disease: alogo-alogo (malnutirition), and traditional concoction: Tinuktuk tawar (‘mashed concoction’ to maintain stamina (Silalahi et al. 2014, Silalahi et al. 2019).  Ethnopharmaceutical studies in Mauritius indicated that Claoxylon is used to cure respiratory diseases. Leaves of C. glandulosum Boivin ex Baill. indicated to cure sinusitis (Suroowan and Mahmoodally 2015). Raw leaves or the fallen leaves of C. kirkii mixed with milk was eaten to expel tapeworms, treat epilepsy, and stomatch pain (Quatrochii 2012). Claoxylon is also effective in regulating blood sugar levels (Bachok et al. 2014). ‘Sepang’ (Claoxylon indicum) is also used for treating diabetes (Abdullah et al. 2012), eye pain medication, cough medicine (Bharati et al. 2015), anti-arthritis (Chen et al. 2017) in treating high blood pressure, while its roots positively contain secondary metabolites of terpenoids, flavonoids, and phenolics (Ciptadi 2013).
Almost of all Claoxylon  woods were not good for construction or building, and also not suitable for firewood (Hasskarl 1845). The use of Claoxylon wood for building was mentioned by Ardiani (2012) for C. longifolium which used as building material in Tahura R. Soeryo, possibly because of the increasingly scarce hardwood resources.

Source : Setiawan AW. 2019. Revision of Claoxylon in Lesser Sunda Islands. Postgraduate School IPB University. 

Claoxylon longifolium

Claoxylon longifolium dapat dimasak dengan lemak santan, di masak bersama ubi keledek atau labu biasanya sebagai masakan untuk berbuka puasa.isa dibuat botok

Kalau malas bisa dicelup air panas untuk dimakan dengan sambal belacan.

Claoxylon longifolium dikenal sebagai pokok Salang khususnya diperak. Biasanya dimasak lemak aau dibuat sayur manis. Sangat enak dimasak lemak putih campur ubi keledek, kalau mau lebih cantik bisa dipakai yang berwarna oranye. Bisa juga ditumis seperti sawi.

LEMAK PUTIH PUCUK UBI 
BAHAN-BAHANNYA :-) 2 cekak pucuk ubi 3 batang serai, dititik 1 genggam udang kering rendam 1 liter santan cair 400 ml pati santan Air jika perlu 1 biji bawang besar, hiris halus 3 ulas bawang putih, diketuk 1 biji cili merah, hiris Garam dan gula secukup rasa ARA MEMBUATNYA :-) Pucuk ubi diasingkan dari tangkainya, cuci, tos dan rebus hingga lembut, tos dan cuci bawah air paip. Perah dan potong kecil, masukkan ke dalam periuk. Udang kering ditoskan, kemudian tumbuk hancur tapi jangan lumat sangat. Masukkan ke dalam periuk berisi pucuk ubi tadi. Masukkan juga serai titik, bawang besar hiris dan bawang puith. Gaul rata dan tuang santan cair. Masak hingga mendidih, kemudian sederhanakan api dan masak sekejap lagi. Tuang pati santan, perasakan dengan garam secukupnya dan sedikit gula. Kacau perlahan dan biar mendidih dengan api kecil. Akhir sekali masukkan hirisan cili merah. Masak sekejap, rasa dan jika ok boleh matikan api. Hidangkan bersama nasi putih, sambal belacan, ikan masin atau ikan goreng...



Ada juga menjadikannya sebagai ulam (obat)  setelah mencelur terlebih dahulu. 
.
@Penggunaannya : Demam, bisul, bengkak.
@Kaedahnya : Ambil daunnya ditumbuk + beras dan tampalkan atau dilumurkan ditempat yang sakit itu

#malaysianfood #ulam #ulamulaman #Claoxylonlongifolium #salamramadan #laukkampung

Link Identifikasi Tumbuhan Indonesia 0

adhyws | Sabtu, November 23, 2019 | ,

Link / website / situs tumbuhan 0

adhyws | Selasa, Februari 20, 2018 |

  1. Malaysia http://www.chm.frim.gov.my/Bio-Diversity-Databases/Gallery.aspx?t=/Flora&page=35
  2. nature love you : http://www.natureloveyou.sg/Dialium%20indum/Main.html
  3. Asianplant : 
  4. Flora malesiana : http://www.nationaalherbarium.nl/Euphorbs/specB/Baccaurea.htm
  5. biolib : https://www.biolib.cz/en/image/id279361/
  6. Singapura : https://singapore.biodiversity.online/species/P-Angi-001579
  7. Trees of tropical asia :  http://www.plantsofasia.com/index/malvaceae/0-958 
  8. XTBGF : https://xtbg-botany.wikispaces.com/Burseraceae
  9. My species : http://lauraceae.myspecies.info/
  10. Ekology : http://publish.plantnet-project.org/project/stability/collection/stability/soils/search

Comparison and Contrast Common Workor and Adventurer. 1

adhyws | Selasa, Desember 27, 2016 |

Common workers was diffences with adventurer worker. I will explain some differences between ordinary workers and field work. The field work not only give you money, but Also more new experience. The difference is that we will always find new things in the field, like wise a new friend, a new place, a new atmosphere and everything is new. So we have to more adaptable in new situation, more smart to think, fast to Decide any problems.You will found a lot differences roomates will amazed your brain and say Woooow, ... it's crazy.

But, not all adventure will give hapiness. Sometimes we are forced to be adaptable, more responsive, more adaptive and more impatient. Many sacrifices must be made. From start to leave the family for a long time, the risk of high working, sometimes we do not know the news story from the outside due to difficult signal, or when there is a signal, the vehicle provided is minimal. far from civilization. Could not attend the wedding party friends, until my senior story that he could not see his parents were buried. In our own that may be at risk of illness to death on the spot. My friend came home with malaria. Even sick Bell Mahroji pasty like my colleague who was restrained may be more than 1 week, to wait for the vehicle and went to a better facilites. In ternate Tidore only one doctor specialis of neurologi . If help is not immediately performed. His condition will be worse. Hopefully Hurry healed mas Roji.  Get well soon.

Everything is a choice. Maybe an adventure will finish his adventure and a common worker could get out of the routine to discover new things. They are to be thankful

Peka dong 0

adhyws | Jumat, Desember 23, 2016 | , ,


Bagaimana kerumitan zaman ini semakin bertambah, karena komunikasi yang gagal. Teknologi yang membuat manusia zaman modern ini lebih sering bertatap dengan gadget dan sosial media sementara lingkungan sekitarnya tidak diperhatikan. Terkadang miris, hal ini merupakan bagian dari pendidikan yang kita punyai. Kita sewajarnya melatih sedari kecil keterampilan ini sebagai suatu hal yang wajib dimiliki. Meskipun bersifat softskill. Kepekaan terhadap lingkungan merupakan suatu keterampilan yang wajib dimiliki oleh setiap diri untuk bisa beradaptasi.



Beribu maaf terkadang tidak cukup, jika kita gagal dalam membangun komunikasi. Kesalahan kecil bisa menjadi fatal dan itulah sebabnya banyak perselisihan. Bagaimana kita sebagai insan tidak bisa saling memahami karena gagalnya untuk menjalin yang namanya komunikasi.

Kepekaan sebenarnya bisa dilatih. Bagaimana melatih kepekaan itu  ?

Setiap manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Isolasi terhadap hubungan ini dirasakan semakin tinggi semenjak era teknologi dimana semuanya berada di dalam genggaman. Rasanya kita harus intropeksi diri ketika punya banyak teman di Facebook, namun kenyataanya kita hanyalah seseorang yang mengunci diri di kamar kosan dan tidak tahu tetangga kiri kanan itu siapa saja, apalagi masalah yann mereka hadapi. Sebaiknya kita mempelajari lingkungan kita,

Rasanya senang jika kita merasa diperhatikan (jangan samakan dengan dicurigai), sehingga kita makan ada yang meningatkan, dalam pekerjaan kita selalu di eri arahan, dalam bertetangga pun begitu.

 "Waduh bu, mangganya banyak sekali"

Sebaiknya kita peka akan hal ini, setidaknya kita mencoba berbagi sebelum ada kata-kata ini.

Mungkin kata ini adalah sebuah pujian, namun kita sadari bahwa ini adalah permintaan dalam bahasa yang halus.

Maka sebagai manusia hendaknya berbagi, berbagi itu merupakan bagian dari amalan baik yang bisa kita kerjakan, didunia kita akan menjadi orang yang dermawan dan tidak mempunyai penyakit hati seperti pelit. Belum lagi kita akan mendapat ucapan sebagai bagian dari doa. Sehingga mangga itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dan barokah dalam lingkungan kita.
Dewasa ini kita memiliki banyak etika yang harus diperhatikan, hingga saat ini kita dalam bersosmed pun harus bersosial. Ketika kita berada dalam grup misalnya di wa sebaiknya kita tahu bahwa ketika kita membaca, maka ada notofikasi read pada seseorang yang melempar pesan. Dan jika kita baca kita harus tahu apakah kita harus menanngapinya, atau tidak (Tergantung konteks yang ada didalamnya)


 
Prapatan SPS Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS