Aplikasi Pengetahuan
Sel & Jaringan
Tumbuhan
(Kultur Jaringan)
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJAJARAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT yang
masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama kepada
kami para penulis. Sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah ini.
Berikut ini, penulis persembahkan
sebuah makalah ( karya tulis) yang berjudul “Aplikasi sel dan jaringan
tumbuhan” dengan sub judul: “ Kultur Jaringan “. Kami mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi kami sendiri. Kepada pembaca
yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini kami
mohon maaf karena penulis sendiri masih dalam tahap belajar.
Dengan demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih kepada para
pembaca.Wassalam.
Jatinangor, 2010
Tim Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Aplikasi pendidikan, penelitian mengenai sel dan jaringan tumbuhan yang dapat di lakukan pada kehidupan
sehari-hari sangatlah banyak, contohnya yaitu pada taksonomi tumbuhan, kultur
jaringan dan menghitung lingkar tahun tumbuhan.
Dengan mengidentifikasi
struktur jaringan tumbuhan mengaitkannya
dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan.
Sebelum
melangkah lebih jauh mengenai aplikasi pengetahuan sel dan jaringan tumbuhan
dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hal yang baik apabila kita dapat
mengingat-ingat kembali mengenai sel dan tumbuhan itu sendiri.Sel adalah unit
struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup.Sebagai suatu unit
struktural, sel merupakan bagian dari komponen penyusun jaringan tubuh makhluk
hidup. Sementara sebagai unit fungsional, didalam sel berlangsung reaksi-reaksi
kimia dan berbagai proses hidup sehingga setiap sel mampu mempertahankan
kehidupannya.
Jaringan
adalah kumpulan dari sel-sel yang memilki fungsi dan bentuk yang sama. Jaringan
pada tumbuhan terbagi menjadi 2 macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa.
Jaringan meristem terbagi menjadi
tiga yaitu :
1. Meristem
apical (meristem ujung)
2. Meristem
lateral (meristem samping)
3. Meristem
interkalar (meristem antara)
Jaringan Dewasa (tersusun atas
sel-sel yang tidak dapat membelah lagi) terbagi menjadi empat yaitu :
1. Jaringan
Epidermis
2. Jaringan
Dasar/parenkim
3. Jaringan
Penyokong/Mekanik
4. Jaringan
Pengangkut
BAB 2
ISI
Aplikasi pengetahuan dan penelitian
mengenai sel dan jaringan tumbuhan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah aplikasi
jaringan meristem (pembelahan).
Pengetahuan
dan penelitian mengenai sel dapat kita manfaatkan salah satunya dapat kita
aplikasikan pada kultur jaringan.Kultur jaringan adalah salah satu bagian kecil
dari pengembangan bioteknologi. Kultur
jaringan merupakan perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian-bagian
tanaman seperti daun, mata tunas,
serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang
kaya zat pengatur dan zat tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap(scheilden&schwan1838.
Sel memiliki sifat totipotensi yaitu kemampuan sel atau jaringan untuk mampu
membelah,memanjang dan membesar dan diferensiasi/spesialisasi menjadi jaringan
tersendiri. Prinsip utama kultur
jaringan adalah perbanyakan tanaman menggunakan bagian vegetatif tanaman
menggunakan media buatan yang dilakukan ditempat steril.
Pada
tanaman organ yang mempunyai kemampuan totipotensi ini biasanya pada jaringan muda/embrional
atau jaringan meristem. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakan secara
generatif.
Pemanfaaatan kultur jaringan mempunyai
beberapa keuntungan,antara lain :
Pengadaan bibit tidak tergantung musim
Mempunyai sifat yang identik dengan induknya
Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar
sehingga tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas
Mampu menghasilkan bibit dalam jumlah besar
dalam waktu singkat
Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin(terbebas
dari hama, penyakit dan pengaruh lingkungan lainnya.
Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan
dengan perbanyakan konvensional.
Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan
mudah
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan
tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah
:
1) Pembuatan
media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
1.
Pembuatan
Media
·
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan.
·
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan
jenis tanaman yang akan diperbanyak.
·
Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral,vitamin, dan hormone. Selain
itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti gula,agar dan lain-lain.
·
Zat pengatur tumbuh(hormone) yang ditambahkan
juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan.
·
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung
reaksi/botol-botol kaca
·
Media yang digunakan juga harus disterilkan
dengan cara dipanaskan pada autoklaf.
2. Inisiasi
·
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian
tanaman yang akan dikulturkan.
·
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas
3. Sterilisasi
·
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam
kultur jaringan dilakukan ditempat yang steril, yaitu di laminar flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril.
·
Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,
yaitu menggunakan ethanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan.
·
Teknisis yang melakukan juga harus steril.
4. Multiplikasi
·
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon
tanaman dengan menanam eksplan pada media.
·
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
·
Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan
diletakan pada rak-rak dan ditempatkan ditempat yang steril dengan suhu
kamar.
5. Pengakaran
·
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan
menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan
yang dilakukan berjalan dengan baik.
·
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur.
·
Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan
gejala seperti berwarna putih atau biru(disebabkan jamur) atau busuk(disebabkan
bakteri
6. Aklimatisasi
·
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan
keluar dari ruangan aspetik ke bedeng.
·
Pemindahan dilakukan dengan hati-hati secara
bertahap yaitu dengan menggunakan sungkup.
·
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari
udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan masih
rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
·
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan baru secara bertahap sungkup dilepaskan dan
pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit
generatif.
BAB 3
KESIMPULAN
Keunggulan inilah
yang menarik produsen bibit mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat
ini sudah terdapat banyak tanaman kehutanan yang dikembangbiakan dengan teknik
kultur jaringan, antara lain sengon, jati, akasia dan lain- lain.
Bibit
hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan
yang baik, bahkan jato hasil kultur
jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam waktu yang
relative pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari kualitas
kayunya yang belum teruji di Indonesia.Hal ini sangat menguntungkan pengusaha
karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Jati,Wijaya.Aktif Biologi.2007.Ganeca Exact:Jakarta.
www.membuatblog.web.id/2010/02/teknik-kulturjaringan.html
biologigonz.blogspot.com/2009/11/kultur-jaringan.html
akhitochan.wordpress.com/2010/01/15/makalah-biologi-kultur-jaringan/
0 Responses So Far:
Posting Komentar