Lumut kerak adalah asosiasi simbiotik antara jamur dan ganggang yang membentuk organisme tersendiri yang berbeda dengan masing-masing komponen pembentuknya.
Lichenology : ilmu yang mempelajari tentang lichen
- Merupakan bidang botani tumbuhan rendah (Crytogamic Botany)
- Banyak aspek yang menarik
- Pencarian dan penemuan antibiotik
- Fisiologi dan perkembangan jamur dan penyusun lichen
- Kandungan kimia lichen
- Sedikit informasi tentang lichen
- Identifikasi asam pada lichen
Lichenenizaionu = proses pembentukkan lumut kerak dari sel ganggang dan jamur
Komponen jamur lumut kerak = mycobiont
Gr. Myces = fungus
Gr. Bios = life
Komponen ganggang = phycobiont
Gr Phycos = sea weed alga
Bios = life
Kelas : Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteuromycetes
Tidak dari Phycomecetes
Divisi : Cyanophyta (berfilamen)
Chlorophyta (tidak berfilamen)
Peran ganggang dan jamur:
- sel ganggang berperan melindungi lumut kerak dari intensitas cahaya matahari yang tinggi
- sel jamur menyediakan air dan beberapa mineral atau nutrisi yang dibutuhkan oleh ganggang
Lumut kerak = tumbuhan yang terbentuk melalui asosiasi antara dua tumbuhan yang berbeda yaitu alga dan jamur
Jamur mendominasi alga
400 marga dan 1600 jenis
Organ reproduktif merupakan organ dari komponen jamur
Alga yang umum dari marga Trebouxia (chlorophyta)
Tumbuhan pionir pada suatu daerah yang mengalami suksesi
Penyebaran didaerah arktik, antartika dan tropika
Umum dijumpai pada kulit kayu, pohon, tanah, humus, dinding dan batu
Sejarah lichen :
- Istilah lichen oleh Theopratus 371 – 284 sebelum masehi
- Tournert 1700 ; tanaman dengan buah yang berbentuk piala dan tidak memiliki bunga
- Weber 1780 : Klasifikasi liken merupakan kelompok tersendiri dari cryptogamae, membagi jadi marga atas struktur talusnya
- Archarius 1798 : pengelompokan jenis berdasarkan karakter talus dan apotesium
- Koleksi lumut kerak –Eropa- Jorgensen, 1977, Amerika-Fink,1930, Jepang-Yushimura,1982, India-Misra 1978, Jawa, 1934
Pertama thn 1867 Schwender-Swiss Botani menemukan benda-benda hijau pada thalus atau biru hijau dibawah mikroskop pada thalus yang disebut gonidia sebagai alga.
Ganggang sangat penting karena fotosintesa dan pembentukkan makanan untuk jamur
30 jenis ganggang juga dijumpai pada lumut kerak kebanyakan ganggangnya dari ganggang hijau treboxia chlorophyta
Ganggang sebagai phycobiont pada lumut kerak
Chlorococcaceae - Myrmecia
Coccomyxaceae - Chlorosarcina
Coccomyxa
Oocystaceae - Chlorella
Trochiscia
Palmellaceae - Palmella
Protococcaceae - Protococcus
Trentepohliaceae - Leptosira
Phycopeltis
Trentepohlia
Chlorophyta - Trebouxia
Lumut kerak umumnya mengandung gelatin hitam atau coklay bila basah yang berisi alga biru hijau = cyanophyta
Seperti : nostoc, gloeocapsa, stigonema dan rivularia
Umumnya lichen mengandung 1 jenis alga bila ada dua jenis alga yang berbeda dijumpai pada thallus dan pada apothecia atau pada cephalodia
Pada satu jenis lumut kerak mungkin akan berbeda alga simbiontnya dan kadangkala pada likens berbeda memiliki alga yang sama.
STUKTUR YANG TEDAPAT PADA PERMUKAAN THALUS
A. SOREDIA
Sekelompok sel-sel alga yang dibungkus oleh hifa yang terpisah dari thalus
Soredia berasal dari medula dan lapisan alga yang kemudian tumbuh dan keluar melalui pori-pori, retakan atau pecahan dalam korteks.
Soredia mudah tersebar denagn bantuan angin atau media lainnya, dan bila jatuh pada substrat yang cocok maka akan terbentuk talus yang baru, dengan demikian berfungsi sebagai alat propagas vegetatif.
Massa yang dikeluarkan oleh soredia = sorallia
Soralia terdapat pada thalus dan memiliki ciri sendiri
Untuk setiap jenis lumut kerak dengan pola yang kurang lebih konstan dan mempunyai nilai taksonomi
Soredia terdapat pada 30% dari semua lumut kerak, dengan sifat serupa bubuk.
B. ISIDIA
Merupakan tonjolan2 kecil serupa koral dari korteks bagian atas
Terdapat pada permukaan thalus
Berbentuk silindris berupa jari-jari
Merupakan bagian integral dari thalus rapuh dan mudah lepas dari thalus
Dibentuk secara seragam pada permukaan atas, tanpa pola atau orientasi tertentu
Berfungsi sebagai alat propagasi vegetatif, isdia meningkatkan luas permukaan dan kapasitas asimilasi dari thalus
Terdapat pada 20 – 30% jenis liken dari kelompok foliose dan fruktikose, jarang pada kelompok krustose.
LOBULUS
Hasil pertumbuhan adventif dari thalus sepanjang pinggir lobus
Berfungsi sebagai alat propagula yang efektif
Berbeda dari isidia karena letaknya dorsiventral
D. RIZIN
Merupakan jalinan kompak hifa, tidak berwarna atau berwarna hitam, berasal dari korteks bawah yang mngikatkan talus pada substratnya.
Rizin yang sederhana tidak memiliki percabangan seperti pada Cetraria, Physcia dan sebagian besar Parmelia.
Rizin berfungsi sebagai pembawa zat-zat makanan pada lumut kerak belum diketahui.
E. TOMENTUM
Tomentum dapat dibedakan dari rizin dengan melihat kekompakannya.
Pada Tomentum terdapat struktur yang “felty”, berbulu atau jalinan yang teratur dan longgar
Umumnya terdapat pada lumut kerak yang tidak memiliki korteks bawah seperti Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae
F. CILIA
Merupakan penonjolan dari thalus, berupa rambut, terbentuk dari jalinan hifa, berwarna hitan atau tidak berwarna
Berasal dari pinggir lobus dan pada apotesia usnea
Pada jenis parmelia terdapat suatu modifikasi yang unik yaitu pembesaran pada bagian dasar cilia.
Cilia ditemukan terbatas pada kelompok lumut kerak foliose yang secara struktur lebih berkembang seperti pada Cetraria, Parmelia dan kelompok fruktikosa.
Pada kelompok krustose suku eltigeraceae dan stictaceae tidak ditemui cilia
G. CYPHELLAE DAN PSEUDOCYPHELLAE
Cyphellae merupakan lubang besar yang konkaf, berbentuk bulan dan terdapat pada korteks bawah dari marga sticta.
Pseudocyphellae memiliki ukuran yang lebih kecil, pipih dan kurang terdifensiasi dengan bentuk berupa lubang yang membuka ke arah korteks dan merupakan tempat penonjolan hifa.
Pori ini terdapat pada bagian kortek atas dan bawah
Pada marga Pseudocyphellaria, kedua pori ini diperkirakan berfungsi dalam pertukaran gas dan aerasi talus sering terlihat seperti bintik-bintik putih pada thalus lichen.
H. CEPHALODIA
Merupakan tonjolan2 kecil dari talus dan mengandung alga yang berbeda dari komponen alga yang terdapat pada thalus
Terdapat superficial pada kira-kira 100 jenis dari Peltigera, Stereocaulum, Lecanora, Lecidea dan beberapa kelompok crustose.
Berfungsi untuk memberikan nitrogen pada thalus karena pada cephalopoda terdapat nostoc yang dapat mengikat nitrogen.
BERDASARKAN BENTUK THALUS SECARA EKSTERNAL. LICHEN DIGOLONGKAN ATAS 3 KELOMPOK, YAITU :
1. CRUSTOSE : KRUSTOSA
Thalus memiliki ukuran yang tidak nyata, pipih, tipis dan menempel pada permukaan batu, kulit, kayu dan substrat lainnya.
Umumnya sebagaian thalusnya tertanam pada substrat, sering sulit untuk dipisahkan dari substratnya.
Contoh : Graphis dan Haematomma
Penamaan kelompok berdasarkan tipe thalus yaitu menyerupai lapisan kerak pada substratnay
Diamati dengan melihat adanya warna tertentu pada permukaan substratnya
2. FOLIOSE : FOLIOSA
Thalus menyerupai bentuk daun, pipih, lebar, dan punya banyak lobus berlipat atau berkerut.
Melekat pada substrat, permukaan atas dan bawah thalus jelas, bberapa memiliki pinggiran thalus yang rata, bergelombang atau beringit.
Permukaan bawah thalus, putih kotor, coklat, hitam dengan bagian pinggir yang melekuk keatas
Thalus mlekat pada substrat dengan bantuan organ rizin, yang tumbuh dari permukaan bawah thalus.
Bagian ujung rizin merupakan bagian yang melekat pada substart, berbentuk pipih atau cakram.
Mengeluarkan lendir dan berfungsi sebagai organ pelekat dan organ untuk mengabsorpsi makanan
Contoh : Peltigira, Parmelia dan
3. FRUCTICOSE = FRUTIKOSA
Thalus terlihat lampai dan memiliki banyak cabang
Percabangan berbentuk silinder atau seperti pita
Thalus tumbuh tegak atau menggantung pada substart batu, karang, pepohonan, tanah dan terikat pada substart dengan bantuan “basal dics”.
Tidak aad perbedaan struktur internal antara permukaan atas dan permukaan bawah talus,
Perbedaannya hanya pada ada tidaknya cabang danbentuk percabangannya.
Permukaan thalusnya memiliki pertumbuhan “phyllocladia”
Contoh : Cladonia dan Usnea
STRUKTUR DALAM LUMUT KERAK
A. KORTEKS BAGIAN ATAS
Lap pelindung permukaan thalus dan sangat tergelatinisasi
Jaringan hifa tersusun sangat kompak, tidak terdapat ruang interseluler atau dengan ruang interseluler yang tertutupi oleh lendir
B. LAPISAN ALGA
Merupakan suatu lapisan tipis yang terdiri dari kelompok alga
Tersebar diantara jalinan longgar hifa yang berdindingtipis
Lapisan ini juga disebut lapisan gonidial dan merupakan daerah fotosintetik dari thalus
C. MEDULA
Lapisan yang terdiri dari sejumlah hifa yang tidak berwarna, sedikit tergelatinisasi dan tersusun secara longgar yang membentuk lebih kurang dua-pertigadari ketebalan thalus.
Terdapat benang-benang denagn percabangan “anastomosis”
D. KORTEKS BAWAH
Secara anotom lapisan ini sama dengan lapisan korteks atas, hanya lapisan korteks bawahnya lebih tipis
Pada beberapa kelompok foliosa, lapisan ini tidak ditemukan seperti pada Peltigera dan Anaptoglia yang memiliki medula yang langsung berhubungan dengan substrat
STUDI TRANSPLANTASI
A. PENGARUH GAS SULFUR, FLUORINE DAN NITROGEN
Jenis lumut kerak folios yang tumbuh banyak di wilayah studi (daerah bersih)diambil dari batang pohon.
Potong thalus kira-kira 8x8 cm. Buat 6-8 potong
Tanam pada pohon terpilih di setiap stasiun pengamatan sesuai jarak yang ditentukan (0,5------12km)
Pilih minimal 50 pohon untuk daerah pengamatan
Transplant ditempatkan ke arah sumber pencemar
Setelah 1-40 minggu dilakukan pengamatan struktur ganggang pakai elektron mikroskop
B. PENGARUH LOGAM ( Khrom(Cr), Nikel(Ni), Seng(Zn), Timah(Pb) )
(Pembangkit listrik memakai bahan bakar batu bara)
Jenis Folios (Hypoymia physoides) atau frukticos (Ramalina duriaei)
Transplant pada tongkat bambu setinggi 2 m
Minimal 10 lokasi
Setiap 2 bulan contoh lumut kerak diambil untuk analisa logam sampai 16 bulan
Analisis ATP (Adenosine Tripahospate) dan klorofil
STUDI AKUMULASI LOGAM
A. ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)
Lumut kerak diambil dari kulit pohon pada ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah
Bersihkan dari kotoran, cuci dengan air destilasi, keringkan angin, keringkan beku dengan freeze dry 8 jam pada tekanan 4 x 10-2 mbar
150 gram contoh lumut kerak dimasukkan ke kantong polietilen dan di iradiasi bersamaan dengan standard
Untuk Al, Ba, Cl, Mn, Na, Ni, V; iradiasi selama 5 menit pada fluk neutron thermal sebesar 4,25 x 10 n cm s
Untuk As, Fe, Sb, Se, dan Zn; Iradiasi selama 16 jam pada fluk neutron thermal sebesar 10 n cm s
Pengukuran dengan detektor EG dan G Ortec Model GMX 20190 Ge dengan Resolusi (FWHM) dari 0,80 ke V pada 122 ke V Co dan 1,80 keV pada 1332 ke V Co
Detektor disambungkan dengan EG dan G ortec 918 Multichannel buffer yang tersambungkan dengan mikrokomputer
Analisis spektofotometyer gamma dilakukan denagn software aspect.
B. TIMAH, Hg, Pb DAN Zn
Sepotong kecil thalus lumut kerak direndam 1 jam dalam zat warna sodium rhodizonate (50 mg rhodizonate dalam 25 ml asam tartic buffer(dengan melarutkan 15 gram asam tartar dan 1,9 g natrium bitartrate dalam 100 ml air untuk mendapatkan pH 2,8)
Thalus lumut kerak dicuci, potong tipis-tipis
Lihat di bawah mikroskop pembesaran 100x
Warna merah atau merah muda menunjukkan bahwa logam diakumulasi dianalisis pakai aas (atomic absorption spectrofotometry)
SURVEI LUMUT KERAK
A. CONTOH POHON
Diambil 3 pohon cuplikan pada setiap stasiun pengamatan
Pengamatn lumut kerak pada batang pohon dari atas sampai setinggi 1,50cm untuk kelompok corticolous (tumbuh pada kulit kayu)
B. PARAMETER YANG DIAMATI
Keanekaan ; jumlah jenis lumut kerak yang terdapat di setiap substrat yang diamati
Pertumbuhan : keadaan morfologi thalus
Kesuburan : ada atau tidaknya alat berkembangbiak (soredia, isdia, lobules, chypellae dan chepalodia)
Penutupan : Luas penutupan lumut kerak pada setiap substrat.
Frekuensi ; kehadiran dan penyebaran lumut kerak pada setiap substrat dan stasiun pengamatan
PENENTUAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA
A. ANALISIS I.A.P (INDEX OF ATMOSPHERIC PURITY)
I Q X F
IAP = -------------
N 10
Keterangan :
IAP = Indeks kebersihan udara
N = jumlah jenis yang dijumpai dalam stasiun pengamatan
Q = Indeks ekologi untuk setiap jenis, diambil dari nilai frekuensi mutlak setiap jenis
F = nilai skala penutupan setiap jenis lumut kerak
Daerah tercemar = Nilai IAP rendah (0-…)
Daerah bersih = Nilai IAP tinggi (30)
POHON BERDAUN JARUM
INDIKATOR SENSITIV
NO JENIS SO HF HCl Logam berat
1 Abies alba S,A S - -
2 Picea abies S,A S,A A A
3 Pinus banksiana - - - -
4 P. halepensis - - - A
5 P. mugo - - - A
6 P. nigra - - - A
7 P. ponderosa - S - -
8 P. silvestris S S - -
9 P. strobes S S - -
10 Taxus baccata - - - A
11 Thuja occidentalis - - - A
12 Tsuga cannadensis - - - A
Keterangan : A = indikator akumulasi
B = indikator sensitiv
SO 1 ppm = MENYEBABKAN UJUNG DAUN WARNA COKLAT KEKUNING MERAHAN
0,5 ppm = GEJALA KERUSAKAN HANYA TERLIHAT DIBAWAH MIKROSKOP KLOROSIS PADA BAGIAN DAUN
LUMUT KERAK
Pasif dan aktif indikator SO , NO HF, Cl, O , peroxi-acetat, logam berat, radioisotop, herbisida, pestisida dan pupuk
SO
170 ugm Tidak ada lumut kerak yang tumbuh
150 ugm Leconara conizoides
70 ugm Xanthoria pareitina
60 ugm Ramalina farinacea
40 ugm Anaptychia ciliaris
30 ugm Ramalina fraxinea
0 ugm Lobaria amplisima
3.2 Kunci Sederhana untuk Identifikasi Kearah Kelompok Lumut Kerak
1. Thalus menempel dengan erat pada substrat dan tidak dapat dipisahkan………………………………………………………………………………………………………..Crustose
2. Thalus tidak menempel pada substrat dengan erat dan dapat dipisahkan.
2. Thalus berbentuk seperti daun yang berlipat/berkerut biasanya terdapat rizin……………………………………………………………………………………….Foliose
3. Thalus berbentuk “perdu kecil” menempel pada substrat pada bagian bawah dengan organ berbentuk discus(cakram)……………………….Frukticose
3.3 Pertelaan Setiap Kelompok Lumut Kerak
3.3.1 Deskripsi Kelompok Crusticose
Thalus tertanam pada substrat dan tidak dapat dipisahkan, bagian yang menonjol ke permukaan adalah apotesium. Umumnya thalus berwarna putih, putih kehijauan ataupun warna lain yang tidak menyolok. Apotesia merupakan bagian yang dapat diamati dengan jelas karena memiliki ukuran yang cukup besar dan warna yang cerah. Lumut kerak ini lebih sering ditemui dibandingkan dengan lumut kerak dari kelompok foliose maupun fruticose.
3.3.2 Deskripsi Kelompok Foliose
Thalus berbentuk lembarab daun yang berlipat dan dapat dipisahkan dari substrat. Warna thalus bervariasi dari hijau, hijau-kekuningan, oranye, putih. Ungu, biru-ungu, dan coklat. Tubuh buah (apotesia) dibentuk pada permukaan atas dari thalus. Umunya apotesia berbentuk cawan dan kalau matang akan berwarna merah, merah tua sampai hitam. Pada peltigera bentuk apotesia yang khas yaitu seperti bentuk kuku jari manusia. Bentuk dan letak apotesia dapat digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengklasifikasikan lichens. Selain itu sifat yang digunakan untuk pembagian marga atau genus yaitu warna thalus, adanya isidia, soredia, cephalodia, pori, lobulus, tomentum dan cilia. Demikian juga untuk kondisi dari thalus bagian bawah dan habitat.
3.3.3 Deskripsi Kelompom Fruticose
Lumut kerak dengan bentuk tubuh fruticose terikat pada substrat dengan bantuan discus sedangkan sebagian besar lepas dari substrat dan tumbuh menyerupai tumbuhan tinggi. Thalus pada umumnay berwarna hijau, kuning, coklat, putih kapur dan hitam. Pengelompokkan untuk bentuk tumbuh ini dilakukan atas dasar bentuk thalus, warna thalus, dan ventuk apotesium. Thalus berbentuk pita, tali, silinder, dan tidak memiliki rizin.
3.4 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam Setiap Kelompok
3.4.1 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam Kelompok Crustose
1. Asokarp berbentuk apotesium
2. Apotesium berbentuk lirel
3. Tekstur atau goresan yang berbentuk tidak bercabang, berwarna hitam atau gelap……………………………………..Graphis (Gb. 3,1)
3. Tekstur atau goresan yang berbentuk bercabang, tidak berwarna……………………………………………………………Phaeographia (Gb.3.2)
2. Apotesium berbentuk seperti cawan
4. Berwarna Hitam …………………………………………Megalospora (Gb 3.4)
4. Berwarna coklat, oranye atau merah……Haematomma (Gb 3.3)
1. Asokarp berbentuk peritesium
peritesia berbentuk bulatan berwarna hitam………………..Strigula (Gb 3,5)
3.4.2 Kunci Sederhana untuk Identifikasi Marga Dalam Kelompok Foliose
1. Thalus memiliki lobus yang besar dengan ukuran yang lebih besar dari 4 mm.
2. Terdapat banyak lipatan dan tipis…………………………..Leptogium (Gb 3.6)
2. Tidak Terdapat lipatan seperti diatas dan lebih tebal.
3. Terdapat pori pada bagian bawah thalus
4. Pori berbentuk bulat dan berlekuk……….Sticta (Gb 3.15)
4. Pori berbentuk pipih dan tidakberlekuk(rata)……………….
………………………………………………………Pseudocyphellaria (Gb 3.14)
3. Tidak Terdapat pori pada bagian bawah thalus
5. Terdapat tomentum
6. Terdapat tomentum seperti lembaran…………………………………….…..Nephroma (Gb 3.9)
6. Thalus berbentuk seperti daun dengan ujung yang terbelah……………………………Coccocarpia (Gb 3.7)
5. Tidak terdapat tomentum
7. Bagian bawah thalus berwarna hitam……………………..
………………………………………………………….Parmelia (Gb 3.8)
7. Bagian bawah thalus berwarna coklat muda atau
warna kulit, putih
8. Lobus pada thalus seperti paru-paru …………
…………………………………………………Lobaria (Gb 3.13)
8. Lobus pada thalus tidak seperti diatas……..
………………………………………………Peltigera (Gb 3.10)
1. Thalus memiliki lobus dengan ukuran yang lebih kecil dari 4 mm
9. Korteks atas memiliki sturktur berserat (dibawah mikroskop)………….
…………………………………………………………………………………………Anaptychia (Gb 3.11)
9. Korteks atas memiliki sturktur tidak berserat (dibawah mikroskop)
………………………………………………………………………………………………..Physcia (Gb 3.12)
3.4.3 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam kelompok Fruc
ticose
1. Thalus memiliki percabangan yang berbentuk tabung/ tiang.
2. Bagian tengah tabung kosong……………………………………Cladonia (Gb 3.17)
2. Bagian tengah tabung padat (tidak kosong)
3. Pada percabangan terdapat ‘phyllocladia’……………………………………
……………………………………………………………………….Stereocaulon (Gb 3.18)
3. Pada percabangan tidak terdapat ‘ phyllocladia’………………………
………………………………………………………………………………Baumyces (Gb 3.16)
1. Thalus tidak memiliki percabangan yang berbentuk tabung/ tiang.
4. Thalus berbentuk lembaran-lembaran yang pipih serupa pita.
5. Kedua sisi dari lembaran thalus berbentuk sama, talus labih
kaku………………………………………………………………………Ramalina (Gb 3.21)
5. Salah satu sisi dari lembaran thalus berlekuk, thalus lebih
lentur………………………………………………………………………Evernia (Gb 3.20)
6. Terdapat central cord atau sumbu yang menghubungkan
talus
6. Tidak Terdapat Central cord
7. Pada bagian tengah thalus terdapat rongga…………
…………………………………………………………Alectoria (Gb 3.19)
7. Pada bagian tengah thalus tidak terdapat rongga
…………………………………………………………Ramalina (Gb 3.21)
http://www.dry-stone-wall-flora.co.uk/winsley-lichens.htm
Lichenology : ilmu yang mempelajari tentang lichen
- Merupakan bidang botani tumbuhan rendah (Crytogamic Botany)
- Banyak aspek yang menarik
- Pencarian dan penemuan antibiotik
- Fisiologi dan perkembangan jamur dan penyusun lichen
- Kandungan kimia lichen
- Sedikit informasi tentang lichen
- Identifikasi asam pada lichen
Lichenenizaionu = proses pembentukkan lumut kerak dari sel ganggang dan jamur
Komponen jamur lumut kerak = mycobiont
Gr. Myces = fungus
Gr. Bios = life
Komponen ganggang = phycobiont
Gr Phycos = sea weed alga
Bios = life
Kelas : Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteuromycetes
Tidak dari Phycomecetes
Divisi : Cyanophyta (berfilamen)
Chlorophyta (tidak berfilamen)
Peran ganggang dan jamur:
- sel ganggang berperan melindungi lumut kerak dari intensitas cahaya matahari yang tinggi
- sel jamur menyediakan air dan beberapa mineral atau nutrisi yang dibutuhkan oleh ganggang
Lumut kerak = tumbuhan yang terbentuk melalui asosiasi antara dua tumbuhan yang berbeda yaitu alga dan jamur
Jamur mendominasi alga
400 marga dan 1600 jenis
Organ reproduktif merupakan organ dari komponen jamur
Alga yang umum dari marga Trebouxia (chlorophyta)
Tumbuhan pionir pada suatu daerah yang mengalami suksesi
Penyebaran didaerah arktik, antartika dan tropika
Umum dijumpai pada kulit kayu, pohon, tanah, humus, dinding dan batu
Sejarah lichen :
- Istilah lichen oleh Theopratus 371 – 284 sebelum masehi
- Tournert 1700 ; tanaman dengan buah yang berbentuk piala dan tidak memiliki bunga
- Weber 1780 : Klasifikasi liken merupakan kelompok tersendiri dari cryptogamae, membagi jadi marga atas struktur talusnya
- Archarius 1798 : pengelompokan jenis berdasarkan karakter talus dan apotesium
- Koleksi lumut kerak –Eropa- Jorgensen, 1977, Amerika-Fink,1930, Jepang-Yushimura,1982, India-Misra 1978, Jawa, 1934
Pertama thn 1867 Schwender-Swiss Botani menemukan benda-benda hijau pada thalus atau biru hijau dibawah mikroskop pada thalus yang disebut gonidia sebagai alga.
Ganggang sangat penting karena fotosintesa dan pembentukkan makanan untuk jamur
30 jenis ganggang juga dijumpai pada lumut kerak kebanyakan ganggangnya dari ganggang hijau treboxia chlorophyta
Ganggang sebagai phycobiont pada lumut kerak
Chlorococcaceae - Myrmecia
Coccomyxaceae - Chlorosarcina
Coccomyxa
Oocystaceae - Chlorella
Trochiscia
Palmellaceae - Palmella
Protococcaceae - Protococcus
Trentepohliaceae - Leptosira
Phycopeltis
Trentepohlia
Chlorophyta - Trebouxia
Lumut kerak umumnya mengandung gelatin hitam atau coklay bila basah yang berisi alga biru hijau = cyanophyta
Seperti : nostoc, gloeocapsa, stigonema dan rivularia
Umumnya lichen mengandung 1 jenis alga bila ada dua jenis alga yang berbeda dijumpai pada thallus dan pada apothecia atau pada cephalodia
Pada satu jenis lumut kerak mungkin akan berbeda alga simbiontnya dan kadangkala pada likens berbeda memiliki alga yang sama.
STUKTUR YANG TEDAPAT PADA PERMUKAAN THALUS
A. SOREDIA
Sekelompok sel-sel alga yang dibungkus oleh hifa yang terpisah dari thalus
Soredia berasal dari medula dan lapisan alga yang kemudian tumbuh dan keluar melalui pori-pori, retakan atau pecahan dalam korteks.
Soredia mudah tersebar denagn bantuan angin atau media lainnya, dan bila jatuh pada substrat yang cocok maka akan terbentuk talus yang baru, dengan demikian berfungsi sebagai alat propagas vegetatif.
Massa yang dikeluarkan oleh soredia = sorallia
Soralia terdapat pada thalus dan memiliki ciri sendiri
Untuk setiap jenis lumut kerak dengan pola yang kurang lebih konstan dan mempunyai nilai taksonomi
Soredia terdapat pada 30% dari semua lumut kerak, dengan sifat serupa bubuk.
B. ISIDIA
Merupakan tonjolan2 kecil serupa koral dari korteks bagian atas
Terdapat pada permukaan thalus
Berbentuk silindris berupa jari-jari
Merupakan bagian integral dari thalus rapuh dan mudah lepas dari thalus
Dibentuk secara seragam pada permukaan atas, tanpa pola atau orientasi tertentu
Berfungsi sebagai alat propagasi vegetatif, isdia meningkatkan luas permukaan dan kapasitas asimilasi dari thalus
Terdapat pada 20 – 30% jenis liken dari kelompok foliose dan fruktikose, jarang pada kelompok krustose.
LOBULUS
Hasil pertumbuhan adventif dari thalus sepanjang pinggir lobus
Berfungsi sebagai alat propagula yang efektif
Berbeda dari isidia karena letaknya dorsiventral
D. RIZIN
Merupakan jalinan kompak hifa, tidak berwarna atau berwarna hitam, berasal dari korteks bawah yang mngikatkan talus pada substratnya.
Rizin yang sederhana tidak memiliki percabangan seperti pada Cetraria, Physcia dan sebagian besar Parmelia.
Rizin berfungsi sebagai pembawa zat-zat makanan pada lumut kerak belum diketahui.
E. TOMENTUM
Tomentum dapat dibedakan dari rizin dengan melihat kekompakannya.
Pada Tomentum terdapat struktur yang “felty”, berbulu atau jalinan yang teratur dan longgar
Umumnya terdapat pada lumut kerak yang tidak memiliki korteks bawah seperti Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae
F. CILIA
Merupakan penonjolan dari thalus, berupa rambut, terbentuk dari jalinan hifa, berwarna hitan atau tidak berwarna
Berasal dari pinggir lobus dan pada apotesia usnea
Pada jenis parmelia terdapat suatu modifikasi yang unik yaitu pembesaran pada bagian dasar cilia.
Cilia ditemukan terbatas pada kelompok lumut kerak foliose yang secara struktur lebih berkembang seperti pada Cetraria, Parmelia dan kelompok fruktikosa.
Pada kelompok krustose suku eltigeraceae dan stictaceae tidak ditemui cilia
G. CYPHELLAE DAN PSEUDOCYPHELLAE
Cyphellae merupakan lubang besar yang konkaf, berbentuk bulan dan terdapat pada korteks bawah dari marga sticta.
Pseudocyphellae memiliki ukuran yang lebih kecil, pipih dan kurang terdifensiasi dengan bentuk berupa lubang yang membuka ke arah korteks dan merupakan tempat penonjolan hifa.
Pori ini terdapat pada bagian kortek atas dan bawah
Pada marga Pseudocyphellaria, kedua pori ini diperkirakan berfungsi dalam pertukaran gas dan aerasi talus sering terlihat seperti bintik-bintik putih pada thalus lichen.
H. CEPHALODIA
Merupakan tonjolan2 kecil dari talus dan mengandung alga yang berbeda dari komponen alga yang terdapat pada thalus
Terdapat superficial pada kira-kira 100 jenis dari Peltigera, Stereocaulum, Lecanora, Lecidea dan beberapa kelompok crustose.
Berfungsi untuk memberikan nitrogen pada thalus karena pada cephalopoda terdapat nostoc yang dapat mengikat nitrogen.
BERDASARKAN BENTUK THALUS SECARA EKSTERNAL. LICHEN DIGOLONGKAN ATAS 3 KELOMPOK, YAITU :
1. CRUSTOSE : KRUSTOSA
Thalus memiliki ukuran yang tidak nyata, pipih, tipis dan menempel pada permukaan batu, kulit, kayu dan substrat lainnya.
Umumnya sebagaian thalusnya tertanam pada substrat, sering sulit untuk dipisahkan dari substratnya.
Contoh : Graphis dan Haematomma
Penamaan kelompok berdasarkan tipe thalus yaitu menyerupai lapisan kerak pada substratnay
Diamati dengan melihat adanya warna tertentu pada permukaan substratnya
2. FOLIOSE : FOLIOSA
Thalus menyerupai bentuk daun, pipih, lebar, dan punya banyak lobus berlipat atau berkerut.
Melekat pada substrat, permukaan atas dan bawah thalus jelas, bberapa memiliki pinggiran thalus yang rata, bergelombang atau beringit.
Permukaan bawah thalus, putih kotor, coklat, hitam dengan bagian pinggir yang melekuk keatas
Thalus mlekat pada substrat dengan bantuan organ rizin, yang tumbuh dari permukaan bawah thalus.
Bagian ujung rizin merupakan bagian yang melekat pada substart, berbentuk pipih atau cakram.
Mengeluarkan lendir dan berfungsi sebagai organ pelekat dan organ untuk mengabsorpsi makanan
Contoh : Peltigira, Parmelia dan
3. FRUCTICOSE = FRUTIKOSA
Thalus terlihat lampai dan memiliki banyak cabang
Percabangan berbentuk silinder atau seperti pita
Thalus tumbuh tegak atau menggantung pada substart batu, karang, pepohonan, tanah dan terikat pada substart dengan bantuan “basal dics”.
Tidak aad perbedaan struktur internal antara permukaan atas dan permukaan bawah talus,
Perbedaannya hanya pada ada tidaknya cabang danbentuk percabangannya.
Permukaan thalusnya memiliki pertumbuhan “phyllocladia”
Contoh : Cladonia dan Usnea
STRUKTUR DALAM LUMUT KERAK
A. KORTEKS BAGIAN ATAS
Lap pelindung permukaan thalus dan sangat tergelatinisasi
Jaringan hifa tersusun sangat kompak, tidak terdapat ruang interseluler atau dengan ruang interseluler yang tertutupi oleh lendir
B. LAPISAN ALGA
Merupakan suatu lapisan tipis yang terdiri dari kelompok alga
Tersebar diantara jalinan longgar hifa yang berdindingtipis
Lapisan ini juga disebut lapisan gonidial dan merupakan daerah fotosintetik dari thalus
C. MEDULA
Lapisan yang terdiri dari sejumlah hifa yang tidak berwarna, sedikit tergelatinisasi dan tersusun secara longgar yang membentuk lebih kurang dua-pertigadari ketebalan thalus.
Terdapat benang-benang denagn percabangan “anastomosis”
D. KORTEKS BAWAH
Secara anotom lapisan ini sama dengan lapisan korteks atas, hanya lapisan korteks bawahnya lebih tipis
Pada beberapa kelompok foliosa, lapisan ini tidak ditemukan seperti pada Peltigera dan Anaptoglia yang memiliki medula yang langsung berhubungan dengan substrat
STUDI TRANSPLANTASI
A. PENGARUH GAS SULFUR, FLUORINE DAN NITROGEN
Jenis lumut kerak folios yang tumbuh banyak di wilayah studi (daerah bersih)diambil dari batang pohon.
Potong thalus kira-kira 8x8 cm. Buat 6-8 potong
Tanam pada pohon terpilih di setiap stasiun pengamatan sesuai jarak yang ditentukan (0,5------12km)
Pilih minimal 50 pohon untuk daerah pengamatan
Transplant ditempatkan ke arah sumber pencemar
Setelah 1-40 minggu dilakukan pengamatan struktur ganggang pakai elektron mikroskop
B. PENGARUH LOGAM ( Khrom(Cr), Nikel(Ni), Seng(Zn), Timah(Pb) )
(Pembangkit listrik memakai bahan bakar batu bara)
Jenis Folios (Hypoymia physoides) atau frukticos (Ramalina duriaei)
Transplant pada tongkat bambu setinggi 2 m
Minimal 10 lokasi
Setiap 2 bulan contoh lumut kerak diambil untuk analisa logam sampai 16 bulan
Analisis ATP (Adenosine Tripahospate) dan klorofil
STUDI AKUMULASI LOGAM
A. ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)
Lumut kerak diambil dari kulit pohon pada ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah
Bersihkan dari kotoran, cuci dengan air destilasi, keringkan angin, keringkan beku dengan freeze dry 8 jam pada tekanan 4 x 10-2 mbar
150 gram contoh lumut kerak dimasukkan ke kantong polietilen dan di iradiasi bersamaan dengan standard
Untuk Al, Ba, Cl, Mn, Na, Ni, V; iradiasi selama 5 menit pada fluk neutron thermal sebesar 4,25 x 10 n cm s
Untuk As, Fe, Sb, Se, dan Zn; Iradiasi selama 16 jam pada fluk neutron thermal sebesar 10 n cm s
Pengukuran dengan detektor EG dan G Ortec Model GMX 20190 Ge dengan Resolusi (FWHM) dari 0,80 ke V pada 122 ke V Co dan 1,80 keV pada 1332 ke V Co
Detektor disambungkan dengan EG dan G ortec 918 Multichannel buffer yang tersambungkan dengan mikrokomputer
Analisis spektofotometyer gamma dilakukan denagn software aspect.
B. TIMAH, Hg, Pb DAN Zn
Sepotong kecil thalus lumut kerak direndam 1 jam dalam zat warna sodium rhodizonate (50 mg rhodizonate dalam 25 ml asam tartic buffer(dengan melarutkan 15 gram asam tartar dan 1,9 g natrium bitartrate dalam 100 ml air untuk mendapatkan pH 2,8)
Thalus lumut kerak dicuci, potong tipis-tipis
Lihat di bawah mikroskop pembesaran 100x
Warna merah atau merah muda menunjukkan bahwa logam diakumulasi dianalisis pakai aas (atomic absorption spectrofotometry)
SURVEI LUMUT KERAK
A. CONTOH POHON
Diambil 3 pohon cuplikan pada setiap stasiun pengamatan
Pengamatn lumut kerak pada batang pohon dari atas sampai setinggi 1,50cm untuk kelompok corticolous (tumbuh pada kulit kayu)
B. PARAMETER YANG DIAMATI
Keanekaan ; jumlah jenis lumut kerak yang terdapat di setiap substrat yang diamati
Pertumbuhan : keadaan morfologi thalus
Kesuburan : ada atau tidaknya alat berkembangbiak (soredia, isdia, lobules, chypellae dan chepalodia)
Penutupan : Luas penutupan lumut kerak pada setiap substrat.
Frekuensi ; kehadiran dan penyebaran lumut kerak pada setiap substrat dan stasiun pengamatan
PENENTUAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA
A. ANALISIS I.A.P (INDEX OF ATMOSPHERIC PURITY)
I Q X F
IAP = -------------
N 10
Keterangan :
IAP = Indeks kebersihan udara
N = jumlah jenis yang dijumpai dalam stasiun pengamatan
Q = Indeks ekologi untuk setiap jenis, diambil dari nilai frekuensi mutlak setiap jenis
F = nilai skala penutupan setiap jenis lumut kerak
Daerah tercemar = Nilai IAP rendah (0-…)
Daerah bersih = Nilai IAP tinggi (30)
POHON BERDAUN JARUM
INDIKATOR SENSITIV
NO JENIS SO HF HCl Logam berat
1 Abies alba S,A S - -
2 Picea abies S,A S,A A A
3 Pinus banksiana - - - -
4 P. halepensis - - - A
5 P. mugo - - - A
6 P. nigra - - - A
7 P. ponderosa - S - -
8 P. silvestris S S - -
9 P. strobes S S - -
10 Taxus baccata - - - A
11 Thuja occidentalis - - - A
12 Tsuga cannadensis - - - A
Keterangan : A = indikator akumulasi
B = indikator sensitiv
SO 1 ppm = MENYEBABKAN UJUNG DAUN WARNA COKLAT KEKUNING MERAHAN
0,5 ppm = GEJALA KERUSAKAN HANYA TERLIHAT DIBAWAH MIKROSKOP KLOROSIS PADA BAGIAN DAUN
LUMUT KERAK
Pasif dan aktif indikator SO , NO HF, Cl, O , peroxi-acetat, logam berat, radioisotop, herbisida, pestisida dan pupuk
SO
170 ugm Tidak ada lumut kerak yang tumbuh
150 ugm Leconara conizoides
70 ugm Xanthoria pareitina
60 ugm Ramalina farinacea
40 ugm Anaptychia ciliaris
30 ugm Ramalina fraxinea
0 ugm Lobaria amplisima
3.2 Kunci Sederhana untuk Identifikasi Kearah Kelompok Lumut Kerak
1. Thalus menempel dengan erat pada substrat dan tidak dapat dipisahkan………………………………………………………………………………………………………..Crustose
2. Thalus tidak menempel pada substrat dengan erat dan dapat dipisahkan.
2. Thalus berbentuk seperti daun yang berlipat/berkerut biasanya terdapat rizin……………………………………………………………………………………….Foliose
3. Thalus berbentuk “perdu kecil” menempel pada substrat pada bagian bawah dengan organ berbentuk discus(cakram)……………………….Frukticose
3.3 Pertelaan Setiap Kelompok Lumut Kerak
3.3.1 Deskripsi Kelompok Crusticose
Thalus tertanam pada substrat dan tidak dapat dipisahkan, bagian yang menonjol ke permukaan adalah apotesium. Umumnya thalus berwarna putih, putih kehijauan ataupun warna lain yang tidak menyolok. Apotesia merupakan bagian yang dapat diamati dengan jelas karena memiliki ukuran yang cukup besar dan warna yang cerah. Lumut kerak ini lebih sering ditemui dibandingkan dengan lumut kerak dari kelompok foliose maupun fruticose.
3.3.2 Deskripsi Kelompok Foliose
Thalus berbentuk lembarab daun yang berlipat dan dapat dipisahkan dari substrat. Warna thalus bervariasi dari hijau, hijau-kekuningan, oranye, putih. Ungu, biru-ungu, dan coklat. Tubuh buah (apotesia) dibentuk pada permukaan atas dari thalus. Umunya apotesia berbentuk cawan dan kalau matang akan berwarna merah, merah tua sampai hitam. Pada peltigera bentuk apotesia yang khas yaitu seperti bentuk kuku jari manusia. Bentuk dan letak apotesia dapat digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengklasifikasikan lichens. Selain itu sifat yang digunakan untuk pembagian marga atau genus yaitu warna thalus, adanya isidia, soredia, cephalodia, pori, lobulus, tomentum dan cilia. Demikian juga untuk kondisi dari thalus bagian bawah dan habitat.
3.3.3 Deskripsi Kelompom Fruticose
Lumut kerak dengan bentuk tubuh fruticose terikat pada substrat dengan bantuan discus sedangkan sebagian besar lepas dari substrat dan tumbuh menyerupai tumbuhan tinggi. Thalus pada umumnay berwarna hijau, kuning, coklat, putih kapur dan hitam. Pengelompokkan untuk bentuk tumbuh ini dilakukan atas dasar bentuk thalus, warna thalus, dan ventuk apotesium. Thalus berbentuk pita, tali, silinder, dan tidak memiliki rizin.
3.4 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam Setiap Kelompok
3.4.1 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam Kelompok Crustose
1. Asokarp berbentuk apotesium
2. Apotesium berbentuk lirel
3. Tekstur atau goresan yang berbentuk tidak bercabang, berwarna hitam atau gelap……………………………………..Graphis (Gb. 3,1)
3. Tekstur atau goresan yang berbentuk bercabang, tidak berwarna……………………………………………………………Phaeographia (Gb.3.2)
2. Apotesium berbentuk seperti cawan
4. Berwarna Hitam …………………………………………Megalospora (Gb 3.4)
4. Berwarna coklat, oranye atau merah……Haematomma (Gb 3.3)
1. Asokarp berbentuk peritesium
peritesia berbentuk bulatan berwarna hitam………………..Strigula (Gb 3,5)
3.4.2 Kunci Sederhana untuk Identifikasi Marga Dalam Kelompok Foliose
1. Thalus memiliki lobus yang besar dengan ukuran yang lebih besar dari 4 mm.
2. Terdapat banyak lipatan dan tipis…………………………..Leptogium (Gb 3.6)
2. Tidak Terdapat lipatan seperti diatas dan lebih tebal.
3. Terdapat pori pada bagian bawah thalus
4. Pori berbentuk bulat dan berlekuk……….Sticta (Gb 3.15)
4. Pori berbentuk pipih dan tidakberlekuk(rata)……………….
………………………………………………………Pseudocyphellaria (Gb 3.14)
3. Tidak Terdapat pori pada bagian bawah thalus
5. Terdapat tomentum
6. Terdapat tomentum seperti lembaran…………………………………….…..Nephroma (Gb 3.9)
6. Thalus berbentuk seperti daun dengan ujung yang terbelah……………………………Coccocarpia (Gb 3.7)
5. Tidak terdapat tomentum
7. Bagian bawah thalus berwarna hitam……………………..
………………………………………………………….Parmelia (Gb 3.8)
7. Bagian bawah thalus berwarna coklat muda atau
warna kulit, putih
8. Lobus pada thalus seperti paru-paru …………
…………………………………………………Lobaria (Gb 3.13)
8. Lobus pada thalus tidak seperti diatas……..
………………………………………………Peltigera (Gb 3.10)
1. Thalus memiliki lobus dengan ukuran yang lebih kecil dari 4 mm
9. Korteks atas memiliki sturktur berserat (dibawah mikroskop)………….
…………………………………………………………………………………………Anaptychia (Gb 3.11)
9. Korteks atas memiliki sturktur tidak berserat (dibawah mikroskop)
………………………………………………………………………………………………..Physcia (Gb 3.12)
3.4.3 Kunci Sederhana Untuk Identifikasi Marga Dalam kelompok Fruc
ticose
1. Thalus memiliki percabangan yang berbentuk tabung/ tiang.
2. Bagian tengah tabung kosong……………………………………Cladonia (Gb 3.17)
2. Bagian tengah tabung padat (tidak kosong)
3. Pada percabangan terdapat ‘phyllocladia’……………………………………
……………………………………………………………………….Stereocaulon (Gb 3.18)
3. Pada percabangan tidak terdapat ‘ phyllocladia’………………………
………………………………………………………………………………Baumyces (Gb 3.16)
1. Thalus tidak memiliki percabangan yang berbentuk tabung/ tiang.
4. Thalus berbentuk lembaran-lembaran yang pipih serupa pita.
5. Kedua sisi dari lembaran thalus berbentuk sama, talus labih
kaku………………………………………………………………………Ramalina (Gb 3.21)
5. Salah satu sisi dari lembaran thalus berlekuk, thalus lebih
lentur………………………………………………………………………Evernia (Gb 3.20)
6. Terdapat central cord atau sumbu yang menghubungkan
talus
6. Tidak Terdapat Central cord
7. Pada bagian tengah thalus terdapat rongga…………
…………………………………………………………Alectoria (Gb 3.19)
7. Pada bagian tengah thalus tidak terdapat rongga
…………………………………………………………Ramalina (Gb 3.21)
http://www.dry-stone-wall-flora.co.uk/winsley-lichens.htm
0 Responses So Far:
Posting Komentar