V. PERKEMBANGAN
REVOLUSI HIJAU, TEKNOLOGI dan INDUSTRIALISASI
Masyarakat tradisional mempertahankan prinsip cukup sementara masyarakat kota bagaimana memaksimalkan lahan dengan berbagai cara.
Munculah revolusi hijau, dengan intensifikasi lahan
Hal yang mendasari majunya revolusi hijau
Penyuluhan, politik dan dana yang baik
Dampak yang menjadi mundurnya revolusi hijau
Membawa dampak Positif :
dari 1-2 ton menjadi 3-4 ton tiap hektarnya
Tersedia swasembada pangan bahkabn menjadi lumbung padi seasia
Dampak negatif :
Penggunaan peptisida yang mengganggu keseimbangan
Terjadi homologi padi dari yang dulunya bervariasi
Lahan menjadi kurang subur
Daftar Pustaka
http://www.iasa-pusat.org/artikel/revolusi-hijau-dan-penyuluhan-pertanian.html
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/11/25/revolusi-hijau/
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/
Kebijakan modernisasi pertanian pada masa Orde baru
dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau.
Revolusi Hijau merupakan
perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern.
Revolusi Hijau (Green Revolution) merupakan
suatu revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa
benih unggul baru dari berbagai varietas, gandum, padi, dan jagung yang
mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut.
Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah petani-petani gaya lama (peasant)
menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian
gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai dengan
semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena
peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan produksi
bahan makanan.
Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang
disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding
dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah
kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam
bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Thomas Robert Malthus.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggalakan revolusi hijau ditempuh dengan cara
:
1. Intensifikasi
Pertanian
Intensifikasi Pertanian di Indonesia
dikenal dengan nama Panca Usaha Tani yang meliputi :
a. Pemilihan
Bibit Unggul
b. Pengolahan
Tanah yang baik
c. Pemupukan
d. Irigasi
e. Pemberantasan
Hama
2. Ekstensifikasi
Pertanian
Ekstensifikasi pertanian, yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat
ditanami dengan pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan tandus menjadi
lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dsb).
3. Diversifikasi
Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan
pertanian melalui sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat
mencegah kegagalan panen pokok, memperluas sumber devisa, mencegah penurunan
pendapatan para petani.
4. Rehabilitasi
Pertanian
Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya
pertanian yang kritis, yang membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan
dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut.
Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan makanan dan sekaligus sebagai
stabilisator lingkungan.
Pelaksanaan Penerapan Revolusi Hijau:
Ø Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada
petani.
Ø Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan
lancar sering perkembangan teknologi dan komunikasi.
Ø Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang
dikenal dengan monokultur, yaitu menanami lahan dengan satu jenis
tumbuhan saja.
Ø Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh
bibit unggul yang diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan hanya
cocok ditanam di lahan tertentu.
Ø Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan
Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI=International Rice Research
Institute) yang bekerjasama dengan pemerintah, bibit padi unggul tersebut lebih
dikenal dengan bibit IR.
Ø Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi
pola kapital dan komersialisasi.
Ø Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi
modern dan pembagunan industri pupuk nasional.
Ø Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal
dengan KUD (Koperasi Unit Desa).
Dampak Positif Revolusi Hijau :
Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun
buruh pertanian.
Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara
terbatas dan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat
menikmati hasil yang lebih baik karena revolusi hijau.
Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga
perekonomian Indonesia terutama terlihat ketika Indonesia mengalami krisis
ekonomi sehingga orang beralih usaha ke sektor agrobisnis.
Dampak Negatif Revolusi Hijau :
Muncullah komersialisasi produksi pertanian
Muncul sikap individualis dalam hal penguasaan tanah
Terjadi perubahan struktur sosial di pedesaan dan pola
hubungan antarlapisan petani di desa dimana hubungan antar lapisan terpisah dan
menjadi satuan sosial yang berlawanan kepentingan.
Memudarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat yang
awalnya menjadi pengikat hubungan antar lapisan.
Muncul kesenjangan ekonomi karena pengalihan hak milik
atas tanah melalui jual beli.
Harga tanah yang tinggi tidak terjangkau oleh
kemampuan ekonomi petani lapisan bawah sehingga petani kaya mempunyai peluang
sangat besar untuk menambah luas tanah.
Muncul kesenjangan sosial karena kepemilikan tanah
yanmg berbeda menyebabkan tingkat pendapatanpun akan berbeda.
Muncul kesenjangan yang terlihat dari perbedaan gaya
bangunan maupun gaya berpakaian penduduk yang menjadi lambang identitas suatu
lapisan sosial.
Mulai ada upaya para petani untuk beralih pekerjaan ke
jenis yang lain seiring perkembagan teknologi.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi memberikan pengaruh positif
bagi Indonesia khususnya bagi peningkatan industri pangan:
§ Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk
memberantas hama penyakit sehingga produksi pertanianpun meningkat.
§ Proses pengolahan lahanpun menjadi cepat dengan
digunakan traktor
§ Proses pengolahan hasil menjadi cepat dengan adanya
alat penggiling padi
Adapun dampak negatif dari perkembangan teknologi
tersebut adalah
§ Timbulnya pencemaran pada air maupun tanah akibat
penggunaan pestisida (pupuk kimia) yang berlebih. Sebab jika unsur nitrat
maupun fosfat yang terkandung dalam pupuk dalam jumlah banyak masuk ke sungai
akan menyebabkan pertumbuhan ganggang biru serta tanaman air lainnya yang
menyebabkan pengeringan sungai karena banyaknya tumbuhan air (eutrofikasi).
§ Penggunaan pestisida dapat membunuh hama tanaman,
serangga pemakan hama, burung, ikan dan hewan lainnya. Bahkan dari unsur-unsur
yang terkandung dalam pestisida dapat berubah menjadi senyawa yang membahayakan
kehidupan.
§ Pelaksanaan monokultur menyebabkan hubungan yang tidak
seimbang antara tanah, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sehingga kesimbangan alam
akan terganggu yang menyebabkan berjangkitnya hama dan penyakit.
§ Adanya sistem peladangan berpindah atau penebangan
pohon dalam jumlah besar yang dilakukan oleh pihak pemegang Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) guna dibuat pemukiman baru menyebabkan kerusakan lingkungan
kususnya pada ekosistem tanah.
§ Semakin sempit lahan pertanian karena diubah menjadi
wilayah pemukiman dan industri.
§ Meningkatnya kegitan penggalian sumber alam,
pertambangan liar yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan.
§ Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat
dalam proses produksi karena telah tergantikan oleh mesin-mesin sehingga
bersifat padat modal dan hemat tenaga kerja. Berdampak pada munculnya
pengangguran.
INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Revolusi Hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan
modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi yang ditandai
dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan mengarah pada
kapitalisme.
Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya
dimana dibagun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri.
Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di
bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan industrialisasi
adalah :
- Meningkatkan
perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk memperlancar
arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
- Mengembangkan
industri pertanian
- Mengembangkan
industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang mengalami kemajuan
pesat.
- Perkembangan
industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola
olrh PT.PAL Indonesia.
- Pembangunan
Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian berubah menjadi PT.
Dirgantara Indonesia.
- Pembangunan
kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
- Sejak
tahun 1985 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di
bidang industri dan investasi.
Industrialisasi
di Indonesia ditandai oleh :
Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja.
Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam sektor-sektor
industri.
Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama
menuju pola-pola perilaku yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern
diantaranya rasionalisasi.
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di
berbagai daerah khususnya di kawasan industri.
Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan
hasil-hasil industri baik pangan, sandang, maupun alat-alat untuk mendukung
pertanian dan sebagainya.
Dampak positif industrialisasi
adalah tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja.
Dampak negatif dari
industrialisasi adalah Munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi yang ditandai
oleh kemiskinan serta Munculnya patologi sosial(penyakit sosial)
seperti kenakalan remaja dan
kriminalitas.
Note :
Masyarakat tradisional mempertahankan prinsip cukup sementara masyarakat kota bagaimana memaksimalkan lahan dengan berbagai cara.
Munculah revolusi hijau, dengan intensifikasi lahan
Hal yang mendasari majunya revolusi hijau
Penyuluhan, politik dan dana yang baik
Dampak yang menjadi mundurnya revolusi hijau
Membawa dampak Positif :
dari 1-2 ton menjadi 3-4 ton tiap hektarnya
Tersedia swasembada pangan bahkabn menjadi lumbung padi seasia
Dampak negatif :
Penggunaan peptisida yang mengganggu keseimbangan
Terjadi homologi padi dari yang dulunya bervariasi
Lahan menjadi kurang subur
Daftar Pustaka
http://www.iasa-pusat.org/artikel/revolusi-hijau-dan-penyuluhan-pertanian.html
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/11/25/revolusi-hijau/
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/
2 Responses So Far:
Gelap...sampah!
Gelap...sampah!
Posting Komentar