Bangunlah Jiwanya…Bangunlah Badannya…Untuk Indonesia Raya!
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pelajaran IPA di laboratorium, dibutuhkan alat-alat pendukung seperti mikroskop. Namun, mikroskop merupakan alat pembelajaran yang relatif mahal. Pengadaan di sekolah tidak sebanding dengan banyaknya jumlah siswa.
Untuk menyiasati kondisi itu, Elli Arianti (43), guru biologi Madrasah Aliyah Negeri Model Banda Aceh, membuat mikroskop sendiri dari botol plastik.
“Prinsip kerja mikroskop ini adalah pembesaran obyek yang dilakukan dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif di dekat preparat (obyek renik yang diamati) dan lensa okuler untuk pengamatan di dekat mata,” kata Elli.
Lewat kreasi inovatifnya, Elli menerima penghargaan sebagai pemenang pertama Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG) bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.
”Siswa membutuhkan mikroskop untuk belajar biologi mengenai sel dan susunan jaringannya,” katanya. Di sisi lain, ketersediaan mikroskop di sekolah tempatnya mengajar sangat terbatas.
Menurutnya, mikroskop optik yang mahal. Selain jumlahnya sangat terbatas, juga rentan rusak. Sesuai ketentuan, siswa yang merusakkan alat harus mengganti.
”Itu hambatan yang sering dirasakan siswa ketika harus mengamati benda kecil dengan mikroskop optik. Mereka menjadi tidak bisa leluasa,” kata dia.
Elli menemukan inspirasi mikroskop dari botol plastik sudah lama. Namun, ia baru merancang teknik pembuatannya pada Juli 2011. Inspirasi ini ia peroleh saat mengamati botol kemasan plastik berisi air yang ternyata menyebabkan benda di belakangnya terlihat lebih besar.
Elli memanfaatkan tetesan air bersih di permukaan lapisan botol plastik untuk membentuk lensa cembung yang digunakan sebagai lensa obyektif untuk mengamati preparat.
Sebelumnya, Elli juga mempelajari fungsi air yang dapat digunakan sebagai lensa. Secara fisika, air memang dapat digunakan sebagai lensa cembung untuk memperbesar obyek. Mikroskop ini kemudian disertakan dalam LKIG yang diadakan LIPI.
Potongan plastik
Untuk membuat mikroskop rekaan Elli, digunakan botol plastik kemasan minuman yang memiliki sedikitnya tiga alur horizontal melingkar. Bagian alur cembung pertama dan ketiga dipotong secara horizontal.
”Dari potongan yang semula berbentuk tabung, dipotong lagi pada satu bagian melintang secara vertikal sehingga menjadi lembaran,” kata Elli.
Lembaran itu disisihkan sebagian. Caranya, dengan memotong lekukan pertama dan ketiga hingga dua pertiga bagian. Pemotongan ini menyisakan satu alur di tengah yang tetap menyatu dengan sepertiga bagian yang semula.
”Alur yang ada di tengah dari hasil pemotongan itu nantinya ditekuk dan dimanfaatkan untuk membentuk lensa okuler,” lanjutnya.
Pembuatan lensa okuler dilakukan dengan cara membentuk lubang transparan di antara warna hitam. Warna hitam diperoleh dengan mewarnai plastik dengan menggunakan spidol permanen.
Pada mikroskop, lensa obyektif ataupun lensa okuler sama-sama merupakan lensa cembung. Lensa obyektif menghasilkan bayangan semu, terbalik, dan diperbesar. Bayangan akhir yang makin diperbesar, posisinya sama dengan obyek yang diamati, dapat diperoleh melalui lensa okuler.
Sel bawang merah
Elli mempraktikkan penggunaan mikroskop dari botol plastik untuk mengamati sel bawang merah. Sebanyak 36 siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Banda Aceh menguji coba mikroskop ini.
”Siswa terampil membuat dan menggunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan sel dengan jelas,” kata Elli.
Lapisan kulit ari bawang merah dibuat setipis mungkin, kemudian ditempatkan sebagai preparat pada bagian luar lensa obyektif dari lapisan plastik botol tersebut.
Pada lapisan dalam ditetesi air bersih sehingga membentuk lensa cembung. ”Pengamatan sel bawang merah dengan cara diarahkan ke sumber cahaya,” jelas Elli.
Cahaya yang cukup pada preparat berguna untuk memperoleh hasil pengamatan sel yang terpisah satu sama lain. Lazimnya mikroskop, fungsi pencahayaan diatur oleh lensa kondensor.
”Mikroskop ini juga digunakan untuk pengamatan spora sebagai alat reproduksi tumbuhan perintis lumut,” kata Elli.
Meskipun belum diukur kemampuan pembesarannya, mikroskop sederhana dari botol plastik kemasan minuman ini bisa menjadi alternatif pengganti mikroskop secara murah dan mudah. Selain bisa mendalami pelajaran biologi, kepercayaan diri siswa pun makin meningkat.
Sumber: Kompas
0 Responses So Far:
Posting Komentar