I.
TUJUAN
Percobaan
mengenai pergerakan bakteri ini memiliki beberapa tujuan, antara lain
-
untuk menentukan sampel bakteri yang diberikan, motil atau
tidak
-
untuk menentukan cara pergerakan bakteri (menggunakan organ
atau tidak)
-
untuk melihat pergerakan bakteri selain dengan medium semi
solid
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Diantara ciri-ciri utama sel bakteri yang dipelajari adalah
ukuran, bentuk, susunan dalam kelompok, struktur sel, dan bagian-bagian lain
yang memberi ciri khas bagi pengenalan bakteri tersebut seperti flagel, kapsul,
spora dan sebagainya. Motilitas suatu bakteri juga merupakan ciri khas bagi
pengenalan bakteri. Yang dimaksud dengan gerak ini adalah sifat atau kemampuan
bakteri untuk dapat berpindah tempat dengan menggunakan salah satu bagian
tubuhnya. Jadi bukan gerak yang disebabkan oleh pengaruh luar, seperti bergetar
atau gerak maju mundur yang disebabkan oleh benda-benda halus yang berada dalam
cairan suspensi, sebagai akibat pertumbukan molekul-molekul cairan dengan
bakteri tersebut (gerak semacam ini disebut gerak Brown). Salah satu bagian
tubuh atau organ yang dimaksud adalah flagel. Bakteri dapat bergerak dengan
menggunakan flagel, akan tetapi flagel tidak ditemukan pada semua jenis
bakteri. Oleh karena itu dapat atau tidaknya bakteri bergerak merupakan salah
satu ciri yang dapat digunakan dalam
identifikasi bakteri.
Diantara banyak anggota Protista sekurang-kurangnya ada empat
gerakan berpindah yang dapat dibedakan, yaitu gerak amoeboid, gerak meluncur,
gerak yang disebabkan oleh berputarnya sel berbentuk sawa (Spirochaetales), dan
gerak yang disebabkan adanya gerak seperti mendayung oleh flagel atau bulu
cambuk.
Flagel sebagai alat gerak bakteri adalah suatu organ berupa
benang yang berpangkal dalam sitoplasma (Indrawati, dkk., 2002) atau flagel
adalah semacam untai rambut yang menembus keluar dinding sel dan menimbulkan
gerak berenang (Usman, 1987). Sedangkan menurut Pelczar (1986) flagelum adalah
embel-embel seperti rambut yang teramat tipis mencuat menembus dinding sel dan
bermula dari tubuh dasar, suatu struktur granular tepat di bawah membran sel di
dalam sitoplasma (jamak, flagela). Flagelum inilah yang menyebabkan motilitas
pada sel bakteri.
Flagel tersusun dari tiga atau lebih serat paralel atau
melilit memanjang, terbuat dari protein tipe flagelin yaitu semacam miosin,
lebih halus dari flagel ialah bulu getar (silia) eukarion. Tiap serta adalah
rantai polipeptida berbentuk sawa. Flagel terdiri dari tiga bagian :
1.
Tubuh dasar
Bagian dasar
flagel berhubungan dengan membran sitoplasma dan dinding sel.
2.
Struktur seperti kait
Struktur
ini terdiri dari dua (pada bakteri Gram positif) atai empat (pada bakteri Gram
negatif) bagian berupa cincin yang melekatkan flagel itu pada membra sitoplasma
dan dinding sel. Tersusun dari subunit protein (monomer) yang diatur dalam pola
sawa. Hilangnya dinding sel tidak mengganggu flagel, hanya bila dinding sel
tidak ada, gerak bakteri itu berkurang.
3.
Sehelai filamen panjang di luar dinding sel
Bahan
filamen berbentuk sawa, biasanya beberapa kali lebih panjang dari selnya
sendiri.
Lama benar orang tidak tahu dengan pasti, apakah flagel itu
tumbuh pada dinding sel ataukah mempunyai akar di dalam sitoplasma, atau
mungkinkah flagel itu hanya merupakan kepanjangan protoplasma melalui
celah-celah di dalam dinding sel. Elektron mikroskop menunjukan bahwa flagel
itu benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik-titik tepat di bawah
membran sel; pangkal itu disebut rizoblast (Dwidjeseputro, 1980). Tetapi
menurut Usman (1987), terdapat flagel
yang memiliki flagel ekstern. Tetapi didalam selnya terdapat strukur yang mirip
flagel tepat di bawah pembungkus luar sel, dan dinamakan flagel periplasma,
pernah disebut fibril taksis atau endoflagel. Inilah yang menyebabkan gerak
spirokheta, tetapi bagaimana terlaksananya masih belum jelas diketahui.
Flagel menurut letak dan jumlahnya merupakan salah satu ciri
yang dapat digunakan dalam identifikasi bakteri. Macam-macam letak flagel:
-
monotrik; (monotrich; monos, tunggal; thrix, rambut) satu
flagel pada salah satu ujung sel bakteri. Contoh bakteri Pseudomonas aeruginosa
-
amphitrik; (amphitrich; amphi, dua-dua) satu flagel pada
kedua ujung sel bakteri. Contoh bakteri
Spirillum serpens
-
lofotrik; (lophotrich; lophos, tumbuh berupa segumpal rambut)
lebih dari satu flagel pada salah
satu
atau kedua ujung sel bakteri. Contoh Pseudomonas
flourescens
-
peritrik; (peritrich; peri, sekitar) flagel keluar dari tiap
bagian permukaan sel bakteri. Contoh
bakteri
Salmonella typhii
- atrik; tidak ada flagel, umumnya bakteri berbentuk kokus.
Karena
ada bukti-bukti bahwa bakteri yang amfitrik itu sebenarnya bakteri yang sedang
atau akan membelah diri, maka timbullah pendapat baru untuk mengadakan dua
klasifikasi saja mengenai kedudukan flagel, yaitu flagel terminal yang terdapat
pada ujung saja seperti Vibrio, Spirillum, dan Pseudomonas, dan flagel lateral seperti halnya Escherichia coli, Proteus
vulgaris serta pada beberapa Bacillus
dan Clostridium yang dapat bergerak.
Sehubungan dengan masalah gerak bakteri ini, dapat diamati
suatu fenomena yang disebut serotaksis. Pengamatan terhadap fenomena ini dapat
dilakukan di atas kaca objek dan dilihat dengan menggunakan mikroskop. Dalam
hal ini yang diperhatikan ialah kemana bakteri itu bergerak:
1.
Bila terdapat gerak menuju periferi, bakteri tersebut
bersifat aerob obligat
2.
Bila terdapat gerak menuju sentrum, bakteri tersebut bersifat
anaerob obligat
3.
Bila gerak menuju daerah antara periferi dan sentrum, bakteri
bersifat mikroaerofil
Panjang flagellum biasanya beberapa kali lebih panjang dari
selnya, namun diameternya jauh
lebih
kecil daripada diameter asalnya, misalnya 10 sampai 20 nm. Di dalam keadaan
alamiahnya, flagellum terlampau kecil untuk dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya. Namun, dengan prosedur pewarnaan khusus yang menggunakan mordan (suatu
substansi yang mengikatkan zat warna pada suatu permukaan), diameter dapat
diperbesar dengan cukup untuk membuatnya tampak di bawah mikroskop cahaya.
Bukti-bukti tak langsung mengenai adanya flagella dapat diperoleh dengan cara
memeriksa bakteri pada preparat basah untuk melihat adanya pergerakan.
Untuk memeriksa gerak bakteri dapat dilakukan secara
mikroskopik dan makroskopik. Cara mikroskopik ada dua macam, yaitu:
1.
Pengecatan flagel
2.
Dengan pembuatan preparat
Bagi pergerakan silia dan flagella pada mikroorganisme motil
dibutuhkan energi. Menurut
perkiraan,
sebanyak 10 persen dari energi yang
dipakai oleh beberapa dari mikrobe ini digunakan untuk pergerakan flagella
(Pelczar, 1986). Bukti yang menunjang bahwa ATP dibutuhkan untuk menggerakan
flagella berasal dari penelitian sitokimiawi pada bakteri-bakteri motil. Hasil
penelitian ini menampakan adanya aktivitas ATPase yang bergantung pada Mg pada
situs-situs pada membran tempat munculnya flagella. Hal ini menunjukan baha
ATPase terlokalisasi pada area-area ini dan karena itu ATP merupakan sumber
energi bagi pergerakan flagella bakteri (Pelczar, 1986).
Bacillus subtilis
Jenis Bacilllus terdiri dari 22 spesies, dimana banyak
diantaranya ditemukan pada makanan. Bakteri ini bersifat aerobik sampai
anaerobik fakultatif, katalase positif, dan kebanyakan bersifat gram positif,
hanya beberapa gram variabel. Bentuk spora yang diproduksi oleh Bacillus
bermacam-macam, tergantung dari spesiesnya. B.subtilis
dan B.cereus memproduksi spora
berbentuk silinder yang tidak membengkak (langsing), tidak melebihi diameter
0.9 µm. B.subtilis bersifat mesofilik (bakteri yang hidup baik
antara 5ºC dan 60ºC, sedang temperatur optimumnya ialah di antara 25ºC sampai 40ºC). Bakteri atau kuman ini
berbentuk batang lurus, Gram positif, berukuran 1.5 x 4.5 µm, sendiri-sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai,
bergerak dan tidak bersimpai.
B. subtilis temasuk ke dalam
golongan bakteri bentuk L atau bakteri yang tidak berdinding sel. Tetapi
spesies ini dapat kembali memperoleh kembali dinding aslinya. Pengembalian
khususnya dapat dirangsang oleh konsentrasi tinggi gelatin, tetapi dapat pula
oleh agar keras, membran filter atau fragmen dinding sel.
Tumbuh pada agar darah membentuk zona haemolisis beta yang
lebar. Dapat juga tumbuh pada agar gizi dan lain-lain. Beberapa jenis membuat haemolisis yang dapat larut. Kuman
ini bersifat patogen oportunis, menyebabkan infeksi pada telur dan septikimia.
Dapat mencemari botol transfusi darah sehingga melisiskan sel darah.
B. subtilis menghasilkan
antibiotik basitrasin dan subtilin. Bakteri ini juga dapat dipergunakan untuk
pengempukan daging, dan penghilang noda pakaian
III.
METODOLOGI
PENELITIAN
III.1
Alat dan Bahan
-
ose steril
-
sampel bakteri Bacillus
subtilis
-
kaca objek
-
vaselin
-
cover glass
-
mikroskop
III.2 Tata Kerja :
A.
Tetes tegak; bersihkan sebuah kaca objek sampai bersih dan
bebas lemak. Teteskan satu ose
suspensi
bakteri di bagian tengah, lihat dengan mikroskop dengan kondensor yang
diturunkan dan lensa objektif pembesaran 40x (cahaya lemah).
B.
Tetes tegak dengan penutup; sama dengan cara A, tetapi
menggunakan penutup gelas (cover
glass) yang sekelilingnya diberi vaselin.
C.
Tetes gantung; bersihkan sebuah kaca objek cekung dengan
sebuah kaca penutup. Disekeliling
kaca
penutup diberi vaselin. Ditengah kaca penutup, diteteskan 1 ose suspensi
bakteri, suspensi tadi jangan dilebarkan, dibiarkan berkumpul ditengah kaca
penutup. Tempelkan kaca objek cekung dengan kaca penutup sehingga tetesan tepat
di daerah cekung. Lihat dengan mikroskop seperti cara A di atas.
Cara
makroskopik; dengan menanam bakteri dalam medium setengah padat (medium semi
solid). Medium yang digunakan adalah buylon agar dengan konsentrasi agar 0.1 –
0.2% dan dibekukan dalam tabung reaksi secara tegak. Penanaman dilakukan dengan
jarum penusuk, yang ditusukan secara tegak ke dalam medium pembiakan tersebut.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu yang sesuai selama 12-24 jam. Jika gerak
positif, seluruh medium menjadi keruh. Jika gerak negatif, maka bakteri yang
hidup hanya pada daerah tusukan saja.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Percobaan
ini dilakukan pada hari kamis, tanggal 2 Desember 2004.
Pada percobaan
mengamati motilitas bakteri, praktikan mempergunakan metode tetes gantung.
Metode tetes gantung ini dipergunakan untuk mengamati proses kehidupan
tertentu, misalnya motilitas dan reproduksi. Metode ini berguna sekali apabila
morfologi mikroorganisme yang tengah diperiksa dapat rusak karena perlakuan
dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme tersebut sukar untuk
diwarnai.
Hasil yang diperoleh adalah bakteri sampel
bergerak naik turun (motil), dan berbentuk basil (silinder). Praktikan tidak dapat menunjukan apakah
bakteri sampel bergerak menggunakan organ atau tidak. Karena flagellum
terlampau kecil untuk dilihat melalui mikroskop cahaya. Pewarnaan dengan
menggunakan mordan juga tidak dilakukan. Tetapi menurut sumber yang diperoleh, B. subtilis bergerak dengan menggunakan
organ atau flagel. Bacillus subtilis
termasuk gram positif, oleh karena itu
diperkiran bakteri tersebut memiliki dua bagian yang membentuk cincin yang
melekatkan flagel dengan membran sitoplasma atau dinding sel. Bakteri ini
berukuran 1.5 x 4.5 µm, sendiri-sendiri atau
tersusun dalam bentuk rantai. Sumber juga mengatakan bahwa Bacillus subtilis ini termasuk dalam klasifikasi flagel
berkedudukan lateral.
Pada percobaan, objek glass diberikan vaselin,
karena vaselin berguna agar suspensi bakteri tidak kering. Vaselin atau jeli
petroleum ini juga berfungsi untuk mengurangi laju penguapan dan meniadakan
aliran udara.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro
D., Dr., Prof. 1980. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Malang:
Penerbit Djambatan
Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi
Pangan. Bogor:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor
Indarwati,
Ida., Ratu Safitri, Mia Miranti. 2002. Praktikum
Mikrobiologi Dasar. Sumedang: Jurusan
Biologi FMIPA UNPAD
MD.,
Satish Gupte. 1982. Mikrobiologi Dasar
Edisi ketiga. Terjemahan Dr. Julius E.S. Jakarta:
Binarupa Aksara
Pelczar,
M.J., dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi
I.
Jakarta: UI
Press
Suriawiria,
Unus Drs.1985. Pengantar Mikrobiologi
Umum. Bandung:
Penerbit Angkasa
Usman, Razali. 1987. Mikrobiologi
Dasar. Bandung:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Padjadjaran
0 Responses So Far:
Posting Komentar