Tanaman Obat
Tanaman Obat adalah tumbuhan yang melalui proses metabolisme sekundernya dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif(metabolit sekunder)yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mengobati suatu penyakit atau mencegah terkena penyakit(antibiotik).Adapun fungsi senyawa-senyawa bagi tumbuhan itu sendiri,yaitu :
1.membantu dalam penyerbukan bunga tumbuhan tersebut
2.mencegah agar daun tumbuhan tersebut tidak dimakan oleh herbivora
3.sebagai senjata untuk memenangkan dalam berkompetisi dengan tumbuhan lain yang tumbuh pada habitat yang sama.
Beberapa Jenis Tanaman Obat :
CHAMOMILE
Chamomile atau Chamomile Jerman adalah tumbuhan semusim dari keluarga bunga matahari Asteraceae. Tanaman ini tumbuh di seluruh wilayah Eropa dan wilayah Asia yang memiliki 4 musim. Chamomile juga telah tersebar luas di Amerika Utara dan Australia oleh manusia. Chamomile memerlukan tanah yang terbuka untuk dapat tumbuh, biasanya tumbuh secara liar di pinggir jalan, tempat penampungan sampah, atau di ladang-ladang. Tanaman chamomile dapat tumbuh setinggi 15 sampai 60 cm. Daunnya yang panjang dan kecil berkelompok dua atau tiga daun dalam satu tangkai.
Kegunaan
#Herbal
Chamomile dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, radang pada usus, dan sebagai obat tidur (penenang). Selain itu dapat digunakan untuk membuat teh herbal, yaitu dengan menambahkan 2 sendok makan bunga chamomile kering per cangkir teh. Untuk mengatasi sakit perut (yang meradang), direkomendasikan untuk meminum secangkir teh chamomile setiap pagi tanpa sarapan selama 2 atau 3 bulan.
Chamomile juga digunakan untuk pembersih mulut untuk menyembuhkan mukositis, suatu penyakit pada membran mukosa. Komposisi zat aktif dari sari minyak chamomile disebut bisabolol. Zat aktif lainnya adalah chamazulene, flavonoid dan coumarin.
Chamomile seringkali dikenal sebagai “tanaman dokter” karena bisa membantu pertumbuhan tanaman lain yang tumbuh di dekatnya, terutama yang menghasilkan sari minyak (essential oil) seperti jenis tanaman mint (spearmint, sage, oregano).
#Diabetes
Penelitian terakhir yang dilakukan terhadap tikus percobaan yang menderita diabetes oleh para peneliti dari Inggris dan Jepang menunjukkan tikus yang diberikan ekstrak chamomile selama 21 hari, kadar glukosa dalam darahnya menurun drastis dibandingkan tikus yang tidak diberi chamomile.
Echinacea purpurea (L.) Moench
Kingdom Plantae – Plants
Subkingdom :Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision :Spermatophyta – Seed plants
Division :Magnoliophyta – Flowering plants
Class :Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass :Asteridae
Order :Asterales
Family :Asteraceae – Aster family
Genus :Echinacea Moench – purple coneflower
Species :Echinacea purpurea (L.) Moench – eastern purple coneflower
Umum: Sunflower Family (Asteraceae). Echinacea purpurea adalah herbal 1,5-6 abadi dm (0.5-2 kaki) tinggi, dengan rimpang berkayu atau caudex tangguh. Tanaman ini memiliki satu sampai beberapa batang berbulu kasar, kebanyakan bercabang. Basal dan bawah daun baling cauline adalah ovate untuk ovate-berbentuk pisau pembedah dengan tepi bergigi, hingga 2 dm dan 1,5 dm panjang lebar, dan sedikit berbentuk hati di dasar. Cauline daun yang serupa tetapi menjadi lebih kecil ketika mereka memperluas hingga batang. Bunga-bunga ada di kepala seperti bunga matahari dengan disk hingga 3,5 cm di. Ray floret yang terkulai telah ligules 3-8 cm, dan kemerahan-ungu, lavender, atau jarang merah muda. Disk floret adalah panjang 4,5-5,5 mm, dan terletak di antara bracts kaku. Bunga mekar dari bulan Juni hingga Agustus. Serbuk sari berwarna kuning. Buah kecil, gelap, 4-siku achenes.
FUNGSI
Ethnobotanic: Purple coneflower (Echinacea purpurea) ini dan masih digunakan secara luas adalah tanaman obat dari Plains Indian. Itu digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan untuk berbagai penyakit, termasuk sakit gigi, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan gigitan ular (Kindscher 1992). The Choctaw menggunakan coneflower ungu sebagai obat batuk dan gastro-intestinal bantuan (Moerman 1986). Delaware menggunakan infus akar coneflower untuk gonore dan merasa sangat efektif.
Coneflower ungu adalah satu-satunya tanaman padang rumput asli yang dipopulerkan sebagai obat oleh kaum praktisi dan dokter. Ini digunakan secara luas sebagai obat rakyat (Kindscher 1992). Ungu coneflower akar digunakan oleh pemukim awal sebagai bantuan dalam hampir setiap jenis penyakit. Jika sapi atau kuda tidak makan dengan baik, orang-orang yang diberikan Echinacea dalam feed.
Echinacea secara luas digunakan sebagai obat herbal hari ini. Sebuah produk coneflower ungu berisi jus dari bagian udara segar Echinacea purpurea ditemukan untuk membuat sel-sel tikus 50-80 persen resisten terhadap influenza, herpes, dan vesikuler somatitis virus. Produk ini tersedia di Jerman pada tahun 1978 (Wacker dan Hilbig 1978). Mungkin yang paling penting sejauh ini menemukan penemuan immuno-stimulasi properti di Echinacea purpurea dan E. angustifolia (Wagner dan Proksch 1985, Wagner et al. 1985). Stimulasi sistem kekebalan tampaknya sangat dipengaruhi oleh tingkat dosis. Baru-baru ini studi farmakologi menunjukkan bahwa dosis harian 10-mg/kg dari polisakarida selama periode sepuluh hari efektif sebagai immuno-stimulan. Peningkatan dosis harian melampaui tingkat ini, bagaimanapun, mengakibatkan “penurunan tajam aktivitas farmakologis” (Wagner dan Proksch 1985, Wagner et al. 1985). Penelitian lain menunjukkan bahwa coneflower ungu menghasilkan efek anti inflamasi dan memiliki nilai terapeutik urology, gynecology, internal medicine, dan dermatologi (Wagner dan Proksch 1985).
Hias: coneflower ungu sering tumbuh hanya untuk nilai hias, khususnya bagi para mencolok bunga. Kemungkinan yang terbaik untuk mendapatkan yang baru dalam budidaya adalah hibrida antara Echinacea purpurea dan E. angustifolia var. angustifolia, yang progeni yang kompak, bulat, dan tanaman lebat sekitar dua meter dengan diameter (McGregor 1968).
HABITATUngu Coneflower terjadi terutama di pusat dan NE Illinois, dan beberapa kabupaten di selatan Illinois (lihat Peta Distribusi). Meskipun sering ditanam di kebun-kebun di sekitar rumah dan bisnis, biasanya yang jarang pabrik di habitat asli. Namun, Ungu Coneflower sering digunakan dalam restorasi padang rumput, di mana mungkin Common lokal. Beberapa populasi, terutama di daerah Chicago, mungkin tanaman yang telah lolos dari budidaya. Habitat termasuk basah untuk Mesić tanah hitam padang rumput, tepi dan pembukaan hutan di dataran banjir, sabana, semak, dan batu kapur glades.
GINSENG
Kerajaan: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Araliaceae
Upafamili: Aralioideae
Genus : Panax L.
Ginseng (Panax) adalah sejenis terna berkhasiat obat yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, yaitu Panax vietnamensis. Nama “ginseng” diambil dari bahasa Inggris, yang dibaca mengikuti lafal bahasa Kanton, jên shên, yang dalam bahasa Mandarin dibaca “ren shen”, 人蔘, yang berarti duplikat manusia, karena bentuk akarnya yang kerap menyerupai manusia.
Ginseng sering kali digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, serta membantu pemulihan dari penyakit.
Di Indonesia terdapat juga tumbuhan yang memiliki khasiat sama dengan ginseng yaitu ginseng Jawa atau som jawa, Talinum paniculatum Gaertn. dan kolesom, Talinum triangulare Wild. Di dalam pengobatan tradisional akarnya dicampur dengan berbagai jenis obat dan yang paling terkenal dalam bentuk campuran anggur. Kajian mengenai khasiat dan kegunaanya telah dilakukan untuk menjadikan kolesom sebagai ginseng Indonesia.
HIBISCUS SABSARIFFA
Kingdom lantae
(unranked) :Angiosperms
(unranked) :Eudicots
(unranked) :Rosids
Order :Malvales
Family :Malvaceae
Genus :Hibiscus
Species :H. sabdariffa
Rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah salah satu spesies dari Hibiscus asli daerah tropis Dunia Lama, digunakan untuk produksi serat kulit kayu dan sebagai infus. Ini adalah abadi tahunan atau tanaman atau kayu berbasis subshrub, tumbuh 2-2,5 m (7-8 ft) tinggi. Daunnya sangat tiga sampai lima-lobed, 8-15 cm (3-6 in) lama, diatur secara bergantian pada batang.
Bunga-bunga 8-10 cm (3-4 inci) dalam diameter, putih kuning pucat dengan titik merah gelap di dasar setiap kelopak, dan memiliki kelopak berdaging kokoh di dasar, 1-2 cm (0,39-0,79 in) lebar, memperluas untuk 3-3,5 cm (1,2-1,4 inci), berdaging dan merah terang sebagai buah matang. Ini membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk matang.
Rosella dikenal sebagai buah rosella rosella atau di Australia. Ia juga dikenal sebagai města / meshta di anak benua India, Tengamora di Assam, Gongura in Telugu, dagu BAUNG di Myanmar, กระเจี๊ยบ krajeab di Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin dan Niger, Kongo dan Perancis, dah atau dah bleni di bagian lain Mali, wonjo di Gambia, zobo di Nigeria (Yorubas di Nigeria yang memanggil berbagai Isapa putih (dibaca Ishapa)), karkade (كركديه; Arab pengucapan: [karkade]) [ ragu-ragu - mendiskusikan] di Mesir, Arab Saudi, dan Sudan, omutete di Namibia, coklat kemerah-merahan di Karibia dan di Amerika Latin, Flor de Jamaika di Meksiko, Saril di Panama, rosela di Indonesia, asam paya atau asam susur di Malaysia. Di Cina adalah Luo Shen Hua
kegunaan
>memiliki sifat antihipertensi.
>dibudidayakan untuk produksi untuk serat kulit kayu dari batang tanaman.
>Serat dapat digunakan sebagai pengganti dalam pembuatan karung goni
>Kembang sepatu, khususnya Siti, telah digunakan dalam obat rakyat sebagai diuretik, pencahar ringan, dan pengobatan untuk penyakit jantung dan saraf dan kanker
>digunakan sebagai pewarna makanan
>Di Afrika Timur, yang tampuk infus, yang disebut “Sudan teh”, adalah diambil untuk meredakan batuk. Katon jus, dengan garam, merica, asafetida dan molase, diambil sebagai obat untuk biliousness.
>Di Thailand, Roselle diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Ini juga dapat dibuat menjadi anggur – bunga Hibiscus biasanya ditemukan dalam perdagangan teh herbal, terutama teh diiklankan sebagai berry-rasa, karena mereka memberikan warna merah untuk minuman.
>Malaysia, Roselle calyces dipanen segar untuk memproduksi minuman kesehatan yang pro-karena isi tinggi vitamin C dan anthocyanin
>. Di Meksiko, ‘agua de Flor de Jamaica’ (air dibumbui dengan Siti) sering disebut “agua de Jamaica” yang paling sering buatan sendiri. Nama yang terakhir, “Agua de Jamaika” secara teknis tidak tepat walaupun dalam pemakaian umum di Spanyol Meksiko, sejak nama tanaman “Bunga Jamaika” (Flor de Jamaika), bukan “Jamaika”. Hal ini disiapkan oleh mendidih kering calyces dari Jamaika Bunga tanaman dalam air selama 8 sampai 10 menit (atau sampai air berubah warna menjadi merah), kemudian menambahkan gula. Hal ini sering disajikan dingin.
>masih banyak lagi negara yang mengkonsumsi bunga rosella ini,ada yang dimanfaatkan sebagai minuman,ada juga yang dimanfaatkan kandungan seratnya
MEDINELLA SPECIOSA L.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Melastomataceae
Marga : Medinella
Jenis : Mediaella speciosa L.
Parijoto.
Nama umum: Parijoto.
Nama daerah: Parijoto {Jawa).
Jawa : Parijoto {Jawa).
Deskripsi:
Habitus: Perdu, tegak, tinggi l-2m.
Batang: Bulat, kulit dengan lapisan gabus jika tua, bergerigi, kasar,
putih kecoklatan.
Daun: Tunggal, bersilang berhadapan, tangkai pendek, bulat, lunak,
warna ungu kemerahan, helaian daun bentuk lonjong, pangkal
dan ujung runcing, tepi rata, panjang 10-20 cm, lebar 5-15 cm,
pertulangan melengkung, permukan alas licin, berwarna hijau,
perraukaan bawah kasar, warna hijau kelabu.
Bunga: Majemuk, di ketiak daun, sempurna, berkelamin ganda, kelopak
5 helai, ujung runcing, pangkal berlekatan, panjang 3-8 mm,
warna ungu tua, benang sari 2 kali lipat jumlah mahkota, kepala
sari berupa kuncup membengkok, warna merah keunguan,
kepala putik duduk di atas bakal buah, kepala putik bulat, ungu,
mahkota lepas, 5 helai, bentuk kuku, panjang 5-8 mm, warna
merah muda.
Buah: Buni, bulat, bagian ujung berbenjol bekas pelekatan kelopak,
diameter 5-8 mm, warna merah keunguan.
Biji: Bulat, jumlah banyak, kecil. putih.
Akar:Serabut, putih kotor.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di lereng-lerengunung atau dihutan-hutan dan kadang
dibudidayakan sebagai tanaman bias. Tumbuh balk pada tanah yang berhumus tingi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas perraukaan laut. Berbunga pada bulan November-Januari dan waktu panen yang tepat bulan.Maret-Mei.
Bagian yang digunakan
Daun dan buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Kegunaan
Anti-bakteri,obat sariawan dan anti radang.
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat sariawan: buah parijoto segar sebanyak 5 gram, dicuci, ditumbuk halus dan
larutkan dalam 10 ml airnatang kemudian gunakan untuk berkurnur-kumur
sedangkan sisanya diminum.
2. Obat diare: daun parijoto segar sebanyak 20 gram, dicuci direbus. dengan 40 ml air
sampai mendidih selania 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi
dan sore.
Kandungan kimia
Daun dan buah parijoto mengandung saponin kardenolin, di samping itu buahnya
juga mengandung flavonoid dan daunnya mengandung tanin.
NANAS KERANG
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Bromeliales
Suku : Bromeliaceae
Marga : Rhoeo
Jenis : Rhoeo spathacea Swartz
Nama umum/dagang: Nanas kerang
Nama daerah Jawa : Nanas kerang (Jawa)
Deskripsi :
Habitus : Semak, tinggi 40-60 cm.
Batang : Kasar, pendek, lurus, coklat.
Daun : Tunggal, lonjong,ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 25-30 cm, lebar 3-6 cm, permukaan atas hijau, permukaan lainnya merah kecoklatan.
Bunga : Majemuk, bentuk mangkok,di ketiak daun,terbungkus kelopak seperti kerang, benang sari silindris, banyak, putih, kepaia putik kuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar, putih.
Akar : Serabut, kecoklatan.
Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-gawaran, berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm – 60 cm, batang kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah, warna daun di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 – 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang.
Bagian yang dipakai :
Bunga dan daun. Pemakaian segar atau kering.
Kegunaan:
1. Acute & chronic bronchitis, batuk rejan (Pertusis).
2. TBC kelenjar (Lymphatic tuberculosis)
3. Mimisan (Epistaxis).
4. Disenteri basiler, berak darah (Melena).
Pemakaian :
Daun: 15 – 30 gr. Bunga: 20 – 30 kuntum rebus.
Pemakaian luar :
Jatuh terkilir, terpukul (memar), dilumatkan, kemudian dibalut.
Cara Pemakaian :
1. Batuk rejan, batuk berdahak, flu, disentri:
20 – 30 kuntum bunga direbus, minum.
2. TBC kelenjar, mimisan: 15 – 30 gr daun, rebus, minum.
3. Acute bronchitis, muntah darah:
10 helai daun segar atau 20 – 30 kuntum bunga ditambah gula batu,
ditim.
4. Berak darah (melena):
10 – 15 helai daun segar atau 20 – 50 kuntum bunga kering ditambah
gula enau, direbus.
Komposisi :
Kandungan kimia:
Daun dan bunga Rhoeo spathacea mengandung saponin dan tanin.
Sifat kimia dan efek farmakologis: rasa manis, sejuk. anti radang, memelihara paru, mencairkan dahak, anti batuk, anti diare, membersihkan darah.
Jika ingin mencari tanaman obat yang lain silahkan buka http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/
0 Responses So Far:
Posting Komentar