NAMA DAN KHASIAT TANAMAN
SOSOR BEBEK
Kalanchoe pinnat
SIFAT KIMIAWI : Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang
sudah diketahui, a. l: ZatAsam lemon, asam apel, Vitamin C,
quercetin-3-diarabinoside, kaemferol-3-glucoside.
EFEK FARMAKOLOGIS : Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional
lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat : agak asam, baulemah, dingin.
Antiradang, menghentikan pendarahan, mengurangi pembengkakan dan mempercepat
proses penyembuhan.
BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN : Efek farmakologi ini diperoleh
dari penggunaan seluruh tanaman dan pemakaian segar.
PENYAKIT YANG DAPAT DISEMBUHKAN DAN CARA PENGGUNAANYA
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman
secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat
menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut :
1. Nyeri lambung (gastritis), diare. Airperasan
5 lembar daun sosor bebek ditambah sedikit garam, minum.
2. Muntah darah. Daun sosor bebek 7 lembar dilumatkan, campur arak dan
gula merah (gula enau), di tim, minum hangat-hangat.
3. Sendi-sendi sakit ( rheumatik). Seluruh tanaman sosor bebek
seberat 30 gr direbus, minum airnya, atau Daun sosor bebek4 lembar, adas 1
sendok the, pulosari 1 jari, gula enau 2 jari, air 3 gelas, rebus
sampai ¾ nya, sesudah dingin disaring, minum 3 kali sehari @ ¾ gelas.
4. Wasir. Daun sosor bebek dicuci bersih, diangin-anginkan sampai
kering, dibuat menjadi bubuk. Pemakaian satu sendok makan bubuk diseduh air
panas ¾ cangkir, ditambah madu 1 sendok makan, minum hangat-hangat sehari 3
kali.
5. Disentri, diare, menurunkan demam. Daun dilumatkan sebagai tapal
diperut, dipakai sehari 2 kali.
6. Bisul, koreng, mastitis, memar. Daun sosor bebek 30 – 60 gr
dilumatkan, ambil airnya (peras) ditambah madu, sisa perasan daun ditempelkan
di bagian yangsakit sebagai tapal.
7. Radang amandel. Daun 5 – 10 lembar dilumatkan, ambil
airnya untuk kumur-kumur.
8. Radang telinga luar (otitis externa). Daun 5 – 10 lembar dilumatkan,
ambil airnya untuk tetes telinga.
=======================================================================
Som
Jawa
SOM JAWA (Talinum Paniculatum)
Dapat Untuk Menyembuhkan:
1.Kekurangan Air Susu ( ASI )
2.Haid Tidak Teratur
3.Keputihan
Talinum paniculatum (Jacq)Gaertn.
Tumbuhan ini terdapat di seluruh Indonesia dan biasa di tanam sebagai tanaman
hias atau tanaman obat. Biasa tumbuh pada ketinggian 5-1.250 m dpl. Tanaman ini
akarnya berdaging tebal dan biasa digunakan sebagai pengganti ginseng. Tumbuhan
ini berbatang tegak dan tingginya 30-60 cm, batang bercabang di bagian bawah
dan pangkal mengeras. Daun bertangkai, letak berhadapan, bentuk bundar telur
sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3-10 cm, lebar 1,5-5
cm. Bunga berupa bunga majemuk dalam malai di ujung tangkai, bentuk anak panah
yang menggarpu, mekar sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya bulat, berwarna
merah coklat dengan diameter 3 mm, biji kecil, hitam, buat gepeng.
KLASIFIKASI : Som jawa disebutTalinum paniculatum
(Jaq) Gaertn, atau Talinum patens (L) Willd. Termasuk kedalam famili tumbuhan
Portulacaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Gelang porslen.
SIFAT KIMIAWI : Kandungan kimiawi yang sudah
diketahui a.l:saponon, flavonoid, dan tanin,
EFEK FARMAKOLOGIS : Dalam farmakologi Cina
disebutkan bahwa tanaman ini bersifat pahit, manis, sejuk dan penenang
(sedative).
BAGIAN TANAMAN YANG
DIGUNAKAN : Efek
farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman; segar atau
dikeringkan.
UJI KLINIK/PRA KLINIK
1. Ujipra klinik efek infus som
jawa terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa pada mencit dibuktikan oleh Sa’roni,
Yun AN, Adjirni (1999). Pemberian oral infus som jawa sekalisetiap
hari selama 50 hari, hasilnya menunjukkan bahwa infus akar som jawa dapat
meningkatkan motilitas spermatozoa, tetapi tidak meningkatkan jumlah
spermatozoa.(P.3)
2. Ujipra klinik efek anti
radang infus daun dan akar som jawa. Pemberian infus 50%, 100%,200% pada
6 tikus menunjukkan hasil adanya pengurangan pembengkakan yang berarti.
Ini disebabkan kandungan flavonoid yang ada dalam som jawa. Senyawa tanin
mempunyai efek mendinginkan dan berguna mengurangi panas pada
peradangan, R. Sumastuti.(1999).(P.3)
3. Ujipra klinik efek stimulan
susunan syaraf pusat pada 6 ekor mencit. Hasil penelitian menunjukkan adanya
efek stimulan susunan saraf pada dosis 70 mg/20 g bb. Secara
fisiologi aktivitas motorik mengandung komponen emosi, karena untuk dapat
bergerak dibutuhkan inisiatif sebagai stimulan. Obat stimulan
cenderung mempengaruhi emosidan meningkatkan aktivitas motorik.
Lucie,dkk(P.3)
PENYAKIT YANG DAPAT DISEMBUHKAN DAN
CARA PENGGUNAANYA
Berdasarkan berbagai literatur yang
mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah,
tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut :
1. Aphrodisiak. Akar diseduh, tambahkan brem,
minum.
2. ASI sedikit. Daun segar ditums, dimakan sebagai
sayuran.
3. Bisul. Daun segar setelah dicuci bersih
tambahkan gula merah secukupnya lalu digiling halus. Tempelkan di tempat yang
sakit.
4. Untuk penyakit: Batuk dengan
dahak dan darah, radang paru-paru, keringat dingin, diare, banyak kencing, haid
tidak teratur, keputihan. Rebus 30-60 gram akar, minum airnya.
PERHATIAN : Keracunan terjadi karena pemakaian
terlalu banyak yang biasanya memiliki gejala mual, muntah dan sesak napas.
Pengobatan keracunan dengan minum kopi keras dan tempatkan pasien di tempat
terbuka dan berangin.
=======================================================================
KECUBUNG
Kecubung
Nama latin: Datura metel L
Nama daerah: Kecubung; Kacubung; Kacobhung cobung
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu batang berkayu, bentuk batang bengkok tinggi
dapat mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu
sisi saja. Daun berhadapan, bentuk bulat bercangap. Bunganya berwarna ungu atau
putih berbentuk terompet. Buahnya kotak bulat berduri, bijinya banyak berwarna
coklat bulat pipih
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Daun ; Buah
Kandungan kimia: Alkaloid(skopolamina, hiosiamina, atropina); Flavonoid
Khasiat: Spasmolitik; Antitusif; Analgesik
Nama simplesia: Daturae albae Flos
Resep tradisional:
Bengkak:
Daun kecubung segar secukupnya; Minyak kelapa secukupnya, Daun dibasahi dengan
minyak kelap, kemudian dipanggang lalu diremas, Ditempelkan pada kulit yang bengkak
Sembelit:
Daun kecubung beberapa helai; Minyak kelapa sedikit, Diremas-remas, Letakkan
remasan daun tersebut di perut.
Ketombe,
Daun kecubung (kering)7 helai; Minyak kelapa 5 sendok makan, Masukkan dalam
botol dan tutup; kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari,
Dioleskan pada kulit kepala 2 kali sehari; pagi; sore.
Reumatik:
Daun kecubung segar 14 helai; Minyak kelapa 10 sendok makan, Daun kecubung
dirajang dan dijemur kemudian ditambah minyak kelapa, simpan campuran tersebut
selama 3 hari. Peras dan pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan, Gosokkan pada
bagian yang nyeri; bila perlu; tambahkan sedikit minyak kayu putih.
Terkilir:
Daun kecubung 14 helai; Sereh (dicacah halus)2 buah; Minyak kelapa 2 gelas,
Campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran
dipisahkan; minyaknya dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri
==================================================================
Kecubung Gunung
Kecubung Gunung
(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P)
Sinonim :
Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali).
NAMA ASING Datura, angel's trumpet (I). NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis
Flos (bunga kecubung gunung).
Uraian :
Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di
Indonesia, umumnya tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang
atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat
ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak,
berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang
sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur
memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing,
tepi berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan
bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak
daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota
berbentuk terompet, tabung bersudut lima
dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam
hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11
cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu.
Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan
penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata,
pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan
perilaku abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi
FMIPA, Unair, 1990).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian yang digunakan adalah bunga. INDIKASI Bunga
digunakan untuk mengatasi : - sesak napas, - nyeri haid, dan - sakit perut.
CARA PEMAKAIAN Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk
diisap atau direbus untuk diminum. CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Sesak napas
Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam,
seperti mengisap rokok. Catatan: Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Komposisi :
Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif
ini bisa menimbulkan halusinasi.
======================================================================
KAYU ULES
KAYU ULES
Nama latin: Helicteres isora L
Nama daerah: Jelumpang; Dlumpang; Puteran; Kayu mules
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi sampai 4 m. Berbatang basah, kulit
kayu berserat-serat. Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti
pilin. Tiap-tiap buah bertabung dan mempunyai satu baris biji kecil-kecil warna
coklat tua.
Habitat: Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada
dataran rendah sampai 1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Kulit kayu
Kandungan kimia: Pigmen kloroplas; Pitosterol; Saponin; Gula; Flobatanin; Asam
hidroksikarboksilat
Khasiat: Stomakik; Antipiretik
Nama simplesia: Isorae Frustus, Isorae Cortex
Resep tradisional:
Obat cacing:
Buah kayu ules 11 biji; air 110 ml, Direbus mendidih 15 menit, Diminum pagi dan
sore.
Rematik:
Kulit kayu ules 10 g; Akar 10 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum
pagi sore.
======================================================================
Kayu Rapat
Nama latin: Parameria laevigata
Nama daerah: Kayu rapet; Megat sih; Pegat sih; Madak si
Deskripsi tanaman: Semak menjalar, batang membelit, berkayu, berambut, cokelat.
Daun tunggaal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing, daun muda
berwarna hijau kemerahan setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai,
mahkota bentuk corong, warna putih. Buah polong. Biji bulat, warna cokelat
kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Tanin; Asam protokatekol
Khasiat: Stomakik; Antipiretik; Desinfektan
Nama simplesia: Parameriae Cortex
Resep tradisional:
Mengecilkan rahim:
Kayu rapat 2 jari tangan; Rimpang Kunci pepet 7 buah; Kayu Mesoyi 1 jari
tangan; Air 100 ml , Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Keputihan:
Kayu rapat 1 jari tangan; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Majakan 1/2 butir; Rimpang
kunci pepet 2 buah; Kemukus 6 butir; Cengkih 2 buah; Jahe Sukun 1 buah; Jintan
Putih 5 butir; Air 110 ml., Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
======================================================================
KAYU PUTIH
Nama latin: Melaleuca leucadendra L.
Nama daerah: Kayu gelam; Gelam; Ghelam; Waru gelang; Ilano
Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang
berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan.
Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan
berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang
7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang
terdapat banyak biji.
Habitat: Tumbuh di daerah berawa-rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun
di pegunungan.
Bagian tanaman: Daun ; Minyak dari daun ; Buah
Kandungan kimia: Minyak atsiri (Kayuputol, terpineol); Tanin
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Desinfektan; Ekspektoran; Antispasmodik
Nama simplesia: Melaleucae leucadendrae Folium, Oleum Malaleucae leucadendrae
aethereum
Resep tradisional:
Batuk, Demam, Nyeri haid:
Minyak kayu putih secukupnya; Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari tangan,
Peras buah jeruk nipis, kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih
kemudian diaduk sampai tercampur, Dioleskan pada punggung dan dada; Untuk nyeri
haid dioleskan pada perut.
Nyeri sendi,
Akar pepaya 10 potong; Garam 1 sendok makan; Minyak kayu putih 2 sendok makan,
Masukkan ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup
rapat. Botol tersebut dijemur di sinar matahari selama 10 hari.
=======================================================================
KAYU MANIS CINA
( Cinnamomum cassia Presl.)
Famili : Lauraceae
Daerah :
Asing : Chinesse Cinnamomum, Rou gui (Cina)
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui
antara lain Kulit Kayu : Cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol
cinnzcylanine. phenypropyl acetate, tanin, saffrol. Buah mentah: Cinnamic
aldehyde. cournarin, traps‑cinnamic acids, beta sitosterol, Choline,
protoca-techuric acid, syringe acid.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu : Pedas. manis.
panas. Sedikit beracun (toksik). Masuk meridian ginjal, limpa dan kandung
kemih. Menguatkan “Yang”, menghangatkan limpa dap ginjal, melancarkan peredaran
darah, menghilangkan sakit*menambah napsu makan (stomakik) peluruh kentut
(karminatif). Ranting muda : Pedas. manis. hangat. Masuk merindian kandung
kemih. jantung dan paru‑paru, Peluruh keringat (diaforetik) mengendurkan otot
(muscle relaxant), menghangatkan dan melancar-kan sirkulasi di meridian,
melancarkan pernapasan.
Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu dan ranting, dikeringkan untuk
penyimpanan.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggu-nakan biji. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan
terutama pupuk dasar. Tanaman ini. menghendaki tempat yang cukup matahari atau
sedikit terlindung.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT LAMBUNG, DIARE, GANGGUAN PENCERNAKAN : Bubuk kulit kayu 1,5 gram diseduh
dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.
SHOCK, DEMAM, KAKI TANGAN BERKERINGAT. BATUK KARENA PARU‑PARU DINGIN, SESAK
NAPAS, REMATISM, NYERI HAID (DYSMENORRHEA), TIDAK DATANG HAID (AMENORRHEA)
TEKANAN DARAH TINGGI, NYERI PADA UJUNG JARI (FROST‑BITE), TUMOR DALAM PERUT
(TUMOR ABDOMEN) : Bubuk kulit kayu 0,5 ‑ 2,5 gram diseduh dengan air hangat,
Minum, lakukan 2 kali sehari.
DEMAM, FLU KARENA ANGIN DINGIN, BATUK SESAK BENGKAK MENAHAN CAIRAN, BENGKAK
KARENA JANTUNG DAN GINJAL. SAKIT OTOT (RHEUMATISM), NYERI HAID, TIDAK DATANG
HAID. EPILEPSI : Bubuk ranting muda 1,5 ‑ 6 g digodok atau digiling menjadi
bubuk, diseduh dengan air hangatMinum.
KONTRA INDIKASI : Sedikit beracun dan wanita hamil, penderita demam, Yin lemah,
Yang kuat, penyakit pendarahan, dilarang minum.
=======================================================================
Kayu Manis
Nama latin: Cynamomum aromaticum Nees
Nama daerah: Sinamon; Keningar
Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok
bisa mencapai 18 m. Batang berwarna keabu-abuan dan berbau harum, percabangan
dekat tanah, pada ranting tua sering tidak tumbuh daun-daun baru (gundul),
tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak
memanjang dengan ujung bulat/tumpul, meruncing dan lokos (licin dan mengkilap),
dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah menjadi hijau tua di
permukaan atas dan pucat keabu-abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak
menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak
daun dan dipucuk-pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga
pada bulan Juli hingga September. Buah buni memanjang berwarna merah coklat.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Tanin; Damar; lendir
Khasiat: Analgesik; Stomakik; Aromatik
Nama simplesia: Cinnamomi aromatici Cortex
Resep tradisional:
Mencret
Kayu manis(Padang)3 g; Buah kayu ules 2 g; Rasuk angin 2 g; Rimpang kencur
segar 8 g; Ketumbar 3 g; Jintan hitam 2 g; Mungsi 2 g; Rimpang lempuyang 10 g;
Pulosari 2 g; Buah adas 2 g; Biji kedaung 4 butir; Air sedikit, Dipipis hingga
menjadi pasta, Ditapalkan di seluruh bagian perut; dan pakailah gurita
======================================================================
KATU
Nama latin: Sauropus androgynus L. Merr
Nama daerah: Katuk; Daun katu; Katukan; Katuk manuk; Babing; Memata; Cekop
manis; Simani; Keratur
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat
telur berwarna hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih,
kecil dan melekat pada cabang dan rantingnya.
Habitat: Tumbuh liar dihutan-hutan dan ladang-ladang yang terbaik di daerah
dengan ketinggian 1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar
Kandungan kimia: Zat protein; Lemak; Kalsium; Posfor; Besi; Vitamin A; Vitamin
B1; Vitamin C
Khasiat: Antipiretik; Laktagog
Nama simplesia: Sauropi Folium
Resep tradisional:
Demam:
Akar katu 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum
100 ml; diulang selama 4 hari.
Pelancar ASI:
Daun katu segar beberapa helai; Daun bayam; Daun lembayung; Daun Sawi; Kacang
panjang; Kacang koro; Jantung pisang; Buah labu air; Buah labu merah, Dijadikan
sayuran, Dimakan secara bergantian=======================================================================
KASINGSAT
(Cassia occidentalis Linn )
Famili : Caesalpiniaceae
Daerah : Sunda : kasingsat, Jawa : menting, Melayu : kopi andelan, Simalor :
bulinggang alas
Asing :
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara
lain : Daun : Demeric anthrone glikosida, suatu pencahar yang sangat poten.
Akar : alfa-hydroxy‑anthraquinone 1,8‑dihydroxy-anthraquinone , quercetin,
emodin, heterodi-anthrone, chrysophanol.
Efek Farmakologis : Rasa pahit, dingin, agak beracun. Pengobatan radang mata,
perangsang nafsu makan. pencahar (laxans), anti radang.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar dikeringkan dibawah
sinar matahari.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan
terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT KEPALA BERULANG : Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi
dua gelas, dinginkan. Saring, minum 2 kali 1 gelas.
DIGIGIT ULAR : Segenggam daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya
diminum dan ampasnya dibubuhi pada luka gigitan.
SULIT BUANG AIR BESAR, DYSENTRI, DIARE KRONIS, NYERI ULU HATI : Tanaman kering
10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. dinginkan
saring, minum 2 kali 1 gelas.
BATUK, SESAK NAPAS, RADANG PARU-PARU : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus
dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. Dinginkan saring, minum 2 kali 1
gelas.
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) : Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat
terhadap keputihan.
HEPATITIS : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai
menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas=======================================================================
KAPULAGA
Nama latin: Amamum campactum soland
Famili : Zingiberaceae
Daerah : Bali : Kapolagha, Jawa : Kapulaga, Madura: Kapulaga, Sunda : Palago,
Minangkabau : Pelaga puwar
Asing : Ronde Kardemon
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l.
minyak terbang‑sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper, protein, gula,
lemak dan silikat.
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat. Penurun
panas, anti tusif, peluruh dahak dan anti muntah.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah,
perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan
terutama pupuk dasar.
Wilayah :
Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka.
Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman
ini juga tumbuh dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina,
terutama di wilayah berbukit yang dingin, didaerah lembah dan terlindung. Di
Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di
daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Ukuran :
Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 - 3 m. Daunnya
lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya
(simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian)
dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat. Dari sana
akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan
sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul
kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu-bu coklat, yang terbagi
atas tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat.
Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa
dingin pada lidah jika dimamah. Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat
kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Kapulaga sabrang (Elettaria
cardamomum L.) Maton yang berasal dari lran lebih harum baunya.Jika terlalu
banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung.
Kandungan & Manfaat :
Ekstrak (dimasak dengan air) dari seluruh tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap
flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam usus), kolik dan kelemahan.
Tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok
untuk penyakit encok. Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam.
Bijinya adalah bahan mamah, dipakai juga sebagai bumbu (untuk kue) dan sebagai
obat, contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas, mulut berbau (futor exore)
dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan memamahnya. Dalam
bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol, terpinylasetat,
sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium-oksalat dan silisium.
Selain itu juga mengandung minyak atsiri (alfaborneol dan betakamfer) yang
berkhasiat untuk mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut,
menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. KEJANG PERUT, REMATIK : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus
selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum.
2. DEMAM, PANAS : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian
disaring. airnya diminum.
3. Batuk : Buah dikunyah.
4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan.
5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.
6. RADANG AMANDEL, GANGGUAN HAID, KEJANG PERUT, OBAT KUMUR, INFLUENZA, RADANG
LAMBUNG, SESAK NAPAS, BADAN LEMAH (SEBAGAI TONIKUM) : Buah direbus, makan dan
masih banyak yang lainnya.
========================================================================
LIDAH BUAYA
Nama latin: Aloe vera Linn.
Sinonim :
Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.
Familia :
Liliaceae
Nama daerah: Ilat boyo; Letah buaya; Jadam Lidah buaya (Indonesia),
Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia),
Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);
Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam
orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing
berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan
berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang
panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika
bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek.
Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang
selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul
dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat
disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan
memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan
muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk
pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang,
berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan
banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku
obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak
tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air.
Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun
dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50
- 75 cm, dengan berat 0,5 kg - 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang
bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa
yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga
biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera
berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar
berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah
yang subur dan gembur di bagian atasnya.
Habitat: Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.
Bagian tanaman yang digunakan: Daging daun
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar
(Laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan
pancreas. KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin, Betabarboloin; Damar.
Khasiat: Anti inflamasi; Laksatif; Stomakik; Ekspektoran.
Nama simplesia: Succus Aloe inspissatus
Resep tradisional:
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,
KEGUNAAN:
1. Sakit kepala, pusing.
2. Sembelit (Constipation).
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.
5. Kencing manis (DM), wasir.
6. Peluruh. haid.
7. Penyubur rambut.
PEMAKAIAN:
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.
Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit
kepala (sebagai pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.
a. Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah
mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai
hasil yang memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian
tubuh yang terkena api/air panas.
c. Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
=================================================
Lidah Ular
(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari
pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau
dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan
sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1
mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang
berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan
pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang
tepi daunnya, tangkal daun sangat pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 -
8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan bakal buahnya. Mahkota:
4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip
seakan - akan di atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5
mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa
tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember.
Di Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah
dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari,
tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, parit, taman,
secara lokal melimpah.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan
tekanan darah hewan percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat
berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi
dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat
berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek
penghambatan elisitasi usus yang disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba
yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) dapat
mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus).
Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan
Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik
pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis
dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian
tentang aktivitas sistem fagositosis, respons seluler dan respon humoral pada
mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan
stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi
yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler, dan
fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek samping
yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak
diketahui. Pada penggunaan jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama
30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan hasil yang abnormal
pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering
setelah penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan
leukopeni. Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan
diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan gangguan syaraf
pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal
yang secara teknis dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap
sebagai LD50 semu.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis
bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain
asperulosid, skandosidmetilester, benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol,
asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol asetat.
Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol;
salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan
C-4.======================================================================
LEUNCA
Nama latin: Solanum nigrum L
Nama daerah: Rampi; Ranti; Piit; Boose; Bobase
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semusim, tinggi 30-175 cm, bercabang bayak. Daunnya
letaknya berseling, berkelompok, bentuk bulat telur, ujung dan pangkal
meruncing, tepi berombak sampai rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10
kuntum, warna putih atau lembayung. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum,
warna putih atau lembayung. Buahnya buni, bulat, diameter 0,8-1 cm, terdapat
dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau hitam,
berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu.
Habitat: Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikoalkaloid solanin; Solasonin; Solamargin; Solasodin;
Solanidin; Diosgenin; Tigogenin; Atropin; Saponin; Zat samak; Minyak lemak;
Kalsium; Fosfor; Zat besi; Vitamin A dan C
Khasiat: Analgesik; Antiradang; Antibakteri
Nama simplesia: Solani Folium
Resep tradisional:
Demam
Daun leunca 70 g; Air 5 gelas, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum
3-4 kali sehari===================================================================
LENG LENGAN
Nama latin: Leucas lavandulifolia.Smith
Nama daerah: Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ;
Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan (Ternate),
laranga (Tidore).
Deskripsi tanaman: Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar
dan kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna
semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi
empat, bercabang, berambut halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak
berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan pangkainya
runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda.
Bunga kecil-kecil, warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam
karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, warnanya coklat. Biji bulat,
kecil, warnanya hitam. Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas
zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.
Habitat: Tumbuh di tegalan, di pinggir jalan yang kering pada ketinggian 1500 m
dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang,
antiseptik. KANDUNGAN KIMIA: Daun dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun
juga mengandung minyak atsiri.
Khasiat: Sedatif
Nama simplesia: Leucas lavanduli foliae Herba
Resep tradisional:
Batuk
Daun leng-lengan 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kejang
Daun leng-lengan (serbuk)1 sendok teh; Air mendidih 1 gelas, Diseduh, Diminum
seperti minum teh; untuk anak-anak 3 kali sehari tiap kali minum 1 sendok teh.
Penenang
Daun leng-lengan 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100
ml.
0 Responses So Far:
Posting Komentar