Ornitologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenai burung. Pengidentifikasan burung telah ada sejak 1750-an.Fungsi burung ialah sebagai bioindikator, bio monitoring, pengendali hama, sumber protein hewani bagi manusia, agen penyebar penyakit dan lainnya.
Cara mengidentifikasi Burung dapat dilihat melalui Suara, Tubuh, dan Tingkah Laku (dapat dilihat dari waktu pengamatan secara diurnal, nokturnal dan crespuscular.)
Peralatan yang dibutuhkan untuk Pengamatan Burung ialah :
Alat tulis, Binokular, Fieldguide dll.
Cara Pengamatan Burung :
1. Membuat sketsa burung dan deskripsi, tips pengamatan, gunakan binokular yang sesuai dengan kebutuhan.
Keanekaan jenis Burung Global
Indonesia merupakan jumlah burung terbanyak ke-lima setelah Jolumbia, Peru, Brazil dan Equador. Kondisi ini mencakup 17 %, burung secara global ada di Indonesia. Dan Bila bercerita mengenai burung endemik, maka Indonesia memiliki burung endemik terbanyak, sehingga menempati urutan no 1, dengan jumlah 381 jenis.. Setelah itu bila tiap-tiap pulau kita lihat jenis burung endemiknya, maka Nusa Tenggara memiliki Jumlah endemik terbesar. Bila berbicara mengenai burung migrasi, maka total yang ada di Indonesai berjumlah 149 jenis.
Burung Migrasi merupakan burung yang bertelur ditempatnya, dan berpindah dari tempatnya ke tempat lain untuk mempertahankan hidup dan akan kembali bersarang ditempatnya lagi.(Iskandar,2012). Burung dari selatan pindah ke utara(dari australia ke indonesia seperti Papua).Penelitian klasik yang dilakukan oleh Hoogerwerf,1948, beliau mengeal burung hingga sampai sub jenis. Beliau menyatakan di jawa ini terdapat 76,5 % burung menetap Burung migrasi dari utara 19,4%. Burung dari selatan1,3 %.Status tidak diketahui 0,3 %.
Migrasi Burung
Migrasi burng merupakan pergerakan dari populasi burung yang terjadi pada waktu tertentu setiap tahun antara tempat berbiak dengan satu atau lebih lokasi berbiak(Iskanda,2012)
Faktor penyebab Migrasi :
1. Karena adanya perbedaan kondisi yang sangat ekstrem, sangat dingin
2. Mempertahankan keturunan
2. Mempertahankan keturunan
Jarak Tempuh Migras:
1. Jarak Pendek 50-500 km
2. Jarak Menengah mencapai 100 km,
3. Jarak Jauh mencapai 6000 km atau lebih.
Faktor pemandu burung dalam migrasi
1. Kondisi atau tanda alam yang dilalui dalam perjalaan pertama mereka(gunung, pantai, sungai, dsb) Dalam perjalanan tersrebut burung muda merekam obyek-obyek visual yang dapat mereka tangkap.
2. Letak Matahari-beberapa ahli berpendapat bahwa pada siang hari, arah terbang dan tujuan akhir burung migran dipandu oleh arah dan posisi matahati.
3. Letak bintang, burung malam hari
4. Magnet bumi
5. Gabungan dari faktor-faktor di atas digunakan secara bergantian.
Jenis-jenis Burung Migrasi :
1. Hirundo rustica,
2. Kicuit batu,Motacilla sp. Masyarakat sunda biasanya merngetahui bahwa sudah saatnya mengolah sawah. karena menjelang musim hujan.
3. Blekek,
4. Accipiter, Alap-alap
5. Burung pelican Pelecanus conspicillatus, hanya bermigrasi ke papua.
6. Glareola maldivarum, burung terik, merupakan burung yang teratur berbiak di utara, suka bermigrasi di rawa-rawa.
Pencincinan Burung
Secara umum untuk tujuannya ialah
1. Untuk menghitung populasi.
2. Untuk mengkaji penyebaran jenis-jenis burung migrasi secara global.
3. Untuk mengkaji daerah jelajah jenis burung di suatu daerah penelitian.
Peralatan yang perlu dibutuhkan ialah
Pengukur berat, Pengukur panjang
Cara melakukan
1. Jaring nilon dibentangkan
2. Rekaman suara burung
3. Burung digiring masuk perangkap
4. Mengeluarkan burung dari jeratan jaring
5. Burung dipegang secara hati-hati
6. Cincin dengan berbagai ukuran
7. Pemasangan cincin
8. Mengukur morfometrikny(sayap, paruh,tarsus.
Sejarah pencincinan Burung di kawasan asia
1. Pada tahun 1930-1n, awal investigasi dari tugarov mengkaji informasi tentang burung-burung migrasi di kawasan asia utara. dia mendeskripsikan rute-rute lintasan migrasi burung, salah satunya mendeskripsikan lokasi-lokasi singgahan burung migrasi .
6. Pada tahun 1983, icbp memberikan pendanaan dan asistensi tentang penelitian "the international southeast asia widerstudy
Dari sejarah tersebut dapat diketahui ahwa pulau jawa dan berbagai kawsan lainnya di indonesia merupakan kawasan penting bagi lintasan jenis-jenis burung migrasi, terutama jenis-jenis burung dari belahan bumi utara. Jenis-jenis burung migrasi yang biasa melintas di pulau jawa dan kawasan indonesia, berupa jenis-jenis burung-burung wader, raptor, dan burung terestial.Program pencincinan/penandaan burung di indonesia, khususnya di pulau dua Banten telah dilakukan sejak tahun 1990-an oleh himbio dengan diberi pelatihan oleh kobayashi dari jepang.Namun sayangnya program pencincinan burung hirundo rustica, tersebut kini terhenti, maka seyogyanya program tersebut dilanjutkan lagi dengan menjalin kemitraan secara nasional maupun global.
Specially of bird :
Bisa dijadikan indikator, ketika pada burung terjadi abnormali perilaku, maka akan ada seuatu dari alam.
Untuk peraturan yang dapat dijadikan pedoman untuk perlindungan burung ialah pada Ramsar Conventions.
Untuk peraturan dari Pemerintah Indonesia ialah dari kehutanan terdapat PP no 7 tahun 1999 mengenai pengawetan jenis satwa dan
Sebagai solusi untuk perlindungan burung yang paling nyata ialah membangun kesadaran diri, Disamping itu kita pun dapat mengamankan biodiversitas yang kita miliki dengan membuka daerah wisata di tempat yang bidiversitasnya tinggi dengan tema alam maupun sosial-budaya.
Sejarah pencincinan Burung di kawasan asia
1. Pada tahun 1930-1n, awal investigasi dari tugarov mengkaji informasi tentang burung-burung migrasi di kawasan asia utara. dia mendeskripsikan rute-rute lintasan migrasi burung, salah satunya mendeskripsikan lokasi-lokasi singgahan burung migrasi .
6. Pada tahun 1983, icbp memberikan pendanaan dan asistensi tentang penelitian "the international southeast asia widerstudy
Dari sejarah tersebut dapat diketahui ahwa pulau jawa dan berbagai kawsan lainnya di indonesia merupakan kawasan penting bagi lintasan jenis-jenis burung migrasi, terutama jenis-jenis burung dari belahan bumi utara. Jenis-jenis burung migrasi yang biasa melintas di pulau jawa dan kawasan indonesia, berupa jenis-jenis burung-burung wader, raptor, dan burung terestial.Program pencincinan/penandaan burung di indonesia, khususnya di pulau dua Banten telah dilakukan sejak tahun 1990-an oleh himbio dengan diberi pelatihan oleh kobayashi dari jepang.Namun sayangnya program pencincinan burung hirundo rustica, tersebut kini terhenti, maka seyogyanya program tersebut dilanjutkan lagi dengan menjalin kemitraan secara nasional maupun global.
Specially of bird :
Bisa dijadikan indikator, ketika pada burung terjadi abnormali perilaku, maka akan ada seuatu dari alam.
Untuk peraturan yang dapat dijadikan pedoman untuk perlindungan burung ialah pada Ramsar Conventions.
Untuk peraturan dari Pemerintah Indonesia ialah dari kehutanan terdapat PP no 7 tahun 1999 mengenai pengawetan jenis satwa dan
Sebagai solusi untuk perlindungan burung yang paling nyata ialah membangun kesadaran diri, Disamping itu kita pun dapat mengamankan biodiversitas yang kita miliki dengan membuka daerah wisata di tempat yang bidiversitasnya tinggi dengan tema alam maupun sosial-budaya.
Fokus Study :
Layang-layang Asia (Hirundo asiatica)
Pola migrasi dari burung :
Data yang dibutuhkan dan cara pengamatannya ialah pengamatan langsung....., yang diamatai ialah Perilaku pra dan sat migasi, Kondisi migran,.....
Prinsip-prinsip Penangkapan burung :
Etika utama : kita memperhatikan oleh keselamatan burung..
Pemilihan tempat,
Prosedur :
1. Arah datang, periksa bagian perut
Pemasangan cincin :
1. buku panduan
2. Jangka Sorong
3. Cincin sesuai ukuran species
4. Tang pemasangan dan pembuka cincin
Pengukuran biometrik
1.
2.
3.
4.
5.
6..
7.
8.
0 Responses So Far:
Posting Komentar