Dari Jogjakarta,
berita burung ini terbang melalui suara di dunia maya. Tiga hari kami lewatkan
di kaki Gunung Merapi. Dua tim yang dikirimkan oleh HIMBIO UNPAD dan Birds
Conservation Bandung turut berpartisipasi dalam
Kegiatan Bird Race di Merapi. Pengalaman pertama bagi saya dalam event
seperti ini, yah inilah kami yang mencoba menyusun kembali jalur penerbangan
setelah lama menetap di kaki-kaki pegunungan Bandung. Mencoba tuk mengingat
kembali jalur penerbangan yang diajarkan oleh kakak-kakakku disana. Pesan
kakakku jadikan perjalanan pertama di periode ini sebagai pengalaman berharga,
dan berkenalan dengan teman yang baru yang sebenarnya merupakan satu keluarga.
Tim berbekal doa
dan uang yang ngepas, ternyata harus beralih ke bus dari rencana menaiki kereta
api. Waduh, nambah lagi uang yang musti keluar deh. Tebak saja mengapa saya dan
teman saya Irpan menaiki motor. Ya, malam itu kami berangkat pukul 09.00 malam,
menembus kedinginan malam dengan bergantian dan tak lupa singgah untuk melepas
lelah. Tiba di Stasiun Wates pukul 06.00 WIB, menanyakan tiket kereta menuju
Bandung tuk memesankan untuk teman-teman yang berada di bus. Ternyata tiket pun
sudah habis. Ya, apa boleh dikata, kami pun akhirnya ke rumah Kakekku di Kulon
Progo, Yogyakarta. Satu hari menginap untuk melepas lelah hingga tim kami
berkumpul, keesokkan harinya kami lanjutkan transit kami ke Stasiun Condong
Catur. Setibanya disana kami lalu dijemput dengan angkutan yang disediakan
panitia. Di sebuah truk membuat suasana semakin terasa akrab, karena disanalah
kami mulai berkenalan dengan sesame Pengamat Burung Indonesia.
Tiba di kakai
gunung Merapi pukul 11.00 WIB, lalu melakukan registrasi ulang dan akhirnya mendirikan tenda. Setelah solat
jumat kami belajar, mereview apa yang dipelajari sebelumnya. Setelah itu semua
field guide dikumpulkan. Yah, briefing persiapan untuk esok hari setelah pembukaan
dilakukan dengan diiringi hujan yang cukup deras. Rintik air menetes di tenda
kami, namun suasana hangat tetap terasa di dalam tenda. Malam itu kuberdoa agar
dimudahkan diesok hari.
Membuka mata,
lalu bergegas ke kamar mandi untuk membasuh diri dan memanjatkan doa di pagi itu,
mempersiapkan bekal untuk perjalanan pertama ini. Kami menuju meja panitia untuk
mengambil buku yang harus diisi dan memori yang telah dikosongkan panitia
dihari yang lalu. Hari itu pukul 05.00 WIB kami telah berjalan dari kaki Gunung
Merapi di Bumi Perkemahan Kaliurang menuju Puncak Plawangan.
Kami mulai
berjalan dan perjalanan kami pertama kali disambut oleh beberapa kelompok Macaca fascicularis, lama berjalan heran belum ada burung yang kami
temui kecuali suara yang terdengar di kejauhan. Yah, duduk dahulu menunggu sang
mentari terbit mengusir mendung yang datang dan tibalah kami untuk mengetahui
burung kecil yang menyapa dengan geraknya yang berpindah lincah di dahan pohon
puspa. Siapakah dia ? Yang memiliki dada putih hingga tunggir dan dari
kepala,badan hingga ekor hitam. Namun ciri yang mungkin membuat kita bisa
langsung menebaknya ialah alis dan garis sayap berwarna putih jelas. Yah burung
yang disebut Little Pied Flycatcher
ini memiliki nama ilmiah Ficedula
westernmanni menjadi burung pertama
yang tertangkap mata dan terekam oleh kamera Adit.Dari sini sepertinya kami
baru menemukkan irama yang kami cari, satu demi satu burung mulai kita dapatkan dari mulai menemukan
burung madu gunung Aethopyga exima, Pycnonotus bimaculatus yang bersembunyi di balik rimbunnya semak dan
kabut, Phylloscopus coronatus. Lalu
sekelompok sepah Gunung membuat suasana
menjadi semakin semarak disaat kita sedang mengamati burung kutilang dan
kacamata gunung.Lalu kami pun menemukan Cica daun yang mencari buah kecil
didahan atas di tajuk pohon yang tinggi.Baik, tibalah saatnya kita mengamati
sang Raptor, pukul 10.00 WIB kami mulai penantian ditemani teaman-teman dari
tim lain yang juga menunggu sang Raptor. Tak begitu lama munculah yang dinanti,
yakni Sikep Madu Asia dan tak lama setelah itu muncul Spizaetus bartelsi yang turut memeriahkan birunya langit dari
puncak triangulasi gunung Merapi. Setelah kami rasa cukup, maka pukul 11.45 WIB
kami mulai pulang untuk menyerahkan data yang telah kami dapatkan selama
perjalanna. Sketsa kami buat meski tak terlalu bagus, ya yang penting
bagian-bagian kuncinya tetap ada deh. Dan dengan deskripsi singkat yang kami
lihat dan ketahui kami tuliskan disisi sketsa kami. Lumayan lah ada 23 spesies yang tercatat, dan
akhirnya tiba-tiba Sekeor burung sebesar merpati dengan diamnya berpindah dari
ranting-ranting dahan. Berwarna hitam langsung seketika itu kami catat sebagai
gagak hitam. Yah kami akhiri perjalanan hari ini dengan jumlah 24 spesies. Wuih
mengesankan, baru pertama kali saya dapatkan list sebanyak itu dalm satu hari.
Kelanjutan
cerita ini bertambah ketika mulai
saatnya presentasi dimulai, yah ku deskripsikan burung yang kuketahui. Selanjutnya quis dimulai
setelah isya, dan quis inilah yang membuat saya tertarik lebih jauh lagi dengan
pengamatan burung. Ternyata banyak yang harus kita pelajari dari sini, dari
mulai suara burung yang belum banyak kami dengar, tebak-tebak gambar dan
pengetahuan umum tentang burung. Wah quis tebak suara lah yang benar-benar
membuat saya tertarik untuk mempelajari burung dengan suara yang
ditimbulkannya.
Juaralah,
benar-benar ngeblank pisan walaupun dari perasaan ini mengatakkan bahwa
sebenarnya kau bisa, namun memang aku perlu banyak belajar sebelumnya dan lebih
dari kemarin. Ya- juaranya saya lupa siapa dan dari mana walaupun pernah
berkenalan, namun lupa euy,… Yakata-kat positif yang kutanamkan adalah ucapan
yang dikatakan saat penutupan “kita semua adalah juara”, yah benar deh kata
kakak-kakakku di Bandung, untuk perjalanan pertama ini jadikanlah sebagai
pengalaman untuk perjalanan panjang selanjutnya.Kamu masih muda dan sudah
saatnya belajar dari dunia yang sesungguhnya indah bila kita tahu bagaimana
cara memahami keindahan tersebut. Dari kami tidak ada piala yang kami dapatkan,
hanyalah sebuah cerita bahwa posisi kami di Pengamat Burung Indonesia diterima
dengan baik dan memang inilah induk bagi para Birdwatchernya Indonesia.
Salam,….
Birdwatcher PRAPATAN Bandung
0 Responses So Far:
Posting Komentar