MENGENAL SENI BUDAYA ASLI JATINAGOR
Cikeruhan yaitu tari tradisional anu dibawakan serta dikembangkan di Cikeruh. Cikeruh itu sendiri merupakan satu daerah di Jatinangor, Sumedang Jawa Barat. Tariannya mengambil gerakan dari binatang dan perilaku manusia.
Sejarah
Cikeruhan merupakan seni tari pergaulan yang umurnya sudah tua sekali. Awalnya lahir dari tradisi menanam padi sebagai wujud rasa syukur ke Dewi Sri Pohaci di abad ke-18. Di waktu itu, orang-orang berjalan kaki mengangkat padi ke lumbung sambil menari serta menyuarakan peralatan bertaninya. Di waktu menari itu, satu orang pejabat Belanda yang bekerja di perkebunan menghentikan kegiatan mereka. Bukan karena tidak menyukainya, tapi dia malah meminta izin untuk ikut menari.
Selanjutnya, pejabat Belanda yang bekerja di kompleks perkebunan karet dan teh di Jatinangor itu, sering mengundang pemusik dan penyanyi serta ronggeng untuk menampilkan Cikeruhan di komplek perkebunan teh dan karet di Jatinangor.
Selain itu, ada juga pendapat bahwa Cikeruhan itu asalnya dari nama lagu pakidulan Bandung. yaitu Cikeruhan.
Cikeruhan berupa tari yang susunannya tersusun dari gerakan pencak silat, diiringi oleh ketuk tilu yang dibawakan dengan keidahan koreografi dan ekspresi dari penari lelaki dan wanita. Cikeruhan menggambarkan rekaman zaman dahulu dari jawara yang kebiasaannya bersenang-senang dan pamer kekuatan dalam acara kesenian setelah panen. Oleh karena itu, tidak aneh kalau Cikeruhan begitu kental dengan unsur pencak silatnya.
Seni Tari Cikeruhan nyaris Punah
Pelaku seni Cikeruhan saat ini sangat langka. Bisa jadi kesenian ini akan punah dengan sendirinya karena tidak diturunkan pada generasi muda. Sangat prihatin, seni Cikeruhan kini sangat langka, bahkan nyaris punah karena terbatasnya para pemain dan pelaku seni tersebut.
Oleh karenanya, seni yang merupakan produk asli Jatinangor ini sudah jarang dipentaskan baik di tempat asalnya maupun di luar Sumedang. Pasalnya para pengiring Cikeruhan juga semakin langka.
Generasi muda di jatinagor bila ditanya tentang seni tari Cikeruhan hampir 80% menyatakan 'tidak tahu'. Ini tentunya sangat memprihatinkan.
Membangkitkan Kembali
Di tengah maraknya hiburan dangdutan, seni Cikeruhan masih merupakan hiburan bagi masyarakat. Terutama saat musim panen. Di masa lalu, seni ini menjadi penghibur orang-orang Belanda yang mengunjungi perkebunan karet yang membentang dari Gunung Geulis hingga Gunung Manglayang
Tari Cikeruhan salah satu kesenian tradisional yang dibanggakan masyarakat Kab. Sumedang. Sudah seharusnya Jatinangor bisa membangkitkan kembali seni-seni tradisional, salah satunya seni Cikeruhan. Sekaligus sebagai salah satu jati diri Kec. Cikeruh sebelum berganti nama menjadi Kec. Jatinangor. Nama Cikeruh tentu selalu diingat dengan seni Cikeruhannya.
Seni Cikeruhan sudah seharusnya ditampilkan pada setiap peringatan HUT Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang. Pasalnya, selain khas Tatar Sunda yang berasal dari Kec. Cikeruh, sebelum berganti menjadi Kec. Jatinangor, juga sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan seni tersebut.
Bagaimana warga Cikeruh? Apakah akan tetap tinggal diam dengan 'kepunahan' seni tari Cikeuruhan? Waullahu bisawab...
Cikeruhan yaitu tari tradisional anu dibawakan serta dikembangkan di Cikeruh. Cikeruh itu sendiri merupakan satu daerah di Jatinangor, Sumedang Jawa Barat. Tariannya mengambil gerakan dari binatang dan perilaku manusia.
Sejarah
Cikeruhan merupakan seni tari pergaulan yang umurnya sudah tua sekali. Awalnya lahir dari tradisi menanam padi sebagai wujud rasa syukur ke Dewi Sri Pohaci di abad ke-18. Di waktu itu, orang-orang berjalan kaki mengangkat padi ke lumbung sambil menari serta menyuarakan peralatan bertaninya. Di waktu menari itu, satu orang pejabat Belanda yang bekerja di perkebunan menghentikan kegiatan mereka. Bukan karena tidak menyukainya, tapi dia malah meminta izin untuk ikut menari.
Selanjutnya, pejabat Belanda yang bekerja di kompleks perkebunan karet dan teh di Jatinangor itu, sering mengundang pemusik dan penyanyi serta ronggeng untuk menampilkan Cikeruhan di komplek perkebunan teh dan karet di Jatinangor.
Selain itu, ada juga pendapat bahwa Cikeruhan itu asalnya dari nama lagu pakidulan Bandung. yaitu Cikeruhan.
Cikeruhan berupa tari yang susunannya tersusun dari gerakan pencak silat, diiringi oleh ketuk tilu yang dibawakan dengan keidahan koreografi dan ekspresi dari penari lelaki dan wanita. Cikeruhan menggambarkan rekaman zaman dahulu dari jawara yang kebiasaannya bersenang-senang dan pamer kekuatan dalam acara kesenian setelah panen. Oleh karena itu, tidak aneh kalau Cikeruhan begitu kental dengan unsur pencak silatnya.
Seni Tari Cikeruhan nyaris Punah
Pelaku seni Cikeruhan saat ini sangat langka. Bisa jadi kesenian ini akan punah dengan sendirinya karena tidak diturunkan pada generasi muda. Sangat prihatin, seni Cikeruhan kini sangat langka, bahkan nyaris punah karena terbatasnya para pemain dan pelaku seni tersebut.
Oleh karenanya, seni yang merupakan produk asli Jatinangor ini sudah jarang dipentaskan baik di tempat asalnya maupun di luar Sumedang. Pasalnya para pengiring Cikeruhan juga semakin langka.
Generasi muda di jatinagor bila ditanya tentang seni tari Cikeruhan hampir 80% menyatakan 'tidak tahu'. Ini tentunya sangat memprihatinkan.
Membangkitkan Kembali
Di tengah maraknya hiburan dangdutan, seni Cikeruhan masih merupakan hiburan bagi masyarakat. Terutama saat musim panen. Di masa lalu, seni ini menjadi penghibur orang-orang Belanda yang mengunjungi perkebunan karet yang membentang dari Gunung Geulis hingga Gunung Manglayang
Tari Cikeruhan salah satu kesenian tradisional yang dibanggakan masyarakat Kab. Sumedang. Sudah seharusnya Jatinangor bisa membangkitkan kembali seni-seni tradisional, salah satunya seni Cikeruhan. Sekaligus sebagai salah satu jati diri Kec. Cikeruh sebelum berganti nama menjadi Kec. Jatinangor. Nama Cikeruh tentu selalu diingat dengan seni Cikeruhannya.
Seni Cikeruhan sudah seharusnya ditampilkan pada setiap peringatan HUT Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang. Pasalnya, selain khas Tatar Sunda yang berasal dari Kec. Cikeruh, sebelum berganti menjadi Kec. Jatinangor, juga sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan seni tersebut.
Bagaimana warga Cikeruh? Apakah akan tetap tinggal diam dengan 'kepunahan' seni tari Cikeuruhan? Waullahu bisawab...
0 Responses So Far:
Posting Komentar