Jenis pewarnaan diferensial yang
dilakukan pada percobaan tanggal 23 September 2004 adalah pewarnaan tahan asam,
pewarnaan spora, dan pewarnaan kapsul. Percobaan lain yang digunakan pada
tanggal tersebut adalah pewarnaan negative.
Tujuan
Pewarnaan-pewarnaan
tersebut pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengetahui
sifat-sifat bakteri terhadap suatu jenis pewarnaan dan untuk
mengidentifikasinya. Tetapi
masing-masing dari pewarnaan tersebut memiliki tujuan yang lebih spesifik lagi.
- Pewarnaan negatif bertujuan untuk mengetahui morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarnaan sederhana.
- Pewarnaan tahan asam bertujuan untuk memisahkan bakteri yang tahan asam (warnanya tidak luntur) dari bakteri yang tidak tahan asam yang pudar warnanya karena asam
- Pewarnaan spora bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri yang diamati membentuk spora atau tidak dan untuk mengetahui letak spora pada bakteri.
- Pewarnaan kapsul bertujuan untuk melihat apakah bakteri yang diamati memiliki kapsul atau tidak, sehingga dapat diketahui bakteri tersebut bersifat pathogen atau tidak.
Tinjauan Pustaka
Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut
teknik pewarnaan diferensial. Teknik ini biasanya menggunakan lebih dari satu
larutan zat pewarna atau reagen pewarnaan. Pewarnaan diferensial diantaranya
adalah pewarnaan tahan asam atau pewarnaan Ziehl Neelsen, pewarnaan
spora/Klein, dan pewarnaan kapsul atau pewarnaan Burri-Gins. Sedangkan pada
pewarnaan negatif, mengapa dinamakan demikian karena mikroorganismenya tidak
diwarnai dan dibuat menjadi kasatmata karena latar belakang yang gelap.
- Pewarnaan Negatif
Metodologi
Penelitian
- Pewarnaan negatif
- Sediakan dua buah kaca objek yang bersih dan bebas lemak
- Dengan ose yang sudah steril, suspensi bakteri (Acetobacter) diletakaan di salah satu ujung kaca objek
- Setetes tinta cina ditempatkan disebelah suspensi
- Dengan kaca objek yang kedua, kedua tetesan tersebut diratakan ( dengan menggunakan teknik apusan 45 derajat )
- Kaca objek tersebut kemudian dikeringkan
- Sebelum dilihat dimikroskop, pusan tersebut diberi minyak imersi
- Amati
- Pewarnaan tahan asam
- Kaca objek dibersihkan hingga bebas lemak
- Buat preparat ludah/air liur
- Preparat dikeringkan dan difiksasi tiga kali
- Diatas preparat diberi kertas saring, kemudian diberi zat warna karbol fuchsin selama lima menit sambil dipanaskan diatas penangas air. Jangan sampai kering.
- Kertas saring dibuang lalu preparat dicuci dengan air.
- Preparat ditetesi zat peluntur alkohol asam 96% selama 2 detik
- Kemudian preparat dicuci dengan air, dan diberi zat warna kedua yaitu biru metilen selama lima menit
- Preparat dicuci dengan air, dikeringkan dan dilihat dimikroskop.
- Pewarnaan Spora
- Sediakan bakteri yang berumur >48 jam.
- Buat suspensi bakteri dengan penambahan NaCl fisiologis. Tambahkan pada suspensi tersebut karbol fuchsin dengan perbandingan 1:1.
- Panaskan campuran tersebut pada penangas air dengan suhu 80ºC selama 10 menit.
- Dari campuran tersebut dibuat preparat, dikeringkan, dan difiksasi sebanyak tiga kali
- Preparat dituangi H2 SO4 1% selama 2 detik, dicuci dengan air.
- Preparat ditambahkan dengan biru metilen selama lima menit.
- Preparat kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan. Dilihat dibawah mikroskop.
- Pewarnaan Kapsul
- Sediakan dua buah kaca objek yang bersih dan bebas lemak
- Dengan ose yang sudah steril, suspensi bakteri (Klebsiella) diletakaan di salah satu ujung kaca objek
- Setetes tinta cina ditempatkan disebelah suspensi
- Dengan kaca objek yang kedua, kedua tetesan tersebut diratakan ( dengan menggunakan teknik apusan 45 derajat )
- Preparat kemudian dikeringkan kemudian difiksasi tiga kali.
- Zat warna air fuchsin kemudian dituangkan dan didiamkan selama lima menit.
- Zat warna kemudian dibuang tetapi jangan dicuci dan langsung dikeringkan.
- Tetesi minyak imersi dan amati dimikroskop.
0 Responses So Far:
Posting Komentar