PEWARNAAN GRAM
I.
PENDAHULAN
Pewarnaan
diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara
sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini
menggunakan tidak hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik
pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat
warna saja. Pewarnaan Diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram,
pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan
pewarnaan flagel. Pada praktikum kali ini, digunakan teknik pewarnaan gram. Dalam proses pewarnaan gram, olesan bakteri yang
terfiksasi dikenai larutan gentian violet, larutan lugol, alkohol 96% (bahan
pemucat), dan air fuchsin (atau zat warna tandingan lainnya). Bakteri yang
diwarnai dengan teknik pewarnaan gram ada dua macam, yaitu: bakteri gram
positif (bakteri berwarna ungu) dan bakteri gram negatif (kehilangan warna ungu
saat diberi pewarnaan dan sewaktu diberikan zat warna tandingan lain bakteri menjadi
berwarna merah).
II.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai berikut :
·
Untuk
memenuhi tugas praktikum mikrobiologi dasar
·
Untuk
mengenal dan mempelajari pewarnaan bakteri secara diferensial
·
Untuk
mengenal, mempelajari, dan mempraktekan pewarnaan gram bakteri
III.
IDENTIFIKASI MASALAH
·
Bagaimana
bentuk sel, rangkaian, dan warna bakteri Escherichia
coli dan Streptococcus sp. menggunakan
teknik pewarnaan gram?
·
Bagaimana
klasifikasi bakteri Escherichia coli dan Streptococcus sp. berdasarkan reaksi gram!
·
Apa keuntungan
pewarnaan diferensial jika dibandingkan dengan pewarnaan gram?
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Cara pewarnaan diferensial yang sangat penting dalam mikrobiologi adalah
pewarnaan Gram, karena reaksi Gram berkolerasi sangat baik dengan berbagai ciri
penting sel. (Razali, 1987)
Pewarnaan
ini, dikemukakan oleh seorang dokter berkebangsaan Denmark, Christian Gram
(1884) untuk tujuan mengenal bakteri dalam jaringan hewan. (Volk dan Wheeler,
1988)
Gram
menganggap teknik pewarnaannya sebagian gagal, karena tidak semua jenis bakteri
dapat mengikkat zat tersebut. Setelah beberapa tahun demikian, baru teknik
pewarnaan Gram ini disimpulkan untuk diferensiasi spesies bakteri. (Razali,
1987)
Prosedur
pewarnaan Gram diikhtisarkan sebagai berikut:
Bahan Zat Pewarna
|
Waktu (detik)
|
Gram positif
|
Gram negatif
|
Larutan karbol gentian violet " cuci dengan air " keringkan.
|
30
|
Ungu
|
ungu
|
Larutan Lugol / Iodium " cuci dengan air " keringkan
|
30
|
Ungu
|
ungu
|
Pemucatan warna oleh alkohol " cuci dengan air " keringkan
|
2
|
Ungu
|
warna luntur
|
Larutan zat warna tadingan " cuci dengan air " keringkan
|
30
|
Ungu
|
merah
|
Tabel 4.1. Prosedur pewarnaan Gram
Bakteri
yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua golongan, yaitu: Gram
positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian violet) tetap
bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak ungu tua; dan Gram negatif,
bila warna zat pewarna pertama tidak
bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, misal: air
fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya. (Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu
Gram positif dan Gram negatif ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini,
berhubungan dengan struktur dan komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan
antara kedua golongan itu dapat merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri
Gram negatif pada umumnnya lebih tipis
dari yang dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi kandungan lipid bakteri
Gram negatif lebih tinggi daripada Gram positif. Kenyataannya dalam eksperimen
pengecatan mennjukkan bahwa perlakuan dengan alkohol mengeskstrak lipid, yang
menyebabkan poisitas atau permeabilitas didding sel meningkat. Denagn demikian,
kompleks karbol gentian violet dan lugol dapat disari keluar dan bakteri Gram
negatif terwarnakan. Keterangan lain yang hampir sama juga mendasarkan pada
perbedaan permeabilitas antara kedua golongan bakteri itu, yaitu pada bakteri
Gram negatif kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan
jalinannya jauh lebih sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori dalam
peptidoglikan bakteri Gram negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari
keluar kompleks karbol gentian violet dan lugol. Selautnya, bila sel-sel Gram
psitif diperlakukan dngan lisozim untuk menyingkirkan dinding selnya, sisa
strukturnya yang disebut protoplas atau sel tanpa dinding akan tercatat juga
oleh kompleks karbol gentian violet dan lugol. Tetapi, sel ini mudah dihapuskan
oleh alkohol. Kenyataan ini menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram
positif itu yag menjadi tempat tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol
gentian violet. (Razali, 1987)
Perbedaan antara bakteri Gram positif dan Gram
negatif dapat dilihat melalui tabel berikut:
Bakteri Gram Positif
1%
§ Kisaran isoelektrik pH 2,5-4
§ Biasanya berbentuk coccus atau batang
pembentuk spora kecuali Lactobacillus
dan Cyanobacterium
§ Dapat bersifat asam
§ Contoh: Staphylococcus
albus, Bacillus subtilis.
|
Bakteri Gram Negatif
1%
§ Kisaran isoelektrik pH 4,5-5,5
§ Biasanya berbentuk basil non-spora
kecuali Neisseria
§ Bersifat tidak tahan asam
§ Contoh: Salmonella typhii, Eschericia coli.
|
V.
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR PERCOBAAN
5.1.
Alat dan Bahan Percobaan
v Alat
§ Aquades
§ Bak Pewarnaan
§ Batang Ose
§ Kapas
§ Kertas Saring
§ Korek Api
§ Mikroskop Medan Terang
§ Object glass
§ Pembakar Spiritus
§ Pipet Tetes
§ Tabung Reaksi
§ Tissue
v Bahan
§ Air Fuchsin
§ Alkohol 70 %
§ Alkohol 96 %
§ Air atau aquades
§ Karbol Gentian Violet
§ Lugol
§ Minyak Imersi
§ Suspensi bakteri Escherichia
coli.
§ Suspensi bakteri Streptococcus
sp.
§ Xylol
5.2.
Prosedur Percobaan
Prosedur
Percobaan Pewarnaan Gram Escherichia coli
dan Staphylococcus sp.
·
Object glass dibersihkan dengan alkohol 70% sampai bersih agar
terbebas dari lemak.
·
Object glass dipanaskan diatas pembakar spirtitus.
·
Kawat
ose dipijarkan diatas pembakar spirtitus lalu didinginkan.
·
Kawat
ose dicelupkan ke dalam suspensi bakteri biakan (Escherichia Coli atau Streptococcus
sp.).
·
Bakteri
di batang kawat ose digoreskan pada kaca preparat.
·
Preparat
dikeringkan di atas hawa hangat api kemudian stelah kering difiksasi di atas
nyala api sebanyak 3 kali.
·
Preparat
didinginkan beberapa detik.
·
Preparat
tersebut kemudian ditetesi dengan zat warna karbol gentian violet dan didiamkan
selama 30 detik.
·
Zat pewarna yang berlebih
dibuang lalu dicuci dengan air.
·
Preparat
ditambahkan larutan lugol sebagai zat pemantek selama 30 detik.Preparat dicuci
dengan air.
·
Preparat
ditetesi dengan alkohol 96 % selama 2 detik sampai zat warna larut, kemudian preparat
dicuci dengan air.
·
Preparat tersebut ditetesi
dengan zat warna pembanding air fuchsin selama 30 detik, lalu preparat dicuci dengan air.
·
Preparat
dikeringkan dan diatasnya diberi 1 tetes minyak imersi untuk menghindarkan
perbedaan indeks bias.
·
Preparat
diamati di bawah mikroskop.
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
hasil pengamatan praktikum Pewarnaan Gram kali ini, dilakukan pengamatan
bakteri Escherichia coli dan bakteri Streptococcus sp..
1. Escherichia coli
P: 1000x
Klasifikasi bakteri Escherichia coli
Phylum: Proteobacteria
Class: Gamma Proteobacteria
Order: Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Escherichia
Species: Escherichia coli
(T. Escherich, 1885)
|
P: 1000x
Klasifikasi
bakteri Streptococcus sp.:
Phylum:
Firmicutes
Class: Bacilli
Order: Lactobacillales
Family: Streptococcaceae
Genus: Streptococcus
Species: Streptococcus sp.
|
Foto dari hasil pengamatan memang kurang
baik, sehingga tidak terlihat jelas. Pada Escherischia
coli, hasil akhir menunjukkan warna bakteri ini merah kecoklatan. Hal ini
benar-benar membuktikan bahwa bakteri Escherischia
coli merupakan bakteri Gram positif. Bentuk Escherischia coli ini basil (batang). Pada saat pengamatan terlihat
ada bakteri Escherischia coli yang
terlihat berjajar 2, disebut juga diplobasil. Waktu pengamatan yang terbatas
merupakan salah satu hambatan keterbatasan pengamatan. Sedangkan pada Streptococcus sp. hasil
akhir menunjukkan warna bakteri ini ungu. Sehingga hal ini benar-benar
mennjukkan bahwa bakteri Streptococcus
sp.
merupakan bakteri Gram negatif. Pada hasil pengamatan bakteri Streptococcus sp., rangkaian antai
yang seharusnya terjadi pada bakteri Streptococcus sp. terpecah sehingga
yang terlihat di bawah mikroskop ialah seakan-akan bakteri ini diplococcus,
padahal bukan. Kemungkinan terbesarnya hal ini disebabkan penghapusan bakteri
oleh kawat inokulasi saat pembuatan preparat dan suspensi bakteri dalam tabung
reaksi mengalami guncangan kecil sehingga rantai yang seharusnya terbentuk
menjadi pecah dan membentuk bakteri yang rangkaiannya diplococcus bahkan hanya
coccus-coccus terpisah.
Untuk
zat pewarna yang digunakan pada praktikum kali ini, pewarna ppertama ialah
Karbol Gentian violet lalu ditambahkan lugol yang berfunsi sebagai zat pemantek
atau perekat warna kemudian zat pewarna air fuchsin. Sebenarnya untuk pewarnaan
menggunakan zat pewarna air fuchsin bisa saja diganti dengan zat pewarna lain,
asalkan zat pewarna yang kedua itu merupakan tandingan dari zat pewarna pertama.
Waktu saat pemberian zat warna, zat pemantek, juga alkohol sebagai zat pemudar
warn sebaiknya tidak kurang ataupun lebih dari waktu yang telah ditentukan.
Agar hasil bakteri baik.
Secara
pengklasifikaian bakteri berdasarkan teknik pewarnaan Gram, bakteri Escherischia coli termasuk ke dalam bakteri Gram negatif dan bakteri Streptococcus
sp. termasuk bakteri Gram positif.
Sebagai
perbandingan antara teknik pewarnaan tungggal dan teknik pewarnaan diferensial
(yaitu termasuk pewarnaan Gram), salah satu keuntungan yang didapat dari teknik
pewarnaan diferensial ini ialah dapat mengidentifikasikan bakteri tersebut ke
dalam golongan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
VII.
KESIMPULAN
·
Pewarnaan
diferensial membutuhkan lebih dari satu zat warna.
·
Bakteri
Escherischia coli termasuk ke dalam
bakteri Gram negatif
·
Bakteri Streptococcus
sp. termasuk bakteri Gram positif.
·
Keuntungan teknik
pewarnaan Gram ialah dapat mengidentifikasikan bakteri tersebut ke dalam
golongan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
·
Warna
ungu menunjukkan hasil bakteri Gram positif, sedangkan warna merah menunjukkan
hasil bakteri Gram negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar-
dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT
Penerbit Djambatan.
Jawetz, E., Joseph Melnick & Edward
Aldeberg.1996.Mikrobiologi Kedokteran,
diterjemahkan
oleh Edi Nugroho dan R. F Maulany.Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
Pelczar, M J.dan E.C.S Chan.1986.Dasar- dasar Mikrobiologi Jilid 1 Jakarta: UI Press.
Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Volk, W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh: Markham, M.sc.Jakarta: Erlangga.
0 Responses So Far:
Posting Komentar