Heroes Myspace Comments

Welcome to the Jungle

PRAPATAN SPS
Catatan Berkeliling Nusantara

pewarnaan spora 0

adhyws | Rabu, September 21, 2011 |


PEWARNAAN SPORA


I.                   PENDAHULAN
                  Teknik pewarnaan diferensial adalah teknik pewarnaan yang memperlihatkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini tidak hanya menggunakan satu jenis larutan zat pewarna, berbeda dengan teknik pewarnaan sederhana yang hanya menggunakan satu jenis zat pewarna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, diantaranya ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan flagel. Pada praktikum kali ini, digunakan  teknik pewarnaan spora. Secara umum, proses pewarnaan spora ialah: pertama-tama menyediakan pembenihan bakteri, lalu membuat suspensi bakteri dengan penambahan NaCl fisiologis, ditambahkan air fuchsin perbandingannya 1:1, campuran dipanaskan, preparat dibuat dari campuran tersebut, ditambah H2SO4, dan ditetesi methylen blue. Hasilnya spora berwarna merah dan badan vegetatif berwarna biru.

II.                MAKSUD DAN TUJUAN
            Adapun maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai berikut  :
·         Untuk memenuhi tugas praktikum mikrobiologi dasar.
·         Untuk mengenal dan mempelajari pewarnaan bakteri secara diferensial.
·         Untuk mengenal, mempelajari, dan mempraktekan pewarnaan gram spora.
·         Untuk mengetahui golongan bakteri pembentk spora
·         Untuk mengamati macam-macam letak spora pada bakteri.

III.             IDENTIFIKASI MASALAH
·         Bagaimana hasil pengamatan bakteri Bacillus subtilis dan Salmonella typhii menggunakan teknik pewarnaan spora?
·         Apa perbedaan teknik pewarnaan spora dengan teknik pewarnaan tahan asam?
·         Bakteri apa yang dapat membentuk spora?

IV.             TINJAUAN PUSTAKA
            Beberapa spesies bakteri membentuk spora, baik di dalam sel (endospora) maupun diluar sel (eksospora). Spora merupakan suatu tahap hidup bakteri dalam keadaan metabolisme tidak aktif atau dalam keadaan dorman, bila tiba waktunya yang tepat dapat mengadakan germinasi dan tubuh membentuk sel vegetatif kembali.
            Letak spora ada 3 macam: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-tengah sel;  terminal, yaitu letak spora ada diujung sel; sub terminal, yaitu letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel. Bakteri berspora dapat kehilangan kemampuan membentuk spora, keadaan tidak berspora ini dapat bersifat tetap dan dapat pula merupakan reaksi sementara terhadap lingkungan, sebab-sebab lainnnya belum diketahui. Medium pembiakkan mengandung ekstrak tanah umumnya dapat mengembalikan sifat-sifat semula. Dalam spora, sifat-sifat bakteri tetap. Spora dibentuk, jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan baginya misalnya, untuk pertahanan diri. Spora sangat tahan terhadap suhu tinggi dan desinfektan. Hal ini disebabkan karena dinding spora sangat kuat dan tersusun atas 3 lapisan, antara lain: intin (lapisan dalam), ektin (lapisan luar), dan lapisan lendir yang terlihat diantara intin dan ektin. Di dalam bentuk spora bakteri akan tahan lama tanpa makanan dan tidak melakukan pembiekan, jika lingkungan di luar telah membaik, maka dinding spora akan pecah dan bentuk vegetatif akan keluar dan bakteri akan aktif  kembali.
            Struktur yang khas bagi bakteri ialah endospora. Ciri utama endospora: dinding teal, sangat refraktil, dan dihasilkan satu untuk tiap sel bakteri Clostridium sp., Bacillus sp. , Sporosarcina sp., Thermoactinomyces sp., dan beberapa bakteri yang lainnya. Struktur, bentuk, dan letak endospora dalam sel vegetatif  beragam, hal itu bergantung pada spesies bakterinya. Kegiatan metabolisme spora sangat rendah, sehingga bertahan hidup sampai bertahun-tahun tanpa mendapatkan sumber makanan bertahun-tahun dari luar. Endospora biasanya dibentuk oleh sel yang tumbuh dalam medium pembiakan subur, tapi pada saat mendekati akhir pertumbuhan aktif.
            Endospora tidak tahan panas dan pengeringan, dan tidak mudah diberi pewarnaan. Untuk itu dilakukan spesialisasi pewarnaan pada spora. Pewarnaan diferensial lain selain pewarnaan Gram contohnya ialah pewarnaan spora.
            Proses secara umum pewarnaan spora: pembenihan bakteri, lalu membuat suspensi bakteri dengan penambahan NaCl fisiologis, ditambahkan air fuchsin perbandingannya 1:1, campuran dipanaskan, preparat dibuat dari campuran tersebut, ditambah H2SO4, dan ditetesi methylen blue. Hasilnya spora berwarna merah dan badan vegetatif berwarna biru.


V.                      ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR PERCOBAAN
5.1.        Alat dan Bahan Percobaan
v  Alat
·               Aquades
·               Bak pewarnaan
·               Batang Ose
·               Kapas
·               Kertas saring
·               Korek api
·               Mikroskop cahaya
·               Object glass
·               Pembakar Spiritus
·               Pipet Tetes
·               Tabung Reaksi
·               Tissue

v  Bahan
·               Air fuchsin
·               Alkohol 70 %
·               Air atau aquades
·               H2SO4 1%
·               NaCl fisiologis
·               Methylen blue
·               Minyak Imersi
·               Suspensi bakteri Escherichia coli.
·               Suspensi bakteri Streptococcus sp.
·               Xylol



5.2.      Prosedur Percobaan
Prosedur Percobaan Pewarnaan Spora
·               Menyediakan pembenihan bakteri umur 48-72 jam Menyediakan pembenihan bakteri umur 48-72 jam
·               Membuat suspensi bakteri dengan penambaha NaCl fisiologis.
·               Menambahkan suspensi karbol fuchsin dnan perbandingan 1:1.
·               Memanaskan campuran di penangas air dengan suhu 80o C.
·               Object glass dibersihkan dengan alkohol 70% sampai bersih agar terbebas dari lemak.
·               Object glass dipanaskan diatas pembakar spirtitus.
·               Kawat ose dipijarkan diatas pembakar spirtitus lalu didinginkan.
·               Kawat ose dicelupkan ke dalam suspensi bakeri..
·               Bakteri di batang kawat ose digoreskan pada kaca preparat.
·               Preparat dikeringkan di atas hawa hangat api kemudian stelah kering difiksasi di atas nyala api sebanyak 3 kali.
·               Preparat didinginkan beberapa detik.
·               Preparat ditetesi H2SO4 1% selama 2 detik, dicuci dengan air
·               Preparaat ditetesi methylen blue, 5 menit
·               Zat pewarna yang berlebih dibuang lalu dicuci dengan air.
·               Preparat dikeringkan dan diatasnya diberi 1 tetes minyak imersi untuk menghindarkan perbedaan indeks bias.
·               Preparat diamati di bawah mikroskop.


VI.             HASIL DAN PEMBAHASAN
            Pada hasil pengamatan praktikum Pewarnaan Spora kali ini, digunakan suspensi dari bakteri Salmonella typhii  dan Bacillus subtilis. Suspensi bakteri ini telah disiapkan sebelumnya. Pada saat pembuatan preparat sama halnya dengan pewarnaan Gram waktu yang ditentukan untuk penetesan zat warna dan H2SO4 sebaiknya tidak lebih ataupun kurang dari waktu yang telah ditentukan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil preparat saat dilihat dbawah mikroskop.
            Perbedaan Pewarnaan tahan asam dan Pewarnaan spora ialah pada pewarnaan tahan asam bertujuan untuk melunturkan pewarnaan bakteri yang tahan asam. Sedangkan pewarnaan spora bertjuan untuk mewarnai spora pada bakteri yang dapat membentuk spora.
            Berdasarkan pengamatan, yang terlihat ialah bakteri Bacillus subtilis dengan spora yang terminal, yaitu letak spora ada diujung sel. Sebenarnya jenis letak spora ada 3 buah: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-tengah sel;  terminal, yaitu letak spora ada diujung sel; sub terminal, yaitu letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel. Akan tetapi pada pengamatan ini hanya ada spora terminalis.Warna sporanya merah sedangkan dan warna badan vegetatif adalah ungu. Pada hasil pengamatan juga tidak terlihat adanya spora pada bakteri Salmonella typhii , hal itu dikarenakan  bakteri Salmonella typhii tidak memiliki spora dan bakteri ini tergolong bakteri non-spora atau bakteri yang tidak dapat menghasilkan spora. Lain halnya dengan bakteri Bacillus subtilis yang merupakan dari famili Bacillaceae. Bakteri yang dapat menghasilkan spora diantaranya ialah bakteri berasal dari famili Bacillaceae, genus Bacillus, Clostridium, dan Sporosarcina.
            Klasifikasi bakteri Bacillus subtilis  adalah:
Kingdom: Eubacteria
Phylum: Firmicutes
Class: Bacilli
Order: Bacillales
Family: Bacillaceae
Genus: Bacillus
Species: Bacillus subtilis  
(Ehrenberg, 1835)
Cohn, 1872
            Sedangkan klasifikasi bakteri Salmonella typhii  adalah:
Kingdom: Bacteria
Genus: Salmonella
Species: Salmonella typhii












Gambar 6.1 Spora terminal bakteri Bacillus subtilis  
Gambar 6.2. Salmonella typhii

VII.          KESIMPULAN
  • Letak spora ada 3 macam: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-tengah sel;  terminal, yaitu letak spora ada diujung sel; sub terminal, yaitu letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel.
  • Dinding spora tersusun atas 3 lapisan, antara lain: intin (lapisan dalam), ektin (lapisan luar), dan lapisan lendir yang terlihat diantara intin dan ektin.
  • Bakteri Bacillus subtilis  merupakan bakteri yang dapat membentuk spora.
  • Bakteri Salmonella typhii  merupakan bakteri yang tidak dapat membentuk spora.
  • Spora berwarna merah dan badan vegetatif berwarna ungu.
  • Bakteri yang dapat menghasilkan spora diantaranya ialah bakteri berasal dari famili Bacillaceae, genus Bacillus, Clostridium, dan Sporosarcina.
  • Perbedaan Pewarnaan tahan asam dan Pewarnaan spora ialah pada pewarnaan tahan asam bertujuan untuk melunturkan pewarnaan bakteri yang tahan asam. Sedangkan pewarnaan spora bertjuan untuk mewarnai spora pada bakteri yang dapat membentuk spora.



DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.
Jawetz, E., Joseph Melnick&Edward Aldeberg.1996. Mikrobiologi Kedokteran,     diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan R. F Maulany.Jakarta: Penerbit Buku      kedokteran EGC.
Pelczar, M J.dan E.C.S Chan.1986.Dasar- dasar Mikrobiologi Jilid 1 Jakarta: UI   Press.
Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor:FMIPA UNPAD.
Volk, W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh:             Markham, M.sc.Jakarta: Erlangga.




0 Responses So Far:

 
Prapatan SPS Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS