I.
TUJUAN
Untuk mengetahui sifat-sifat pertumbuhan, mempelajari
sifat-sifat fisiologis dan biokimia pada bakteri dan jamur (biakan). Serta
untuk mengtehui tata cara dan bentuk-bentuk media biakan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk menumbuhkan dan mengembang-biakan mikroba, diperlukan
suatu substrat yang disebut media. Sedang, media itu sendiri sebelum
dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhkan mikroba lain
yang tidak diharapkan. Secara umum, media dipergunakan karena tiga alasan yaitu
untuk menumbuhkan dan memelihara bakteri biakan, untuk mempelajari aktivitas
mikroorganisme di dalam suatu media yang mengandung zat tertentu, serta untuk
mengetahui hasil produksi dari suatu mikroorganisme terhadap satu zat spesifik atau
kombinasi dari zat-zat (Sarles, 1956).
Selama tahun 1870-an, Robert Koch (1843-1910) dan
peneliti-peneliti lain di laboratoriumnya membuktikan bahwa jasad renik
tertentu menyebabkan timbulnya penyakit tertentu pula dan hal ini telah
menuntun kepada ditetapkannya criteria yang dapat mendasari ditariknya
kesimpulan semacam itu. Kriteria ini, dikenal dengan Postulat Koch, menjadi garis penunjuk dan tetap sampai kini dipakai
dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik tertentu.
Postulat Koch itu adalah
1.
Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit
tertentu.
2.
Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di
laboratorium.
3.
Biakan murni mikroorganisme tersebut akan menimbulkan penyakit itu bila
disuntikan
pada
hewan yang rentan (suseptibel).
4.
Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali
mikroorganisme yang disuntikan itu dari hewan
yang sengaja diinfeksikan dalam
percobaan.
Sesuai
dengan postulat Koch, maka untuk penetapan jenis bakteri penyebab suatu
penyakit harus ditemukan secara murni, diselidiki sifat-sifat bakterinya untuk
dideterminasi dan bila diperlukan dapat ditemukan keganasannya.
Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti kentang,
daging, dll) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembang-biakan mikroba
dinamakan media.
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam
media, diperlukan persyaratan tertentu, yaitu :
-
Bahwa di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembang-biakan mikroba
-
Bahwa media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba
-
Bahwa media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum
ditanam mikroba yang dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak
diharapkan.
Bentuk,
susunan, dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media, presentase
campuran dan tujuan penggunaan.
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti
agar-agar, gelatine, dan sebagainya maka bentuk media dikenal tiga jenis:
a. Media padat, media
ini dapat berbentuk media tegak, miring, atau lempeng. Umumnya dipergunakan
untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalgae
b.Media cair, yang mempunyai
bentuk sesuai dengan tempat yang digunakan. Biasanya untuk pembiakan
mikroalgae, tetapi ada juga untuk mikroba lain terutama bakteri dan ragi
c. Media setengah
padat, yang pada umumnya berbentuk media tegak. Media ini umumnya diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba yang hanya memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik
atau fakultatif.
Bakteri dapat dibiakan dalam media mati, sedangkan virus
hanya dapat dibiakan dalam media hidup (memerlukan adanya sel-sel hidup). Media
pembiakan mati adalah media yang dibuat berupa :
-
Medium nutrien, yaitu medium yang sangat kaya dengan zat-zat
makanan, umumnya semua bakteri dapat tumbuh. Misalnya buylon, darah, dan agar
darah.
-
Medium eksklusif, yaitu medium yang memungkinkan hidup bagi
jenis bakteri tertentu saja. Caranya adalah dengan menaikan atau menurunkan Ph.
-
Medium selektif, yaitu medium yang mengandung zat-zat
tertentu yang oleh bakteri tertentu akan diuraikan atau diubah menjadi zat
lain.
-
Medium diperkaya, yaitu medium yang mengandung zat-zat
tertentu yang dapat menghambat atau mematikan bakteri lain yang tidak dicari.
Sedangkan bakteri yang dicari akan hidup subur. Misalnya Tetrahionat Breelian
Green, medium ini disebut juga sebagai medium persemaian.
Sedangkan
media pembiakan hidup adalah:
-
Binatang-binatang percobaan,
misalnya marmot, tikus, kelinci, dan lain-lain
-
Tissue culture (media/kultur jaringan hidup)
-
Embryonated egg (telur bertunas)
Sesuai dengan fungsi fisiologis dari masing-masing komponen (unsur/hara)
yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada semua jenis mempunyai
kesamaan isi, yaitu :
-
Kandungan air
-
Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino dan
senyawa lain yang
mengandung nitrogen
-
Kandungan sumber energi/unsur C, baik yang berasal dari
karbohidrat, lemak, protein,
ataupun senyawa-senyawa lain
-
Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
Berdasarkan
persyaratan tersebut, susunan media dapat berbentuk :
a.
Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami
seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian, dan lain sebagainya.
b.
Media sintesis atau media sintetik, yaitu media yang disusun
oleh senyawa kimia. Medium ini mengandung zat yang telah diketahui kadar di
dalamnya.
c.
Media semi sintesis, yaitu media yang tersusun oleh
campuran-campuran bahan alami dan bahan sintesis tetapi tidak diketahui dengan
pasti kadar yang ada di dalamnya.
d.
Media non sintetik, medium ini hanya terdiri dari satu macam
zat kimia.
III. METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
Glukosa
-
tabung reaksi
-
tabung Durham
-
pipet tetes
-
1 gr gula
-
100 cc air pepton
-
0,02% fenol red
Laktosa
-
tabung reaksi
-
tabung Durham
-
pipet tetes
-
1 gr gula
-
100 cc air peptone
-
0,02% fenol red
Mannosa
-
tabung reaksi
-
Erlenmeyer
-
Tabung Durham
-
Pipet tetes
-
0,75 gr mannosa
-
75 ml air pepton
-
fenol red
-
KOH
Maltosa
-
tabung reaksi
-
tabung Durham
-
pipet tetes
-
1 gr gula
-
100 cc air peptone
-
0,02% fenol red
Sakarosa
-
18 tabung reaksi
-
18 tabung Durham
-
18 sumbat tabung
-
erlenmeyer
-
pipet tetes
-
spatula
-
0,75 gr sakarosa
-
75 ml air pepton
-
fenol red + NaOH
Semi Solid
-
4 gr agar
-
5 gr NaCl
-
5 gr baktopepton
-
1 L aquades
Simon Citrat
-
tabung reaksi 22 buah
-
erlenmeyer
-
sumbat tabung
-
rak tabung
-
batang pengaduk
-
Simon Citrat
-
agar
-
aquades 100 ml
Air Pepton
-
tabung reaksi
-
pipet tetes
-
gelas ukur 250 ml
-
erlenmeyer 1000 ml
-
6 gr pepton
-
3 gr NaCl
-
600 ml air
Urea 100 ml
-
labu erlenmeyer
-
tabung reaksi
-
tabung Durham
-
pipet tetes
-
gelas ukur
-
0,1 gr sukrosa
-
0,1 gr pepton
-
0,5 gr NaCl
-
0,2 gr KH2PO4
-
fenol red
-
2 gr agar
-
100 ml aquades
Voges Proskauer (VP)
-
18 buah tabung reaksi
-
erlenmeyer 150 ml
-
sumbat tabung
-
0,375 gram baktopepton
-
0,375 gram glukosa
-
0,375 gram KH2PO4
-
75 ml aquades
Methyl Red (MR)
-
18 buah tabung reaksi
-
erlenmeyer + sumbat
-
0,5 gr baktopepton
-
0,5 gr glukosa
-
0,5 gr K2HPO4
-
100 ml aquades
TSIA
-
tabung reaksi + sumbat
-
labu erlenmeyer
-
volum pipet
-
batang pengaduk
-
beaker glass
-
penangas air
-
2 gr pepton
-
0,3 gr beef extract
-
0,5 gr NaCl
-
2% agar-agar
-
100 ml aquades
-
NaOH 1N 12 cc/lt
-
fenol red
-
0,1 gr glukosa
-
0,1 gr laktosa
-
0,1 gr glukosa
-
0,1 gr laktosa
-
0,1 gr sakarosa
-
20 mg Ferri Amonium sulfat
-
1 ml Na Thiosulfat 2%
Urea 40 % dalam 50
ml
-
labu erlenmeyer + sumbat
-
20 gr urea
-
50 ml aquades
Laktosa Broth 1,5 L
-
tabung reaksi
-
tabung Durham
-
pipet tetes
-
15 gr laktosa
-
1500 ml air pepton
-
beberapa tetes fenol red
Eschercia coli medium
-
medium E.C. 37 gr
-
aquades 1 lt
Breeliant Green
-
medium BG 22 gr
-
aquades 1 lt
III.2 Tata Kerja
Glukosa
Air pepton dimasukan ke dalam erlenmeyer . Lalu gula
dimasukan (diaduk dengan batang pengaduk). Fenol red ditambahkan. Larutan
tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi, tabung Durham juga dimasukan dalam keadaan terbalik.
Tidak ada udara pada tabung Durham.
Tabung agak dimiringkan untuk menghilangkan gelembung udara dalam tabung Durham. Masing-masing
tabung reaksi ditutup dengan menggunakan sumbat tabung. Setelah itu, semua
tabung tersebut dibungkus dengan kertas lalu dimasukan ke dalam otoklaf.
Laktosa
Air pepton dimasukan ke dalam erlenmeyer . Lalu gula
dimasukan (diaduk dengan batang pengaduk). Fenol red ditambahkan. Larutan
tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi, tabung Durham juga dimasukan dalam keadaan terbalik.
Tidak ada udara pada tabung Durham.
Tabung agak dimiringkan untuk menghilangkan gelembung udara dalam tabung Durham. Masing-masing
tabung reaksi ditutup dengan menggunakan sumbat tabung. Setelah itu, semua
tabung tersebut dibungkus dengan kertas lalu dimasukan ke dalam otoklaf.
Mannosa
Mannosa dan air pepton dilarutkan. Lalu ditambahkan fenol red
dan KOH. Tabung Durham dimasukan dalam tabung reaksi dan diusahakan tidak ada
udara. Larutan dari erlenmeyer dimasukan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi
ditutup dengan menggunakan sumbat tabung. Lalu dibungkus dengan kertas koran
dan dimasukan ke dalam otoklaf.
Maltosa
Air pepton dimasukan ke dalam erlenmeyer . Lalu gula
dimasukan (diaduk dengan batang pengaduk). Fenol red ditambahkan. Larutan
tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi, tabung Durham juga dimasukan dalam keadaan terbalik.
Tidak ada udara pada tabung Durham.
Tabung agak dimiringkan untuk menghilangkan gelembung udara dalam tabung Durham. Masing-masing
tabung reaksi ditutup dengan menggunakan sumbat tabung. Setelah itu, semua
tabung tersebut dibungkus dengan kertas lalu dimasukan ke dalam otoklaf.
Sakarosa
75 ml air pepton dimasukan ke dalam erlenmeyer. Lalu 0,75 gr
sakarosa dimasukan dan diaduk hingga rata. Ditambahkan ke dalam larutan
tersebut, fenol red serta NaOH sampai warnyanya merah. Larutan dari erlenmeyer
dimasukan ke dalam tabung reaksi secukupnya, kemudian tabung Durham dimasukan ke dalam tabung reaksi yang
sudah terisi. Tabung agak dimiringkan untuk menghilangkan gelembung udara dalam
tabung Durham.
Masing-masing tabung reaksi ditutup dengan menggunakan sumbat tabung. Setelah
itu, semua tabung tersebut dibungkus dengan kertas lalu dimasukan ke dalam otoklaf.
Semi
Solid
Agar,
NaCl, baktopepton, aquades dicampurkan. Lalu larutan tersebut dipanaskan.
Simon
Citrat
Simon Citrat, agar, dan 100 ml aqudes dicampur. Lalu diaduk
dan dipanaskan dalam air mendidih sampai larutan tersebut homogen. Bila sudah
panas, maka larutan tersebut dapat dituangkan ke dalam tabung reaksi seperempat
sampai setengah dari tinggi tabung. Lalu ditutup dengan sumbat tabung. Tabung
tersebut dimiringkan sebelum agar mengeras. Bila sudah mengeras, dibungkus
dengan koran dalam keadaan tegak dan disimpan dalam otoklaf pada suhu 120ºC selama 20 menit pada tekanan 1 atm, pH ditentukan 6,8 –
7,2.
Air
pepton
Semua zat dipanaskan dalam erlenmeyer sampai larut, bila
perlu disaring. Setelah larut, larutan tersebut dipindahkan ke dalam tabung
reaksi. pH ditentukan 6,8 – 7,2 kemudian disterilkan dalam otoklaf 120ºC selama 20 menit pada tekanan 1 atm
Urea
100 ml
Labu erlenmeyer disiapkan dan diisi dengan aquades 100 ml
yang sudah diukur dengan gelas ukur. Bahan-bahan kecuali fenol red dimasukan.
Larutan tersebut dikocok hingga homogen. Fenol red dimasukan seperlunya sampai
warna larutan pink kemerahan. Labu erlenmeyer disumbat lalu dibungkus dengan
kertas koran. Disterilisasi dengan menggunakan otoklaf. Lalu dipindahkan ke tabung reaksi.
Voges
Proskauer (VP)
Semua bahan ditimbang dan dimasukan ke dalam erlenmeyer dan
dipanaskan sampai larut. pH ditentukan 7,0 – 7,2. Larutan disaring dan
dimasukan dalam tabung-tabung reaksi. Bagian atas tabung disumbat, lalu
dibungkus dengan kertas alumunium foil atau dengan kertas koran pada keadaan
tegak agar tidak tumpah. Kemudian disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada
110ºC selama 10-15 menit pada tekanan 1 atm.
Methyl
Red (MR)
Semua bahan ditimbang dan dimasukan ke dalam erlenmeyer dan
dipanaskan sampai larut. pH ditentukan 7,0 – 7,2. Larutan disaring dan
dimasukan dalam tabung-tabung reaksi. Bagian atas tabung disumbat, lalu
dibungkus dengan kertas alumunium foil atau dengan kertas koran pada keadaan
tegak agar tidak tumpah. Kemudian disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada
110ºC selama 10-15 menit pada tekanan 1 atm.
TSIA
Labu erlenmeyer disiapkan. Semua bahan kecuali fenol red dan
beef extract dimasukan. Larutan diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen. Sebelum
dipanaskan, fenol red dan beef extract dimasukan ke dalam larutan. Larutan
dipanaskan sampai berubah warnanya menjadi coklat muda. Larutan dimasukan ke
dalam tabung reaksi dengan posisi tabung miring, Lalu didiamkan hingga dingin.
Setelah dingin, tabung reaksi disumbat dan dibungkus dengan kertas pembungkus
atau kertas koran. Larutan disimpan di otoklaf.
Urea
40%
Urea dan aquades dicampurkan hingga homogen. Lalu erlenmeyer
ditutup dengan sumbat dan alumunium foil dan dibungkus dengan kertas koran.
Terakhir, disterilkan di otoklaf.
Laktosa
Broth
Air pepton dimasukan ke dalam erlenmeyer . Lalu gula
dimasukan (diaduk dengan batang pengaduk). Fenol red ditambahkan. Larutan
tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi, tabung Durham juga dimasukan dalam keadaan terbalik.
Tidak udara pada tabung Durham.
E.C.
Medium
E.C. medium dan 1 L aquades dimasukan ke dalam erlenmeyer.
Dipanaskan sampai larut. Larutan tersebut dimasukan ke dalam tabung reaksi yang
sudah berisi tabung Durham.
Tabung-tabung tersebut disumbat dan dibungkus dengan kertas koran. Lalu
disimpan di otoklaf.
Breeliant
Green
Semua bahan ditimbang lalu dicampurkan hingga homogen. Lalu
dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Tabung-tabung tersebut disumbat lalu
dibungkus dengan menggunakan kertas koran. Lalu disimpan di otoklaf.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Percobaan ini
dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 Oktober 2004.
Untuk teknik pembuatan media dengan mempergunakan glukosa,
laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa, dan laktosa broth disebut juga dengan
media gula-gula. Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah mikroba yang dihadapi dapat atau tidak
menguraikan jenis gula yang diberikan. Bila dapat, apakah dapat membentuk gas
atau tidak. Untuk medium ini dipakai air pepton, jenis gula tertentu 1%, dan
indikator (fenol red) yang berguna untuk melihat ada atau tidaknya pembentukan
asam. Sebelum ditanami oleh bakteri medium tersebut berwarna merah. Apabila sudah ditanami atau
terbentuk asam maka akan berwarna kuning. Hal ini terbukti dari seluruh hasil
yang diperoleh praktikan, media tersebut masih steril karena berwarna merah.
Selain itu juga, dipergunakan tabung Durham
untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula
dalam medium. Tabung Durham diletakan terbalik di dalam tabung gula sehingga
gas yang terbentuk akan tertampung di dalam tabung tersebut. Sebelum dipakai,
media gula-gula ini harus selalu diperiksa apakah masih steril atau tidak. Bila
telah keruh atau kuning berarti media tidak dapat dipergunakan lagi. Sifat
penguraian terhadap gula dari setiap mikroba adalah berlainan, dengan demikian
hasil penguraian (reaksi) ini dapat dipakai untuk determinasi suatu jenis
bakteri sehingga dapat ditentukan spesiesnya.
Media Methyl Red berguna untuk mengetahui adanya pembentukan
asam dengan pH dibawah 4. Methyl Red adalah suatu indikator yang akan
menunjukan warna merah bila pH dibawah 4. Media ini digunakan untuk pemeriksaan
bakteri Coli. Bakteri Coli sangat penting pada pemeriksaan air
minum dan harus dapat dibedakan terhadap Aerobacter
aerogenes (Aa). Methyl merah ini juga berguna untuk pengidentifikasian
bakteri gram negatif, tidak berspora, dan biasanya berbentuk tangkai, serta
beberapa spesies dari kelompok Bacillus.
Dari hasil yang praktikan peroleh, Methyl red memiliki warna yang keruh.
Pada media Voges Proskaur akan diselidiki apakah bakteri yang akan ditanami nanti dapat
membentuk Acethyl methyl carbinol
atau tidak. Media VP ini juga memiliki fungsi yang sama dengan media MR yaitu
dapat mengidentifikasi bakteri gram negatif, tidak berspora, dan biasanya
berbentuk tangkai, serta beberapa spesies dari golongan Bacillus. Hasil yang diperoleh praktikan, media VG ini berwarna
kuning.
Hasil yang praktikan peroleh dari pembuatan media Simon
Citrat (SC) adalah media tersebut berwarna hijau. Medium ini juga digunakan
untuk Differential Diagnose (DD), antara bakteri Coli dan Aerobacter aerogenes.
Aerobacter aerogenes dapat hidup dengan
citrat sebagai sumber C. Maka mono amonium fosfat akan digunakan sampai
terurai, dari penguraian ini diantaranya adalah dihasilkan NH3. NH3
ini akan mengakibatkan suasan alkalis dan timbul warna biru tua terang.
Medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan bila bereaksi positif, maka akan
berubah menjadi biru tua terang. Bila reaksinya negatif, maka medium akan tetap
berwarna hijau kebiruan.
Mungkin genus Proteus merupakan salah satu yang terkenal dari
kelompok gram negatif yang berbentuk tangkai karena kemampuannya memproduksi
enzym urea dalam jumlah besar. Berikut adalah hydrolisis urea menjadi NH3
:
Karena
produksi NH3 menaikan pH dari medium, maka akitivitas dari urea itu
sendiri dapat dideteksi dari perubahan warna, indikator fenol merah menjadi
ungu. Karena pada percobaan ini praktikan belum mempergunakan bakteri untuk
ditanam, jadi yang diperoleh praktikan hanya dalam bentuk media steril yang
berwarna merah.
Untuk
hasill-hasil dari media yng lain, diperoleh :
-
Media semi solid berwarna kuning bening
-
Media air pepton berwarna coklat keruh
- Media TSIA berwarna coklat
-
Media E.C. berwarna coklat
-
Media Breeliant Green berwarna hijau pekat
-
Media urea 40% berwarna bening dan dingin (eksoterm,
mengeluarkan panas)
DAFTAR PUSTAKA
INDARWATI, IDA.,
RATU SAFITRI, MIA MIRANTI. 2002. Praktikum Mikrobiologi Dasar
PELCZAR, M.J. dan
E.C.S CHAN. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi I.
Jakarta: UI
Press
SARLES, WILLIAM
BOWEN., WILLIAM CARROL FRAIZER, JOE BRANSFORD WILSON,
STANLEY GLENN KNIGHT.
1956. Microbiology General and Applied Second Edition. New York: Harper and Brothers
SURIAWIRIA, UNUS
Drs.1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung:
Penerbit Angkasa
VAN DENMARK, PAUL
J., HARRY W. SEELEY JR.1971. Microbes in Action a Laboratory
Manual
of Microbiology Second Edition. USA:
W.H. Freeman and Company
0 Responses So Far:
Posting Komentar